-Kencan Salju-
.
.
.
Sudah pasti hal ini akan terjadi, Sasuke menjadi juara umum lagi seperti tahun-tahun sebelumnya, yang berbeda sekarang hanyalah banyak ucapan-ucapan selamat dari banyak manusia, dulu tak pernah seperti ini walaupun dia mendapatkan nilai yang nyaris sempurna, alih-alih senang laki-laki itu malah memutuskan untuk meninggalkan kelas khusus, memang mereka pikir Sasuke akan berbaik hati lalu mengucapkan terimakasih setelah dipuji-puji, tidak akan pernah sekali pun Sasuke melakukan hal seperti itu.
"Haus," dan tumben sekali wanita berambut merah muda itu tak menghantuinya, seminggu terakhir ini biasanya dia akan mengawasi saat pagi hari istirahat dan pulang, setelah bel berbunyi pasti sosok itu datang berdiri terdiam di pintu sambil ngos-ngosan, jadi yasudah sekali-kali mendatangi dia tak masalah 'kan? Mungkin dia sedang depresi atau apa karena nilainya jelek semua, apa dia sudah memikirkan masa depan? Toh Sasuke pun setelah ulangan ini selesai adalah murid di kelas yang sama dengan Sakura lagi.
"Naruto haha aku tak bisa bekerja denganmu nanti aku bau ikan," ternyata sedang mengobrol dan tertawa-tawa dengan laki-laki itu, pantas tak datang ke kelasnya.
"Kan untuk mengisi liburan daripada diam di rumah tak akan dapat uang," mereka duduk berdua di bangku Naruto yang saat itu pernah Sakura duduki juga, Sasuke menoleh pada bangkunya sendiri, takut-takut ada Kiba yang sedang tertidur sambil ngorok tapi untungnya tak ada.
"Sakura ada Sasuke tuh," ucap Ino setelah menyadari sosok Sasuke yang hendak duduk dibangkunya.
"Sasuke, kau sudah kembali?" ucapnya riang sambil mendekati sosok tampan yang entah mengapa aura dinginnya terpancar sekali.
"Kenapa kau tak senang?" dengan segera Sakura menggeleng, jelas saja bahwa kenyataannya malah kebalikan dari ucapan Sasuke.
"Ya senang lah, senang sekali," perempuan itu pun duduk di sebelah Sasuke, memperhatikan gerak tubuh laki-laki itu, kenapa dia sewot sih? wajahnya pun menyebalkan sekali.
"Kau malah yang terlihat tak senang kembali kesini," tapi laki-laki itu tak menjawab, kenapa sih dia ini?
"Sasuke ..."
"Diam,"
"Kau kenapa sih? Kau tak juara? Ya kalau itu kan bukan salahku," Sakura menyerah, ikut diam saja, tapi setelah lima menit berlalu dia tak tahan juga.
"Sasuke?"
"Hm?" kali ini mimik mukanya tak seseram tadi, mungkin tadi dia sedang mules lalu malas ke toilet.
"Tapi aku tak yakin kalau kau tak juara, kau kan pintar sekali, jadi kau pasti juara umum lagi 'kan? Iya 'kan?"
"Iya," Sakura tersenyum, merasa bangga pada dirinya sendiri karena menjadi pacar Sasuke, padahal dia sendiri nilainya merah semua.
"Aku akan memberikan hadiah untukmu," bayangannya jatuh pada acara televisi yang ia tonton semalam, pokoknya dia akan menyiapkan hadiah itu untuk Sasuke, pasti menyenangkan.
***
"Memang Sasuke mau memakai syal berwarna merah muda begitu?" tanya Ino yang ternyata cukup excited mengantar Sakura berbelanja. "Mana motifnya kotak-kotak lagi,"
"Tapi kan lucu," kekasih Sai yang tetap tak mau mengakui hubungan mereka itu tetap menggeleng, Sasuke itu sejenis manusia abu-abu, dia pasti tak akan mau memakai yang seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfiction"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto