[ after season ]

3.8K 391 90
                                    


******


Yamanaka Ino seperti biasa di sibukkan dengan cafe dan jadwal pemotretan, tapi hari ini dia ingin sekali bangun agak siang, badannya mulai terasa asing, dia merasa sedikit lagi akan demam jika terus memaksakan diri, tapi ponsel yang lupa dia silent terus saja berbunyi, awal-awal dia mencoba untuk tak peduli tapi lama-lama kesal juga, dan betapa terkejutnya saat melihat nama 'Tante Tsuna,' terpampang di layar ponselnya, tumben, dengan segera dia langsung mengangkat telponnya.

"Halo Ino, maaf ya mengganggu pagi-pagi begini,"

"Ah tidak apa-apa tante, barusan sedang di toilet makanya tidak langsung Ino angkat, ada apa ya tan?" hening sebentar Ino berhasil mendengar suara lagi setelah kurang lebih dua puluh detik berlalu.

"Sakura meninggalkan kotak makannya, tante hanya mau tau saja dia makan apa belum," Ino mengernyitkan halis sebentar, dia tak langsung menjawab karena takut salah ucap.

"Kalian sering makan bersama 'kan dua mingguan ini pagi dan malam?" tanya Tsunade lagi dengan nada suara yang berbeda, kali ini penuh penegasan.

"Iya tante, kebetulan tadi karena Sakura tak membawa makan kita masak bersama deh," jawabnya meyakinkan, untung saja Ino pandai berbohong, jadi ini pasti aman.

"Oh baiklah, terimakasih ya Ino,"

"Iya tante cantik,"

Dia tak peduli lagi dengan suhu tubuhnya yang sudah mendekati angka yang cukup tinggi, dia juga tak peduli pada ranjang dan bantal yang nyaman, kini hanya satu tanya yang terus mengusik, mengapa?

Mengapa Sakura berbohong?

***

Ino menyetir mobil dengan tenang, dia tau resiko yang akan datang jika dia memaksakan diri, toh cepat atau lambat dia akan bertemu juga dengan Sakura, syukur-syukur dengan Tenten juga, supaya dia bisa membuat aliansi.

"Hei Ino, kata Sakura kau sedang demam," Tenten duduk di tempat biasa sambil sibuk dengan kertas-kertas, dengan kekuatan penuh Ino menariknya.

"Hei....sakit," Ino menatap Tenten sebentar, memberi kode dalam tatapan, dia akan menjelaskannya nanti, atau sebentar lagi juga kau akan tau, setelah drama tarik menarik itu selesai, mereka berdua pergi ke dapur, targetnya sih pasti sedang membuat kue, sambil mengelap ingus memakai sapu tangan.

"Hei, katanya sedang sakit?"

"Kenapa bohong?" tanya Ino sedikit membentak, nada bicaranya sampai tinggi begini sih Tenten juga baru dengar.

"Pelan-pelan, jangan begitu," ucap Tenten mengingatkan, Sakura yang di bentak sih malah masih mengelap ingus, sedikit kaget tapi bagaimana dong netes terus?

"Aku bohong apa?" ucapnya polos dan datar, membuat Ino jadi tak tega, tapi dia harus memaksakan diri.

"Kau bohong pada kami dan pada keluargamu, setiap ku ajak kau makan selalu bilang akan makan di rumah, dan tadi ibumu menelpon katanya kau selalu bilang makan dengan kami, kalau kaya gitu bohong atau tidak? bohong 'kan?" Tenten yang awalnya prihatin pada Sakura yang di bentak tiba-tiba, kini ikut-ikutan menatap gadis berambut merah muda itu tak senang, mereka selalu bersama setiap harinya, kenapa dia bersembunyi, kalau lemah kan bisa minta dikuatkan, kalau sedih kan bisa berbagi, bukankah mereka teman?

"Maaf," dia menunduk, menatap adonan yang tersisa sedikit di tangannya.

"Aku tak butuh maaf, aku ingin tau, kenapa bohong? kau ada masalah apa sampai tak mau makan begini?" kini nada suara ini tak sekuat tadi, dia juga jadi tak enak terus-terusan membentak sementara Sakura terus diam dan malah terlihat sedih.

So Long! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang