14

4.1K 499 166
                                    


Hatiku kenapa sakit ya?

***

Sakura pikir dengan semua hal yang mereka lalui bersama bisa membuat Sasuke sedikit lebih baik, tapi ternyata dia tetap sama saja, seperti saat mereka bertemu untuk pertama kalinya, tatapan matanya, bagaimana dia berjalan, ataupun saat dia bicara, sungguh sama semua, apa dia menganut sistem menjadi diri sendiri selamanya? Bagus sih, tapi yaaah sekali-kali melakukan hal yang menyenangkan, tertawa, tak bisa disebut salah juga.

"Selamat pagi," dan dia tetap tak mau menjawab ucapan ini, tapi jangan salah Sakura akan tetap saja tersenyum walaupun kejadiannya persis, dia tak akan bosan mengucapkannya, dia juga tak masalah jika Sasuke tak menjawabnya, laki-laki itu harus tau selain konsisten dengan otak keringnya Sakura juga memiliki daya tahan tubuh yang kuat, yang begini saja mah, kecil.

"Sakura," bukan, yang memanggilnya bukan Uchiha Sasuke sang lelaki teman sebangkunya, suara ini terdengar seperti perempuan dan Sakura merasa sedikit kenal suara itu, yah benar suara pacarnya Sai.

"Apa?" belum sempat Ino berbicara lagi Sakura sudah berhasil mengambil posisi untuk merebut momen, dia tak akan lupa tentang kejadian kemarin, tak semudah itu, walaupun dia memiliki daya tahan tubuh yang kuat.

"Ino kalau mau bicara denganku tunggu dua hari lagi, jangan sekarang, aku masih kesal," Sasuke memperhatikan mimik wajah Sakura sebentar lalu kembali pada bukunya, ekspresi dia terlalu bahagia untuk ukuran manusia yang sedang kesal, dan Ino dengan wajah dewinya tersenyum entah karena apa yang jelas dia sudah pergi sekarang.

"Sasuke,"

"Hm,"

"Minumnya nih," Sakura memberikan botol berwarna jingga dengan gambar harimau lucu di berbagai sudut, dia melihat itu sebentar lalu kembali membaca.

"Nanti saja deh, belum haus," Sakura menggeser bangkunya agar dekat dengan Sasuke, penasaran dengan apa yang sedang laki-laki itu baca sampai-sampai dia tampak tak berminat minum air, biasanya dia minum-minum saja tak menunggu haus.

"Aah kau membaca apa sih?" Sasuke dengan cepat menutup buku itu, lalu berusaha menggeser bangku beserta wanita itu untuk menjauh, wangi shamponya sungguh mengganggu.

"Yasudah aku tak akan lagi membaca, ada apa?" Sakura tersenyum gembira mendapat penawaran seperti itu, tanpa mau memikirkan buku itu lagi, Sakura tampak berpikir lalu tersenyum riang.

"Nanti malam jalan-jalan lagi yuk?" ajaknya merasa kejadian semalam terlalu menyenangkan untuk di ulang, bagaimana seseorang seperti dia mengangkat lampu yang berat, jalan-jalan bersama teman tanpa hanbatan seperti tiba-tiba di telpon ibu galak atau ada pemotretan dadakan, semalam dia sampai merasa kakinya sakit, tapi dia bahagia.

"Tidak dan oh iya nanti malam aku ada kepentingan, jadi jangan datang ke unitku,"  mendengar itu Sakura langsung cemberut, menatap Sasuke tak suka, lalu berubah pikiran.

"Yasudah deh kita belajar saja, tak usah jalan-jalan," tawarnya lagi yang di jawab oleh sebuah gelengan.

"Serius, aku tak akan memaksamu pergi lagi kok," Sakura jadi kesal gara-gara tak mau pergi Sasuke jadi berbohong, tentu saja dia bisa menolak kan tak usah berdusta ada kepentingan segala.

"Aku memang ada keperluan," ucapnya tanpa ada raut berbohong sedikit pun, mau tak mau Sakura diam juga, tapi jika dipikir-pikir selama ini Sasuke 'kan tidak pernah berbohong, mungkin benar laki-laki ini ada kepentingan yang lain.

"Yasudah," walaupun dengan berat hati akhirnya Sakura menyerah juga.

***

Sudah berapa lama Sasuke tak kesini satu bulan? Dua bulan? Walaupun begitu semuanya tetap tak berbeda, bangunan luas yang diisi oleh manusia yang banyak juga, kasur susun, loker, dan berbagai macam suara tawa yang riang, terkadang dia jadi mengingat bagaimana dia dibesarkan di sini.

So Long! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang