Ulangan semester.
.
.
.
Ulangan semester akhirnya tiba, hari-hari yang tak Sakura sukai harus dia temui juga, padahal masih satu sekolah tapi kenapa rasanya jauh sekali? Tapi bukan Sakura namanya kalau tidak coba-coba, kakinya menuntun seluruh tubuhnya untuk pergi ke kelas itu, kelas khusus, kelas yang serba bisa, serba kreatif, tak disangka dia akan menyukai salah satu anak dari kelas itu, padahal dulu dia benci sekali pada mereka semua, habis dibanding-bandingkan terus oleh ayahnya.
"Sasuke mana?" tanyanya pada anak laki-laki yang baru keluar dari kelas itu, dan dibalas anggukan oleh dia, mana dia tau kan.
"Oke, aku masuk saja," sebenarnya ukuran ruangan kelas ini cukup besar, sama seperti kelasnya, Sakura seumur hidup baru sekali ini menginjakan kaki di kelas khusus, banyak ornamen keren, beberapa hasil karya yang bagus, kelasnya pun sangat bersih dan nyaman.
"Sepertinya aku kenal kalian semua," ucap Sakura setelah memperhatikan setiap wajah yang dia temui di kelas ini.
"Iyalah kami semua kan pernah jadi pendampingmu," jawab Hidan pemecah rekor tujuh bulan kuat sabar pada Sakura saat kelas dua, sampai Sakura berhasil juara ke tiga puluh empat diakhir semester.
"Hehe Sasuke duduk di mana?" mereka menunjuk bangku urutan terakhir, Sakura langsung saja duduk di sana, menidurkan kepala, mengetuk-ngetuk meja.
"Hei boleh pinjam pulpen dan kertas?" seseorang yang Sakura ajak bicara pun mengangguk, dia duduk di depan bangku Sasuke, laki-laki berambut klimis.
"Makasih," wanita itu langsung menulis dengan riang gembira, berharap Sasuke akan menemukan ini saat ulangan belum dimulai, sebuah kata-kata penyemangat, disertai wajah Sasuke yang di gambar secara doodle dan setelah merasa puas Sakura menaruhnya di bawah meja laki-laki itu.
"Nih pulpennya, makasih ya," laki-laki itu hanya menerima pulpen itu tanpa menjawab apa-apa, dasar menyebalkan, memang orang pintar pendiam semua begini ya? Ah apa karena Sakura senang bicara makanya dia jadi bodoh? Oke dia akan pendiam mulai sekarang agar jadi pintar.
"Mengapa kau di sini?" tanya seseorang yang Sakura yakini adalah pacarnya, mendengar itu Sakura langsung menoleh lalu tersenyum.
"Selamat pagi Sasuke, aku iseng saja mau tau Sasuke duduk di mana..."
"Pagi," Sakura beranjak membiarkan pacarnya itu duduk di bangku.
"Oh iya aku lupa, minummu ketinggalan di kelas," sebenarnya sih tadi niat Sakura hanya mengintip eh tau-taunya Sasuke belum datang jadilah dia kesini, tanpa membawa botol minuman, Sakura kan inginnya Sasuke yang datang ke kelasnya, meminta minumnya sendiri, huh.
"Tidak apa-apa," gadis itu hanya mengernyitkan halis saat atensinya menangkap satu sosok wanita berambut hitam pekat duduk di dekat Sasuke, perempuan itu cantik sekali, bahkan lebih cantik daripada Ino yang mendapat julukan perempuan berwajah barbie, hei siapa dia? Seingat Sakura dia tak pernah mendapat bimbingan dari wanita itu, dia anak kelas khusus kan? Kenapa dia terasa begitu asing, Sakura walaupun hanya bertemu satu minggu dia akan tetap ingat kok.
"Kau salah masuk kelas? Atau anak baru?" tanya Sakura secara tiba-tiba membuat wanita itu dan Sasuke menoleh secara bersamaan.
"Aku?" tanya wanita itu sambil menunjuk dirinya sendiri memakai jari telunjuknya.
"Iya ...kamu,"
"Tidak, aku dari kelas satu di sini," Sakura terdiam, memindai gadis itu dari atas sampai bawah, dia kurus, sama seperti Sakura dadanya pun rata, dan hei kenapa dia ...

KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfic"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto