Just because.
.
.
Banyak yang terlewat, bunga-bunga yang mekar lalu gugur, hujan yang tak henti-hentinya membasahi bumi, musim panas lalu bermain pasir di pantai, salju yang tak begitu banyak tapi indah untuk di lihat, semuanya sudah terulang tapi dengan perasaan yang berbeda, manusia itu memang terkadang melakukan hal-hal yang di luar nalar, kemarin berjanji besoknya tak ingat.
Kemarin bermimpi, besoknya lupa, mencoba mengingat pun tak ada hasilnya.
Kemarin cinta, besoknya entahlah, tak ada yang bisa menjamin.
Ah apa memang semua orang? Atau hanya segelintir saja, yang jelas hubungan mereka pun begitu, putih, polos dan...
Kosong.
***
Sasuke menatap sosok gadis berambut merah yang sedang menyiapkan sarapan untuknya, sungguh bukan sesuatu yang aneh, mengingat sudah berkali-kali dia melihatnya di sini, Sasuke yakin Hidan dan Suigetsu bersekongkol menghadirkan Tayuya di asrama.
"Masih pusing?"
"Sudah tidak," jawabnya dengan suara yang pelan, selain demam dia juga sakit tenggorokan, ternyata tubunnya harus memiliki banyak waktu untuk menyesuaikan diri.
"Sebentar lagi sup nya matang," Sasuke menarik selimutnya kembali, tak berniat beranjak sedikit pun, dia hanya tak suka cara teman-temannya yang malah membuat keadaan ini bisa tercipta, selain membuat wanita itu jadi repot dia juga tak suka terjebak berduaan begini di saat yang lainnya pergi jalan-jalan sore.
"Mau ku suapi?" tawarnya sambil membawa semangkuk sup berasap.
"Tidak, letakan saja di meja," Tayuya mengangguk mengikuti instruksi, ingin sekali rasanya dia menyentuh kening Sasuke, dia ingin tau seberapa besar laki-laki itu menderita sampai mau-maunya tak masuk kelas kesukaannya.
"Sasuke?"
"Hm?"
"Aku boleh menemanimu 'kan?" dia bukan perempuan yang mudah menyerah, sama halnya dengan pelajaran, Tayuya selalu merasa tertantang saat menemui soal-soal yang sulit, dia terpesona, dia bersemangat, ya seperti pada Sasuke, semakin jauh dia pergi semakin ringan pula kaki Tayuya melangkah untuk mendekat.
Laki-laki itu diam, hanya bisa menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih.
"Hm,"
***
Beberapa bulan terakhir ada yang terasa kurang dalam hubungan mereka, tak pernah ada lagi pesan-pesan atau pun sekadar bertukar kata rindu, tak ada lagi suara dia yang menemani di saat kantuk menyelimuti, dulu mereka terlalu percaya pada hal yang ternyata sulit sekali untuk di lalui, tentang jarak yang sejauh ini, lengan mereka tak akan sampai untuk sekadar menenangkan, memberi semangat dan kasih sayang.
Satu tahun berlalu, apa perasaan mereka pun demikian?
Berbeda dengan kekasihnya yang sedang merasa tak enak badan Sakura di Konoha malah akan menelpon seseorang, wajahnya sedikit bersemu, sudah lama dia tak merasakan perasaan yang seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfiction"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto