..
"Ibu duduk di depan saja, aku kan mau sama Sasuke," ucap si rambut merah muda, membuat Tsunade dan supirnya tersenyum.
"Ibu mau di sini saja, di tengah-tengah dua sejoli," Sakura menghela napas dengan tatapan seram yang sebenernya malah terlihat lucu dan adegan itu di tutup dengan kepergian Sakura yang menghentikan taksi.
****
"Idih gitu aja ngambek," formasinya sudah berbeda sekarang, sang ibu sudah mengalah duduk di dekat supir sementara pasangan yang berbahagia itu duduk berdua di belakang, Sasuke dari tadi hanya menunduk saja, meminta maaf memakai gerakan tubuh.
"Ya habis ibu, sudah tau di Konoha aku tak bisa duduk di dekat Sasuke begini malah mau di tengah-tengah lagi,"
"Iya deh," mereka meninggalkan area hotel untuk pergi ke bandara.
"Pak, cari rute paling jauh ya, biar puas pacarannya nih," ucap Sakura yang langsung di hadiahi tatapan menyeramkan, sudah tau waktunya sedikit, pakai ada pikiran mencari jalur terjauh.
"Iya, nanti paling kamar mu sudah hilang pas sampai ke rumah," Sakura hanya tersenyum sambil menatap ke arah Sasuke yang tampak tak nyaman.
"Buuuu?"
"Apa?" sang ibu kini hanya fokus pada jalanan, pemandangan yang sungguh bagus, tapi sayang sekali dia tak bisa lama-lama.
"Kalau aku senderan pada pundak Sasuke boleh tidak?" suara riangnya membuat sang ibu sedikit mengernyitkan halis, dia berdoa semoga Sasuke bisa tahan lebih lama, kasihan.
"Jangan, kau kan berat,"
"Memangnya aku berat Sasuke?" Uchiha Sasuke yang sedari tadi memilih untuk diam dan hanya menonton drama keluarga itu sedikit bingung akan menjawab apa, kenapa Sakura malah begini sih? Kan dia jadi serba salah.
"Sedikit," jawabnya pelan tapi mereka semua yang ada di mobil sewaan itu mendengar dengan cukup jelas, apalagi Sakura.
"Ah, tidak peduli, pundak mu pegal sedikit kan tak apa-apa," ucapnya ceria sambil merapatkan diri, menaruh kepalanya pada pundak Sasuke yang kosong.
"Terserah deh," jawab Sasuke datar, matanya masih fokus pada jalanan yang mereka lalui lewat jendela.
"Buu kalau cium pipi boleh tidak?"
"Baru sepuluh menit sudah meminta cium pipi, Sasuke kau harus hati-hati padanya," Sasuke sedikit menaikan mulutnya membentuk sebuah senyum, Sakura melihatnya, baru begitu saja entah mengapa hatinya senang sekali.
"Hati-hati apa? Sasuke pasti senang kan kalau aku cium kaan?" laki-laki itu kembali menatap jalanan, menyesali tindakannya untuk ikut mengantar Sakura ke bandara.
"Tuh kan lebih baik ibu tadi di tengah saja, kasihan Sasuke ya ampun," Sakura tersenyum lagi bukan karena ucapan ibunya tapi dia merasa lengannya di genggam oleh Sasuke, lalu saat dia melirik ke arah kekasihnya Sakura melihat jari telunjuk Sasuke di taruh di depan mulutnya, memberi aba-aba agar wanita itu diam.
"Oke deh," Sakura kembali pada pundak Sasuke, merasakan sebuah kenyamanan yang sudah lama tak ia rasakan lagi, tubuh Sasuke yang dingin, lengannya yang besar, napasnya yang hangat.
"Maaf," ucap Sakura sedikit berbisik.
"Tidak apa-apa," dan tak butuh waktu yang lama untuk Sakura pergi pada alam bawah sadarnya, tidur di pundak pun rasanya menyenangkan sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfic"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto