Bab 28 : Frabjous

1.1K 221 91
                                    

"Kupikir kau kekasihnya? Kenapa kau tidak paham jika dia harus bekerja sekarang?"

Kuanlin membulatkan matanya begitu dia mendengar ucapan lelaki berkemeja putih yang menahan tangan Jihoon sekarang. Dia mengalihkan atensinya, dari Jihoon ke lelaki yang tak dia ingat namanya. Menyimpan tangannya di saku celana, menatap lelaki itu dari atas sampai bawah.

"Apa urusanmu?"

"Segalanya yang berkaitan dengan Jihoon tentu urusanku. Termasuk jika dia mempunyai seorang kekasih yang abusive", si kemeja putih menatap Kuanlin dengan tatapan yang sama tajamnya.

"Huh? What? You call me abusive?" Kuanlin tertawa meremehkan.

Dia maju satu langkah, semakin mempersempit jaraknya dengan si kemeja putih yang masih mempertahankan ekspresinya. Datar. Dengan tatapan tajam yang bisa diibaratkan sebagai belati yang menghujam.

"Watch your words, kid. I'm not an abusive person".

"Not abusive, you said? Forcing him to go to your car by shouting, you say it is not abusive?! Then, prove me that you are not abusive for Jihoon!"

Kuanlin berdecak. Dia sedikit tidak percaya dengan apa yang baru keluar dari mulut lelaki berkemeja. Buktikan, katanya? Bagaimana cara dia membuktikannya dalam sekejap? Dan, apa itu? Dia tahu darimana jika Kuanlin pernah menarik Jihoon ke mobilnya —secara paksa?

"What did you know? You know nothing about us!"

Jihoon jengah.

"BERISIIIK! JANGAN BERKELAHI DI SINI!"

Dia memaksa untuk berdiri di antara Minhyun dan Kuanlin yang masih beradu mulut. Mendorong tubuh keduanya dengan kedua tangannya. Sungguh, dia dongkol! Dua orang lelaki itu mengganggu ketertiban sambil bicara bahasa yang tidak dia mengerti!

Minhyun tertegun. Dia menarik nafasnya, berusaha untuk menenangkan perasaannya sendiri. Sedangkan Kuanlin, nafasnya memburu. Dia menatap Jihoon yang sedang menatap keduanya secara bergiliran.

"Kalau mau bertengkar, pergi ke luar! Jangan di sini! Dan kau, Lai Kuanlin! Jaga bicaramu! Aku tidak paham kau bicara apa, tapi pasti yang keluar dari mulutmu adalah hal yang negatif! Dia seniorku! Jangan cemburu!"

Minhyun dan Kuanlin sama-sama tertegun begitu mendengar ucapan Jihoon yang kini bersidekap. Cemburu, katanya?!

Kuanlin ingin tertawa, sungguh. Apakah Jihoon masih tetap memainkan perannya meski dia tidak tahu apa yang menjadi topik perdebatan antara mereka berdua?

"Okay, okay. I wont be jealous anymore, baby", ucap Kuanlin, menahan tawanya.

"Kau bicara apa?"

Jihoon menatap Kuanlin, menggerakkan bibirnya —mengeluarkan suara dengan pelan. Tidak ingin Minhyun mengetahui, sepertinya. Hal itu semakin membuat Kuanlin ingin tergelak.

"Ah, masa bodoh! Kalian berdua, ayo berbaikan!" Jihoon menarik paksa tangan Kuanlin, kemudian dengan lembut dia menarik tangan Minhyun.

Memaksa keduanya untuk berjabat tangan. Berbaikan, katanya. Sungguh, seperti anak kecil saja.

"Minta maaf kau!" hardik Jihoon pada Kuanlin.

Kuanlin berdecak, memutar matanya sekilas sebelum dia mengucapkan kata maaf pada Minhyun.

"Minhyun sunbaenim, maafkan dia, ya? Dia memang gila", Jihoon menyunggingkan sebuah senyuman, membuat Kuanlin menatapnya dongkol.

Sebuah inkonsistensi. Tadi dia bicara dengan kasar padaku, dan kini dia bicara dengan amat sangat lembut pada lelaki yang tidak jelas datangnya dari mana ini?! —batin Kuanlin, kesal.

amore ; panwink✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang