[Beberapa bulan sebelum pernikahan]
Seoul, Korea Selatan.
"Temanya anak sekolah, ya? Nanti kita memakai seragam sekolah yang lucu warnanya. Bagaimana?"
Kuanlin bertanya pada Jihoon yang tengah sibuk membuka halaman demi halaman dari buku katalog milik wedding organizer yang jasanya hendak mereka gunakan. Sang calon pendamping hidupnya itu sejak tadi tengah sibuk mencari inspirasi tentang konsep foto pranikah yang hendak mereka lakukan. Kuanlin sudah memikirkan konsepnya sejak kemarin-kemarin, sedangkan Jihoon, dia terlalu sibuk untuk memikirkan hal itu, kendati, dia sudah punya suatu keinginan yang terbesit di dalam benaknya.
Jihoon mendelik kala dia mendengar usulan Kuanlin, menatap Kuanlin yang tengah menatapnya dengan tatapan memohon, dengan lesung pipit yang terlukis di wajahnya. Menambah tingkat rupawan yang dimiliki oleh lelaki berkemeja biru tua itu.
"Superhero saja, aku mau jadi Batman."
"Mana ada foto pernikahan temanya pahlawan kebajikan?!"
"Kalau tidak ada, kita buat sendiri saja! Supaya berbeda dengan orang lain! Konsep kita yang paling beda! Tidak ada yang menyamakan!" Jihoon menutup buku yang tengah dipegangnya. Menatap Kuanlin dengan tatapan sebal.
"Astaga- kalau kau jadi Batman, aku jadi siapa?!"
"Wonder woman," jawab Jihoon cuai.
"Ya! Yang benar saja! Aku tidak mau! Pokoknya, tema foto pernikahan kita seragam sekolah! Jangan ngawur! Yang benar-benar saja!" Kuanlin berseru.
Jihoon mengerucutkan bibirnya, kecewa dengan perkataan Kuanlin. "Aku mau jadi Batman! Pokoknya aku mau jadi Batman! Kalau aku tak jadi Batman, kita tidak jadi menikah! Titik!"
Kuanlin membulatkan matanya, terhenyak dia dibuatnya. "Ya! Astaga! Sayangku! Tapi ini foto pra pernikahan! Bagaimana bisa kau menjadi Batman dan aku menjadi Wonder Woman —apalah itu! Itu akan dipajang di depan ruang pernikahan kita, sayaang! Semua orang akan melihat foto itu ketika mereka baru saja masuk ke dalam ruangan!"
Jihoon menghentakkan kakinya. "Pokoknya, aku mau jadi Batman! Kalau tidak, kita tak jadi menikah! Terserah kau! Pilih yang mana?!"
Kuanlin mengacak rambutnya frustasi. Tingkat stressnya semakin meningkat mendekati hari pernikahan keduanya. "Oke, begini saja. Besok malam, kau menginap di rumahku. Aku belikan kostum Batman, selengkap-lengkapnya. Kau bebas menjadi Batman untuk semalam! Lalu untuk foto pra pernikahan kita, kita pakai konsep sekolah! Jangan pakai konsep superhero!"
Jihoon menggembungkan pipinya, lucu. "Kau janji, aku jadi Batman, ya?"
Kuanlin mengangguk. "Iya. Kau jadi Batman."
"Kau jadi yang kutolong, ya? Aku akan menggendongmu kemana-mana."
"Ya! Astaga ini sangat memalukan! Aish— baiklah, iya. Yang penting, kita menikah. Oke?"
"Oke!"
🌺🌺🌺
"Yaa! Yaa! Turunkan aku! Kau gila, ya?!"
"Sst, diamlah. Aku sedang terbang!"
"Terbang darimananya, bodoh?! Turunkan aku! Kau gila, ya?! Turunkan aku, sayang! Astaga -Park Jihoon!"
Dia memekik kencang kala merasakan tubuhnya melayang, diangkat oleh sang calon pendamping hidup. Pusing kepalanya, pening dibuatnya. Sejak tadi dia dibawa keliling kondominiumnya yang luasnya hampir menyerupai lapangan sepak bola itu oleh Jihoon yang kini tengah memakai kostum Batman, seperti yang dia minta kemarin. Dan Kuanlin tak bisa melakukan apapun selain pasrah terhadap apa yang tengah dilakukan oleh Jihoon. Jika dia tidak diam, maka Jihoon akan mengancam membatalkan pernikahan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
amore ; panwink✔
Fanfiction🌺𝙘𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙🌺 ❝𝐚𝐥𝐥 𝐲𝐨𝐮 𝐧𝐞𝐞𝐝 𝐢𝐬 𝐥𝐨𝐯𝐞❞ ㅡ 𝘓𝘢𝘪 𝘒𝘶𝘢𝘯𝘭𝘪𝘯 ❝𝐭𝐡𝐞𝐧, 𝐰𝐨𝐮𝐥𝐝 𝐲𝐨𝐮 𝐭𝐞𝐚𝐜𝐡 𝐦𝐞 𝐰𝐡𝐚𝐭 𝐢𝐬 𝐥𝐨𝐯𝐞?❞ ㅡ 𝘗𝘢𝘳𝘬 𝘑𝘪𝘩𝘰𝘰𝘯 Lai Kuanlin, seorang Direktur Utama Perusahaan Perbankan terbesar di...