'Kalau dia menyukai wanita lain bagaimana?'
'Tidak apa-apa untuk Sai, tapi untuk wanitanya lihat saja nanti,'
***
"Pagi Sasuke," kali ini mereka sarapan berempat, gadis itu yang datang paling belakang, ini terlalu pagi untuk disebut sarapan, dia masih ngantuk.
"Sasuke saja nih?" perempuan itu menguap lalu langsung tersenyum mendengar ucapan sang ayah.
"Hehe iya, kan ayah dan ibu sudah tau kalau sekarang pagi dirumah ini, Sasuke kan belum tau, iya kan Sasuke?" laki-laki itu menaikan kedua bahunya masih sibuk mengunyah makanan, mereka sengaja bangun lebih pagi karena akan mengantarkan Sasuke untuk pulang, Sakura pun tak mau ketinggalan, dia ingin mengantar Sasuke dan berangkat ke sekolah bersama.
"Yasudah makan dulu," tak ada lagi suara, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing, sementara Sasuke sendiri sibuk ingin cepat-cepat pergi, drama keluarga ini sungguh tak pernah ingin dia lihat.
"Andai saja anak kita laki-laki ya? Pasti tampan seperti ayah," tiba-tiba saja pemilik sekolah itu memecah keheningan dengan ucapan yang ambigu, membuat kedua perempuan yang ada disini menatapnya bingung.
"Jadi ayah menyesal memiliki aku? Kenapa saat aku bayi tidak di tukarkan saja dengan bayi laki-laki?" tawa sumbang sang ibu membuat semua orang bergidik ngeri, lagi-lagi Sasuke harus menerima asupan yang tidak ingin dia cerna.
"Tidak kepikiran, kalau saja terpikir mungkin sudah ditukar dengan anak laki-laki yang pintar,"
"Sasuke pintar," ucap Sakura membuat orangtua nya tersenyum, mereka sudah tau tanpa Sakura bicara pun.
"Jangan tukar aku dengan Sasuke ya yah? Rumah Sasuke pintunya rusak, aku takut hantu kalau tinggal di sana," lagi-lagi mereka tertawa di pagi hari yang cukup cerah ini.
***
Mereka sudah pergi ke rumah Sasuke, laki-laki itu sudah berpakaian rapi, sudah siap untuk pergi ke sekolah, di antar oleh supir kesayangan Sakura dari kecil, gadis itu pun serta merta untuk ikut, demi menebus kesalahan tak apa sekali-kali mengikuti keinginan gadis berisik ini.
"Sasuke,"
"Hm?"
"Semalam tidur nyenyak tidak?" Sasuke mengangguk, dia cukup lelah semalam, habis bekerja langsung pergi secepat mungkin ke sekolah, naik bus, mengajarkan anak ini fisika sampai larut malam, tak aneh jika dia akan langsung tertidur, dia lelah sekali.
"Bagus, malah aku yang tidak tidur nyenyak," ucapnya dengan nada suara yang menyedihkan, sebenarnya tak usah sesedih itu hanya karena tidur tak nyenyak.
"Aku takut kau tak nyaman tidur di rumahku, aku takut kau kabur malam-malam, aku takut kau kenapa-kenapa di luar sana, makanya aku pasang telinga, jika ada suara berasal dari kamarmu aku akan langsung datang, tapi sampai jam tiga aku tak mendengar apapun," walaupun hanya sebentar Sasuke merasa kepalanya menengok tanpa perintah, dilihatnya gadis itu yang masih murung, padahal semalaman dia tidur nyenyak-nyenyak saja, tak ada pikiran untuk kabur, ada sih sedikit tapi mengingat badannya lelah dia menyerah juga.
"Aku juga melihatmu tertidur dengan nyaman, dan aku pikir kau tak mungkin kabur jika sudah jam tiga, makanya aku tidur deh," ucapnya dengan wajah ceria, hilang sudah muram durjanya, hilang sudah nada sedih di nada bicaranya, sekarang dia kembali pada Sakura yang seperti biasa, Sasuke menoleh ke arah lain, tak ingin jika wanita itu akan menyadari bahwa sedari tadi Sasuke memperhatikannya.
"Makanya aku senang melihatmu saat sarapan tadi, jadi kita berangkat bersama, tapi tenang saja aku tetap membawa minum untukmu kok,"
"Untuk apa?" tanyanya tapi tak menoleh sedikit pun pada perempuan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Фанфик"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto