Kelas khusus sedang merasa krisis, setiap tahun ajaran baru mereka akan disuruh atau lebih tepatnya dipaksa untuk mendampingi anak pemilik sekolah yang super bebal agar mendapatkan nilai yang lebih baik.
"Kita semua pernah melakukannya 'kan?" ujar perempuan berambut indigo, mata lavendernya menatap satu demi satu orang yang mengelilinginya, ya mereka semua pernah melakukannya kecuali laki-laki anti sosial yang selalu mendapat nilai nyaris sempurna itu, laki-laki yang duduk dibelakang dan tak pernah mengeluarkan kata jika diajak bicara, dia akan membuka mulut jika sedang menjelaskan sesuatu tentang pelajaran saja, selebihnya jangan berharap. "Apa mungkin Sasuke?" walaupun tak yakin tapi Hinata tetap membuang suaranya, jika dipikir-pikir sih....
"Tidak mungkin Sasuke, tidak mungkin, bagaimana jadinya jika anak manja itu di dampingi dia, kau pikir ayahnya akan setega itu?" jawab Sara dengan cepat, merutuki diri, tak mau lagi berurusan dengan anak perempuan satu angkatannya yang selalu membuat teman-teman sekelasnya repot, dia bahkan menyesal lahir ditahun yang sama dengan anak itu, jika dipikir-pikir adik kelasnya lebih beruntung tak memiliki beban berat seperti mereka.
"Aku tidak mau lagi, semoga saja bukan aku," para gadis-gadis itu berdoa sampai pada anak laki-laki yang selalu dipercaya guru membawa barang mereka sampai ke kelas, dia memanggil Sasuke dan membuat sekumpulan perempuan tadi berhenti berdoa.
"Sasuke, Pak Jiraiya memanggilmu ke kantor," sepertinya doa mereka dikabulkan oleh tuhan, tampaknya tahun ini mereka semua akan selamat dari ancaman itu dan belajar dengan tenang.
***
"Uchiha Sasuke, kau pasti tau kan mengapa kau kupanggil kesini di hari yang cerah seperti ini," anak laki-laki itu menggeleng, tatapannya benar-benar dingin, ternyata gosip-gosip yang di bicarakan oleh para guru benar adanya, tapi sebelum dicoba mana tau 'kan?
"Seperti temanmu yang lain dikelas khusus, aku minta tolong sekali padamu untuk mengajarkan anakku," dibelakang bapak yang memiliki sekolah ini terdapat guru favoritnya sedang melakukan gerakan-gerakan kode, Sasuke mengerti apa maksudnya lalu mengangguk lemah, guru itu pun tersenyum lalu pergi begitu saja.
"Dia itu ya malas sekali, aku juga tak bisa membuat dia masuk ke kelas khusus, bisa-bisa dia lebih malas lagi, jadi kuputuskan salah satu dari kalian bergantian membantu dia, guru les pun tak mempan, dia itu sulit sekali...aku tak memaksamu, hanya saja tinggal kau saja yang belum-----"
"Ya, mulai kapan aku harus melakukannya?" senyum sumringah terpancar nyata di wajah sang pemilik sekolah, dia harus lebih keras lagi pada anaknya agar dia tak malas lagi, apalagi ini adalah modal untuk masa depan.
"Saat kalian masuk kelas duabelas nanti, tahun ajaran baru," Sasuke mengangguk paham.
"Namanya Haruno Sakura,"
****
** Kelas khusus : kelas untuk anak yang pintar dan diberi beasiswa penuh oleh sekolah, kelas ini hanya di tempati oleh dua puluh siswa di setiap angkatan, jadi lumayan sulit untuk masuk ke kelas ini, selain harus pintar juga harus bersaing dengan ratusan siswa, karena Haruno high school adalah salah satu sekolah swasta terbaik di Konoha **

KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfiction"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto