39

3.1K 467 144
                                    

"Maaf suster sepertinya aku tidak bisa membantu apa-apa lagi," ingatannya terus-menerus terhenti di bola mata seram Sasuke, tatapan tajamnya, napasnya yang tak beraturan, terlalu sulit untuk dilupakan barang sebentar.

"Kenapa?"

"Sasuke marah padaku gara-gara itu," ucap Sakura sambil melirik sekitar ketakutan kalau ada yang mendengar obrolan super rahasia mereka berdua, kalau Sasuke tau pacarnya ikut-ikutan membantu suster ini bisa repot urusannya.

"Yasudah tesnya akan selesai besok sore, semuanya akan lebih jelas," Sakura mengangguk lalu tampak berpikir sejenak, besok sore ya?

"Gawat, Sasuke pulang besok pagi sus,"

"Apa?" ucap Izumi dengan ekspresi wajah terkejut yang terlalu drama, kalau begini sih gawat, kenapa dia tak tau? Sial dia terlalu fokus pada tesnya, dia lupa memberitahu dokter tentang ini.

"Sasuke pulang bersamamu 'kan?" lagi-lagi Sakura mengangguk, jelas saja dengan dia, enak saja kalau bersama oranglain, Sasuke harus pulang lalu duduk di samping Sakura titik.

"Sekali lagi bisa kau menolongku?"

"Menolong bagaimana tapi aku kan..."

"Untuk yang terakhir tolong bantu aku, kau mengerti situasiku 'kan?" suasana malam itu dingin, lebih dingin daripada biasanya.

"Besok, jangan datang tepat waktu ya? Kurasa sekarang waktunya masih cukup, Itachi bisa berangkat malam ini,"

"Itachi itu siapa?"

"Besok kau akan tau," ya semoga saja laki-laki itu mempercayainya, dia harus tau walaupun tanpa bukti, mereka harus bertemu secepatnya.

"Ini yang terakhir ya sus, kalau Sasuke tau dia pasti marah sekali padaku," tatapan dan ucapannya terlihat tulus, Izumi menghargainya.

"Terimakasih Sakura,"

'Sasuke Brother,"

Tolong angkat, mintanya pada seseorang yang nomor ponselnya terpampang nyata dilayar, ini adalah yang ke tujuh puluh delapan, sekarang sudah jam dua malam, Izumi yakin Itachi tak akan tidur jam segini.

'Halo,'

"Itachi tolong, sekali ini saja percaya padaku," suara desahan napas lelah cukup membuat telinga Izumi memanas, apa-apaan sih, memangnya Itachi pikir dia main-main? Yang benar saja.

'Aku sedang sibuk Izumi,'

"Tolong, aku mohon padamu, besok dia akan pergi,"

'Aku tidak bisa,' jantung wanita itu berdetak cepat sekali, lengannya pun dingin, semenjak obrolannya dengan Sakura berakhir dia banyak melakukan kesalahan, dia jadi teledor dan tak terkontrol, perasaan sejenis ini sudah lama sekali tak pernah Izumi temui lagi, jangan sampai perjuangannya sia-sia, jangan sampai Sasuke mengetahui ini lebih cepat, Izumi khawatir Sakura keceplosan atau berusaha jujur, ini masih abu-abu makanya Izumi ingin Itachi mengetahuinya, laki-laki itu pasti bisa menyelesaikan ini dengan baik, Izumi yakin itu.

"Oke, oke, kau sibuk," ucap Izumi akhirnya ternyata semua yang dia lakukan hanya akan menjadi sia-sia, walaupun yah dia sudah mencuri darah Sasuke tadi pagi, tapi tetap saja.

"Kalau ini yang terakhir kau mau 'kan?"

'Jangan macam-macam,' ucap Itachi dengan tegas, pacaran enam tahun sudah cukup membuat Itachi kenal perempuan itu luar dalam, dulu dia pernah begini lalu besoknya masuk rumah sakit karena percobaan bunuh diri.

'Kau sudah berjanji tak akan melakukan hal bodoh lagi,' kali ini suara Itachi terdengar lebih serius, Izumi berusaha bernapas dengan cara yang benar, dia tak butuh airmata sekarang.

So Long! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang