[ i'm ok ]

3.2K 379 143
                                    



******



Pagi yang cukup dingin, saking dinginnya Sakura sampai membawa selimut ke meja makan, membuat ibunya terkejut lalu hanya bisa menghela napas berat, kalau nanti kena kotoran terus gatal bagaimana?

"Pakai jaket saja sih, ngapain pakai selimut?"

"Kalau pakai jaket pas di pakai dingin dulu bu hangatnya lama, makanya pakai selimut saja yang sudah jelas hangat menemaniku semalaman,"

"Yasudah, nanti ibu ganti yang baru deh," Sakura mengangguk sambil meminum teh yang baru saja sampai ke meja, uap nya masih banyak tapi enak sekali di minum saat dingin begini.

"Bu? katanya ayah pagi ini pulang,"

"Ayahmu sedang berada di kampusmu," Sakura mengernyitkan mata, tampak tak mengerti dan bertanya-tanya mengapa sang ayah ke kampusnya, mau ngapain?

"Mencabut dana, berhenti menjadi donatur di sana,"

"Kok gitu? Tapi di sana banyak anak yang pakai beasiswa ibu, kasihan," sang ibu hanya tersenyum, entah mengapa barusan memiliki firasat bahwa Sakura akan berbicara begini.

"Iya ibu mengerti, tapi sebelum memikirkan anak orang lain ibu dan ayah memikirkan anak sendiri dulu lah,"

"Memangnya aku kenapa?"

"Mereka tak mendengarkan kami untuk memperlakukan kamu sama dengan yang lain, padahal ibu dan ayah ingin kamu mandiri disana, tidak apa-apa Sakura, kita bisa melakukan kebaikan di tempat yang lain," Sakura hanya diam sebentar lalu mengangguk, toh dia tak memiliki hak apapun untuk menahan.

"Oh begitu,"

"Iya sayang, yakin nih pagi-pagi dingin begini mau ke cafe?" rencananya sih mai kemarin tapi malas karena dingin, jadi terpaksa deh sekarang saja, dia risih mendapat telpon dari Ino terus menerus, dia seperti mendapat serentetan teror menyeramkan.

"Iya bu,"

"Sudah ibu siapkan air hangat, mandi jangan lama-lama, oh iya ibu juga sudah membeli sweater baru untukmu, lucu sekali deh ada kepala pokemonnya,"

"Membeli atau hadiah dari acara mabar onet?"

"Ya hadiah mabar sih, tapi kan daftarnya bayar tau,"

"Iya deh, aku mandi dulu ya bu,"

****

Seminggu yang lalu dia merasakan kebahagiaan luar biasa, bahkan jauh lebih indah dari pada mimpi, tapi sekarang yang dia rasakan malah berbanding terbalik, tapi Sakura percaya segala sesuatu yang menyenangkan ternyata harus menelan korban, atau lebih jelasnya jika kita menginginkan sesuatu maka kita juga harus mengorbankan sesuatu.

'Maaf baru memberi kabar, aku benar-benar sibuk, oh iya aku sudah mendapat gaji di muka, jadi aku sudah tidak tinggal di panti,' Sakura tersenyum mendengar suara itu, karena terakhir kali dia mendengar suara Sasuke sekitar empat hari yang lalu.

"Ah selamat, jadi sekarang tinggal dimana?" Sakura tak lagi memperhatikan jalanan dan pak supir yang berkosentrasi menyetir dalam salju-salju yang merepotkan.

"Di apartemen, aku di beri harga diskon karena aku masih anak baru,"

"Iya, jaga kesehatan pokoknya sudah dua hari ini dingin sekali,"

"Tentu saja,"

"Oh iya kalau di apartemen aku bisa dong----"

"Sakura ku tutup ya, ada yang harus ku kerjakan," Sakura terdiam lalu membalas ucapan Sasuke dengan 'Ya' dan tak sempat meneruskan kalimatnya yang barusan.

So Long! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang