***
Mata hijau itu sekarang terlihat indah karena terkena sinar matahari, ternyata Sakura masih tetap di sini, Sasuke yakin tak ada gerakan yang menunjukan bahwa gadis itu akan melangkahkan kaki, tapi dia tetap saja diam, mau tak mau Sasuke pun tetap tinggal di sana meski tanpa kepastian.
"Selain uang apa yang membuat aku berbeda dari mereka?" ulangnya masih ingin tau alasan mengapa Sakura begitu niat menjauhinya, dan tentang malam itu, Sasuke yakin itu karena dia kesal tak di temani bukan sejenis cemburu atau apa, tak mungkin kan semudah itu untuk Sakura melupakan Sai? Dia itu maniak kan?
"Tolong beritahu saja, jadi kita impas, kalau perlu aku juga akan menjauh jika ada suatu hal yang mengganggumu," perempuan itu masih diam, masih memikirkan bagaimana cara menyampaikan semua ini tanpa memperlihatkan bahwa dia sedang jatuh....
"Tapi aku juga harus tau, jangan tiba-tiba menjauh begini,"
"Kau terdengar seperti ingin duduk denganku lagi," akhirnya suara itu dapat keluar juga, dan tentu saja yang ini tanpa dipikir-pikir dulu.
"Tidak juga, yang penting kau memperlakukan aku sama seperti yang lain," Sakura menggeleng mana bisa dia menyamakan Sasuke dengan yang lain, itu sulit, tak semudah itu.
"Sudah ku bilang kan aku tak bisa memperlakukan kamu sama dengan yang lain," Sasuke menghela napas lagi, otaknya bekerja lebih keras, bahkan soal fisika tak serumit ini.
"Kenapa? Apa yang membuat aku berbeda? Apa temanmu yang lain tak pernah ingkar janji, tak pernah melakukan hal sama dengan apa yang aku lakukan?" dalam hidupnya yang begitu singkat ini Sasuke memang memilih menjadi pemikir yang berat, dia suka film bergenre psikologi thriller atau hal-hal berbau detective, dia juga suka memusingkan diri dengan rumus-rumus fisika atau matematika, dan Sasuke sekarang memutuskan untuk sesekali membaca kisah roman, agar dia tak kesulitan seperti ini, salahnya sendiri menyukai gadis yang luar biasa aneh, salahnya sendiri dari dulu selalu menyukai hal-hal yang memusingkan, termasuk pada wanita juga?
"Karena...." lidah Sakura kelu, tapi dia juga sadar bahwa orang di depannya ini tampak begitu ingin tau, saat itu Sakura pernah berpikir bahwa seseorang yang sangat pintar Sasuke bisa mengetahui maksud dan tujuan Sakura meskipun tanpa bicara, tapi dia tidak ya? Sakura harus tetap bicara ya? Atau dia hanya pura-pura tak mengerti agar bisa mendengar tentang ini langsung dari mulut Sakura, entahlah.
"Karena?"
"Karena Sasuke memilih Karin, karena Sasuke lebih senang bersama Karin, karena Sasuke saat itu pergi dengan Karin terus, aku kesepian, aku ingin menangis tapi tak ada yang memaksaku untuk melakukannya, tak ada yang memberi pelukan padaku secara gratis," tatapan gadis itu terus tertuju pada tanah, tak kuat rasanya melihat Sasuke, dia pasti akan menilai yang macam-macam, mengganggap Sakura egois.
"Aku ingin sekali berbicara seperti ini padamu saat itu, tapi aku tau kau pasti menganggapku seperti anak kecil yang tak mau mengerti bagaimana kamu hidup, kau pasti benci padaku karena aku tak suka kau pergi dengan orang yang kamu suka, tapi itulah yang sebenarnya terjadi, dan tentang Ino dan Sai...."
"Aku memaafkan mereka karena aku memiliki kamu, karena saat kau memelukku waktu itu entah mengapa aku memiliki keyakinan bahwa aku tak sendirian dan jika saja aku tak mengenalmu, mungkin saja aku akan membenci mereka," Sakura merasa matanya sudah sedikit basah tapi dia berusaha untuk menahannya, dia tak boleh menangis, sementara tak lama dari itu dia merasa ada lengan yang mengelus-elus rambutnya dengan lembut, lembut sekali sampai Sakura merasa nyaman.
"Kalau mau menangis ya menangis saja," ucap Sasuke sama persis dengan saat itu, di jam istirahat, di bangunan yang sama hanya saja kali ini mereka tak memanjat, hanya saja hari ini tak sepanas saat itu.
"Tidak mau," Sakura menutup wajahnya memakai tangan, tiba-tiba saja jadi menangis, dan sama seperti hari itu juga Sasuke merengkuhnya, bedanya saat itu mereka duduk sekarang berdiri.
"Maaf," ucap Sasuke disela-sela raungan menyedihkan Sakura, perempuan itu menggeleng, memukul bahu Sasuke dengan pelan.
"Aku tak pernah menduga bahwa kau memiliki rasa yang sama denganku," tadi raungannya cukup keras, tadi dia menangis dengan gila-gilaan, dan setelah mendengar ucapan itu Sakura langsung melepaskan diri, langsung berhenti menangis, langsung terkejut sendiri, langsung baik-baik saja.
"Kau bilang apa barusan?" wajah bodoh itu terlihat lagi setelah sekian lama, Sasuke kembali menarik perempuan itu dalam pelukan tapi Sakura melakukan gerakan penolakan.
"Maaf?" tanya Sasuke dan dengan cepat Sakura menggeleng.
"Bukan bukan maaf, tapi setelah itu,"
"Aku tak bilang apa-apa lagi," perempuan itu langsung diam, mungkin itu hanya khayalan? Atau bisikan hantu? Kelas ini kan dijuluki angker, jangan-jangan hantu menonton mereka dari tadi, hantu mendengarkan curahan hati Sakura? Oh memalukan sekali.
"Sasuke suaranya jelas sekali, apa itu hantu? Bisa-bisanya dia meniru suaramu? Ih aku jadi takut,"
"Ha?" Sasuke sebenarnya ingin membuat keadaan romantis saja, maksudnya dia ingin membuat Sakura bertanya lalu meminta Sasuke untuk mengulang ucapan yang tadi itu, kenapa jadi begini sih?
"Sasuke apa kau tidak takut? Ayo kita kembali ke kelas, di sana lebih aman,"
"Tidak," tapi inilah Sakura, ini gadis yang dia suka, bukankah ini tak aneh? Bukankah gadis ini memang bar-bar? "Kenapa harus takut, kan kita berdua,"
"Yasudah aku juga tidak takut kalau begitu," ucap Sakura sambil tersenyum saat merasa jari Sasuke menempati ruang kosong di sela-sela jarinya sendiri hingga lengan mereka terpaut.
"Yang tadi bukan hantu, aku yang mengucapkannya," Sasuke menghapus sebagian air yang masih tersisa di pipi dingin Sakura memakai sebelah lengannya yang bebas.
"Aku menyukaimu," Sakura hanya mengangguk sambil memainkan lengan mereka yang bersatu, menaikan-naikannya ke udara, apa ini adalah sebuah ungkapan cinta? Apa jika Sakura menjawab 'ya' mereka akan berpacaran, sama seperti kisah-kisah di film romantis yang Sakura sukai?
"Apa kita akan berpacaran?" tanya Sakura membuat Sasuke terdiam, kenapa tidak langsung menjawab saja sih?
"Ya kalau kau menyukaiku juga," Sakura mengangguk semangat, tersenyum lebar sekali sampai ujung bibirnya sakit.
"IYAAAAA, aku juga suka Sasuke, sukaaaa sekali,"
***
Halo kalau kamu suka cerita greget-greget penuh konflik boleh banget nganggep cerita ini tamat sampe sini, karena kedepannya aku ga akan naruh konflik berat-berat lagi, aku cuma mau nulis keseharian pasangan muda ini aja, tentu dengan sakura yang masih begitu dan sasuke yang begitu juga, jadi jangan ada yang marah kalau kedepannya cerita ini jd boring karena aku udah ngasih tau dari sekarang ya hehe, dan btw makasih udah baca sampe sini yeay aku senang cerita ini ada yang suka, dan "goodbye" untuk kamu yang baca sampe sini, aku sayang kamu eaaa ga masalah kok kalau sayang ini tak terbalas hehe see you next time *hug* dan yang masih mau stay juga makasih banget, aku akan berusaha keras 💪
KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfiction"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto