Tunggu ya..
.
.
"Tenang saja, aku bukan orang jahat," lengan suster itu terasa dingin di bahunya, dia juga menunjukan senyum yang aneh, sebenarnya Sakura tak pernah menduga bahwa suster ini orang jahat, Sakura tadi hanya ingin bilang bahwa Sasuke itu baik, tapi ternyata dia salah, suster ini ...pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan.
"Kalau tidak jahat mengapa mengendap-endap begitu?" suster yang bernama Izumi itu menggeleng, berusaha meyakinkan gadis ini untuk tak curiga padanya.
"Aku laporkan pada dokter ya," Sakura mengambil langkah untuk menjauh tapi dengan sigap izumi menariknya, sial ternyata tak bisa pakai cara baik-baik.
"Jangan,"
"Yasudah bicara jujur saja makanya," Izumi melirik ke kiri dan kanan, walaupun ini berada di luar rencananya tapi yasudahlah, mungkin si merah muda ini bisa sedikit membantu daripada dia bicara macam-macam pada dokter.
"Kau tau golongan darah Sasuke?" dengan mantap Sakura menggeleng, emang untuk apa sih pakai nanya-nanya golongan darah segala kan tidak ada hubungannya dengan mengendap-endap.
"Apa dia memiliki orangtua?"
"Punya,"
"Ha?" suster itu sudah membaca beberapa data yang berasal dari kartu asuransi Sasuke, seingatnya sih itu kartu untuk anak-anak yang tak memiliki orangtua, atau mungkin dia salah ya?
"Ya, orangtuaku sudah bilang kalau Sasuke boleh menganggap mereka orangtua Sasuke juga," suster itu mengangguk-anggukan kepala.
"Jadi selain orangtuamu dia tak punya orangtua 'kan?"
"Iya, apa sih pakai nanya-nanya begitu, suster mengalihkan pembicaraan ya?" nada suaranya meninggi membuat suster itu harus menutup mulutnya, tempat ini walaupun sepi tetap takut juga ada yang dengar.
"Tapi janji padaku ya kau bisa menjaga rahasia ini, hanya kita berdua saja yang boleh tau," Sakura terdiam entah mengapa merasa hawa di sini jadi lebih dingin, dia tau masih ada salju di luar sana berarti wajar saja 'kan kalau dingin, tapi suasana yang sekarang ini rasanya agak berbeda, sedikit membuat merinding.
"Kumohon jangan beri tahu siapapun, oke? Aku percaya padamu, tolong jaga ini untuk Sasuke," perempuan bermata hijau itu pun akhirnya mengangguk, entah mengapa walaupun perasaannya tak enak, dia tetap ingin tau.
"Semoga saja dugaanku ini benar," suster itu menatap Sakura dengan intens, mata hitam itu tak menoleh sedikitpun, berdoa dalam diam, berharap gadis ini bisa diajak bekerja sama.
"Sasuke masih memiliki orangtua," ucapnya pelan sekali tapi dengan keadaan yang sunyi seperti ini Sakura cukup bisa mendengarnya dengan jelas.
"Hah?"
"Iya tapi aku masih mencari tau dan belum yakin, jadi tolong bantu aku ya," dan entah dapat ilham darimana Haruno Sakura mengangguk begitu saja.
***
Pembicaraannya dengan suster tadi tak bisa benar-benar Sakura lupakan begitu saja, tatapan mata suster itu, gerak-geriknya, tak ada kebohongan yang tersirat, tapi apakah mungkin? Sasuke masih memiliki orangtua?
Sasuke sudah bangun daritadi, perempuan itu juga hampir beberapa kali ingin bertanya tentang itu, dan untungnya ucapannya tak tersuarakan, rahasia itu masih aman.
"Hei," biasanya perempuan itu akan berbicara sangat banyak, sangat berisik, dan sangat ekspresif, baru kali ini Sasuke melihat seorang Sakura melamun, tatapan matanya kosong, hei dia tidak kesambet makhluk halus 'kan? Dia tadi tak main-main ke ruang mayat 'kan?

KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fiksi Penggemar"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto