Why?.
.
.
.
Pagi ini Sakura tak menemukan sosok Sasuke sampai bel berbunyi, seingatnya wali kelas saat itu berbicara bahwa Sasuke di kelas khusus hanya saat ulangan saja sekarang 'kan sudah selesai, walaupun seharusnya memang sudah libur tapi ada beberapa pengumuman penting, mulai liburnya kan tiga hari lagi.
"Ah mungkin masih ada hal yang harus Sasuke urus di kelas khusus," tepat semenit setelah Sakura bergumam sendiri ibu guru sudah memasuki kelas, mereka di suruh mencatat apa saja tugas yang harus mereka lakukan saat liburan panjang, padahal 'kan namanya juga liburan masa iya sih harus tetap belajar, menyebalkan sekali.
Semua guru melakukan hal yang sama, memberi tugas yang super banyak untuk mengisi waktu liburan, Sakura berdesis sambil bersumpah bahwa dia tak akan mengerjakan satu pun, dia hanya akan bermain salju, jalan-jalan di bawah matahari yang hangat, atau memancing di kolam beku, dia akan menghabiskan liburan dengan Sasuke bukan dengan tugas-tugas yang tak menarik itu.
"Sakura?" walaupun masih ada guru, Yamanaka Ino berjalan mengendap-endap untuk duduk di dekat perempuan bermata hijau itu.
"Apa?"
"Bagaimana kencanmu?" Sakura tampak berpikir sejenak, yang kemarin itu ...
"Agak menyenangkan sih,"
"Kok agak sih? Sasuke tak mau pakai perlengkapan musim dinginmu? Padahal warnanya tak mencolok loh,"
"Sasuke mau-mau saja kok," jawabnya walaupun terdengar tak meyakinkan, Ino menyipitkan sebelah mata, sedikit tak paham dengan cerita ini.
"Lalu kenapa?"
"Saat kami berkencan, ayahku menelpon," Ino mengangguk-anggukan kepala, lalu sedetik kemudian berpikir kenapa dia harus mengangguk coba?
"Aduh ayahmu mengganggu sekali,"
"Awalnya aku juga berpikir begitu," mereka berdua mengobrol saja tampak lupa bahwa sekarang masih jam pelajaran, Ino sih tak mau sabar kan cerita saat istirahat juga bisa.
"Lalu akhirnya?" Sakura menaikan kedua bahu, pikirannya pergi kemana-mana, apa gara-gara kejadian kemarin makanya Sasuke menetap di kelas khusus? Apa dia marah?
"Ya bagaimana lagi aku pulang saja, ibuku ternyata ulangtahun," sebenarnya kemarin Sakura merasa berterimakasih juga pada ayahnya, karena kalau tidak begitu Sakura bisa melewati satu hari penting sang ibu, walaupun ibunya tampak tak marah karena dia lupa tetap saja rasanya tak enak, dia merasa egois, karena saat itu malah meminta secara paksa pada sang ibu jika dia ulangtahun ingin rainbow cake, dia sendiri lupa ulangtahun ibunya huh.
"Ino ...kurasa Sasuke marah padaku, dia sampai tak mau ke kelas ini," Ino mengernyitkan halis, akal sehatnya yang berada dua tingkat di atas Sakura berteriak bahwa lelaki sejenis Sasuke tak akan berperilaku menyimpang seperti itu deh.
"Saat istirahat aku ke kelas khusus ah," ucapnya lagi dengan ekspresi sedih, Ino hanya terdiam tak tau harus berkata seperti apa.
"Aku ikut dong Tenten kena flu aku tak mau di sini sendirian,"
"Sai?" dengan segera Ino menggeleng, tak semudah itu setelah semua yang terjadi, mungkin Ino masih disebut beruntung karena Sakura dengan lapang dada memaafkan dan menerima dia kembali, tapi tetap saja mustahil, Ino tak mau melakukannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/194013181-288-k68651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfic"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto