Aku sayang Sasuke..
.
.
.
Sudah pukul delapan malam, seperti biasa Sakura akan menyambangi kediaman Sasuke, sudah berbulan-bulan mereka bersama tapi tetap saja pintu rumah itu tetap rusak, tapi ada bagusnya juga sih Sakura bisa datang kapan saja toh pintu itu selalu terbuka untuknya tapi eh tunggu kenapa rumah Sasuke terang? Biasanya gelap, masa bodoh deh, yang penting Sakura harus dengan segera masuk ke rumah itu, ranselnya berat sekali.
"Sasuke, kau tidak bekerja?" laki-laki itu tampak sedang membaca di meja belajarnya, cukup menyadari tentang kehadiran wanita itu, tapi dia malas membalikan badan, sebentar lagi juga wanita itu mendekatinya, menawarkan coklat atau permen karet.
"Pulang lebih cepat," suara gadis itu tak keluar lagi yang terdengar oleh telinga Sasuke hanyalah suara deritan resleting yang cukup bar-bar, apa tidak bisa pelan-pelan, lalu tak lama suara langkah Sakura mendekat.
"Main ini yuk?" oh tidak memberi coklat atau permen karet ternyata, Sasuke yang masih memegang buku walaupun semenjak Sakura datang tak membacanya lagi pun menoleh, jantungnya berdebar tak normal, sangat terkejut saat melihat barang yang Sakura bawa.
"Astaga, kau gila?" Sasuke langsung menjauhkan diri, melemparkan buku yang ia pegang itu ke sembarang tempat, masa bodoh, nyawanya lebih berharga sekarang
"Kok gila sih?" Sakura mendekat sambil membuka tutup yang melindungi jarum, mengarahkan benda besar itu pada lengan putih Sasuke.
"Jauhkan itu dari tubuhku," ancam Sasuke dengan nada suara yang tinggi, tapi wanita itu menggeleng, masih bersikukuh untuk tak membuat jarak.
"Tidak mau, ayo main dokter-dokteran," Sasuke sudah tak bisa bergerak lagi, dia sudah ada diujung, sudah mentok, kalau maju sedikit saja jarum sebesar lilin ulangtahun itu akan tertancap di tubuhnya, dan dia tak mau terkena virus apapun dari jarum suntik itu, dan hei kenapa suntikan itu besar sekali? Ini suntikan untuk badak apa untuk gajah?
"Kalau sampai jarum itu mengenai kulitku awas saja kau," tidak berhasil, gadis itu malah tersenyum bahagia, tak tampak terpengaruh walaupun sudah diancam.
"Memang Sasuke mau apa? Mau marah padaku? Tidak apa-apa deh, yang penting disuntik dulu ya, biar tidak judes terus," jarum itu semakin mendekat beserta kepala Sakura yang terus condong ke arahnya, mau tak mau Sasuke harus melakukan ini walaupun sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga Sakura, tapi ini darurat, tak apa-apa 'kan.
"Eh," Sakura memegang keningnya yang baru saja dicium oleh laki-laki itu, rasanya hangat dan membuat efek yang sulit dijelaskan, tapi tentu saja dia tak kecolongan, tangannya yang lain masih mengarahkan jarum itu pada Sasuke, dia memiliki pertahanan yang bagus ternyata.
"Lagi ..." ucapnya dengan senyum, kali ini jarum itu sudah hampir mengenai Sasuke, tapi laki-laki itu menggeleng, dia tak mungkin melakukan hal seperti itu lagi, ini tak boleh.
"Yasudah kalau begitu, aku suntik yah," Sakura tak main-main, dia mendorong jarum suntik untuk gajah itu pada Sasuke dan sang Uchiha dengan refleks menutup mata, berharap Sakura berubah pikiran di menit-menit terakhir seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfic"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto