4

5.2K 540 135
                                    

Tak ada yang bisa aku ceritakan, semuanya berada dalam porsi yang pas, hanya saja aku merasa ada sesuatu yang terjadi, perasaanku tak enak, entah karena apa aku pun tak tau, siapa yang membuat hatiku begini pun aku tak tau.


"Sakura?" panggil seseorang diluar sambil mengetuk pintu, setelah sadar pintu itu tak di kunci tanpa berbicara lebih jauh dia membukanya.

"Ibu?" Sakura menutup buku dan menaruh pena pada tempatnya, dia buru-buru memghampiri ibunya yang membawa kue besar beserta lilin angka tujuh belas yang mati.

"Aku kan tidak ulang tahun, kenapa lilinnya mati? Dan aku masih enam belas bulan maret kemarin," setelah menemukan spot kosong untuk menaruh kue sang ibu segera duduk di ranjang merah muda yang terpampang dikamar anaknya itu.

"Kan kamu tidak ulangtahun, makanya tidak di nyalakan,"

"Lalu?" walaupun tampak bersemangat untuk memakan kue Sakura tetap ingin tau alasan jelas sang ibu yang rela membawa kue besar itu ke kamarnya.

"Itu punya tetangga, kau tau kan si Shion itu, dia di beri kue ini oleh pacarnya, tapi dia tak mau makan, dia tidak suka red velvet," Sakura mengangguk paham lalu berjalan menuju kue itu hendak menghajar. "Pacarnya beli kue black forest, dia sama sekali tak mau menyentuh kuenya,"

"Lalu kenapa dibawa kesini?"

"Jika di taruh di bawah pasti di makan ayahmu, gula darahnya nanti naik kan repot,"  lagi-lagi Sakura mengangguk, dia urung untuk memakan kue itu dan memilih duduk di dekat ibunya.

"Ibu?"

"Apa? Ibu tak akan menanggapi kalau kau meminta uang jajanmu di tambah,"  kikikan Sakura membuat Tsunade mengernyit, bukan ya? Biasanya dia hanya akan berbicara begini kalau sedang ada maunya saja.

"Tidak jadi," Sakura tadinya ingin menanyakan pendapat ibunya tentang Sai, karena yah Tsunade cukup kenal dengan keluarga laki-laki itu, dulu mereka bertemu pun saat ada pesta pernikahan kakaknya Sai, jadi Sakura yakin hubungan keluarga mereka baik, tak sulit untuk meminta restu.

"Apa? Membuat penasaran saja," kali ini Sakura menggeleng niatnya untuk memakan kue kembali lagi, dia pun beranjak.

"Sakura?"

"Hm," dengan rapi Sakura memotong kue itu, tak lupa dengan strawbery dan chery nya.

"Umurmu enam belas tahun sekarang ya?" Sakura mengangguk fokusnya hanya mengunyah sekarang, ternyata kuenya enak sekali.

"Sebentar lagi kau tumbuh dewasa ya, akan ada banyak hal yang akan kau temui nanti," anaknya masih sibuk dengan kue, dia tampak menikmati sekali, benar-benar seperti anak kecil yang baru menemukan mainan, rasanya Tsunade ingin melihat Sakura seperti ini selamanya.

"Nanti kau akan tau bagaimana rasanya menjadi manusia, dibanding hal baik kau akan lebih banyak bertemu dengan hal-hal buruk,"

"Hal bu--wuk seperti apa?" ucapnya masih sambil mengunyah, dia berjanji saat ulang tahunnya nanti dia akan meminta red velvet dia tak mau rainbow cake lagi, bosan.

"Seperti di khianati, di sakiti, merasa tidak nyaman, dan sedih berkepanjangan,"

"Tidak mungkin, aku tak mungkin begitu," kali ini dia berusaha memotong kue itu lagi, dia mau yang ukurannya besar.

"Ibu juga berharap begitu, tapi......" anaknya itu tampak kebingungan sendiri melihat pisau yang terbuat dari plastik itu menancap dikuenya, sulit di lepas. "Jika sampai terjadi, kau harus tetap kuat dan tersenyum, pilihlah jalan yang lebih mudah, jangan mempersulit diri ya?"

"Siap, ibu mau?" tawarnya sambil berjalan mendekati ibunya, memberi satu suap kue berukuran agak besar.

"Enak ya bu?"

So Long! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang