Mereka berdua masih berdiri terdiam, Tayuya sih menunggu gadis itu bicara, sementara Sakura masih asyik memperhatikan sepatu Tayuya yang lucu.
"Jadi?" tanya Tayuya tak tahan di buat menunggu lama-lama.
"Maksudmu, kekasih yang menemanimu di saat-saat terakhir itu adalah Sasuke?" dia belum menaikan pandangannya, mata hijau itu terus terpaku pada objek berwarna hitam yang Tayuya pakai.
"Iya, kurasa kau adalah gadis yang baik," sejenak pikirannya pergi pada hari yang sudah lama berlalu, dia yang pernah mengambil mainan temannya secara paksa, dia yang sering membuat bayi tetangga menangis, dia yang sering berbohong pada ibunya hanya untuk membeli steak, dia yang sering malas belajar lalu membuat ayahnya sedih, dan saat dia dengan secara sadar hampir melupakan Sasuke, dia langsung menatap Tayuya dengan sedikit senyum lalu menggeleng.
"Aku bukan gadis baik," jawabnya pelan, di depannya perempuan berambut merah itu hanya mengernyitkan mata.
"Oke kau tidak baik, tapi kau punya hati 'kan?" Sakura terdiam lagi sambil berusaha mengingat-ngingat ucapan ayahnya, dan Sakura rasa kalimat itu cocok untuk dia pakai pada gadis ini.
"Ayahku pernah bilang aku boleh bahagia dengan cara apapun, tapi tidak dengan mencuri kebahagiaan orang lain," kini tatapan mereka bertemu, Tayuya hendak akan mengeluarkan suara tapi tak jadi karena Sakura ternyata berbicara lagi.
"Sasuke bukan uang, dia tak bisa di pinjam, tak bisa di kembalikan juga, dia itu manusia dan aku tak yakin kalau kau bisa membuat dia bahagia, dibanding kamu aku lebih mementingkan kebahagiaan Sasuke," Tayuya tertawa keras dengan ekspresi yang sedikit menakutkan, tapi Sakura tetap tenang, tetap menatap kedua iris mata Tayuya dengan berani.
"Aku tidak mencuri, aku memintanya secara baik-baik," Tayuya kini tersenyum saat melihat Sakura menunduk sekali lagi, memang sulit sih membuat sebuah keputusan, jadi Tayuya akan menunggu dengan sabar, dia janji tak akan sampai memukul.
"Apa kau tak akan menyesal jika aku mati dan kau tak menuruti permintaan terakhirku?" Sakura tersenyum lalu membenarkan celananya yang entah kenapa jadi terasa tak nyaman, padahal tadi sih baik-baik saja.
"Kalau aku yang mati duluan kamu menyesal tidak meminta pacarku dengan cara begini?"
"Memangnya kau sakit parah?" tanya Tayuya yang hanya di balas sebuah gelengan kepala.
"Tidak, aku anak sehat, tapi kedepannya kan tidak tau, tetanggaku ada yang meninggal saat duduk santai di dekat kolam kompleks, padahal dia tidak sakit parah, dia sehat," Sakura kini menangkap sebuah gerakan mencurigakan dari tubuh gadis di depannya, tapi dia tak mengeluarkan suara apapun, kini Tayuya lah yang menunduk dengan wajah yang menyedihkan.
"Tapi..... Kalau kau benar-benar ingin, kau boleh meminta langsung pada Sasuke," jika saja dia tak melakukan kesalahan fatal, jika saja dia tak bersenang-senang dengan Neji, mungkin kalimat ini tak akan pernah bisa ia ucapkan.
"Kurasa dia akan mengerti, karena yah kalau kau meminta padaku sampai mati pun tak akan pernah aku berikan,"
"Tak bisa pakai cara baik-baik ya?" saat Tayuya hendak mengingkari janji untuk tak memukul gadis yang ia rasa menyebalkan ini, sosok Sasuke terlihat jelas berada di depan matanya, berdiri di dekat pintu, apa ini ilusi? Tapi ternyata bukan, saat lelaki itu mendekat pada Sakura dan menatap dia dengan pandangan yang menyeramkan, dia begitu nyata.
"Mau apa kau?" Tayuya menutup mulutnya yang sudah sepenuhnya menganga, sementara Sakura hanya tersenyum-senyum malu, ternyata Sasuke tambah ganteng ya...
"Sasuke?" ucap Tayuya merasa ada dalam bahaya, sejak kapan ada di sini eh?
"Aku ...aku,"
"Sebentar ya kalian ibuku menelpon nih," dengan tergesa Sakura mengangkat telpon itu tanpa repot-repot berlari keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/194013181-288-k68651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfiction"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto