5

4.6K 502 151
                                    

'Sasuke yang ini sakit,'

'Ini juga sakit,'

'AHH bagaimana dong....sakit semua nih,'


Tapi laki-laki itu tak menunjukan rasa kepedulian sedikit pun.

***

Sasuke masih saja berjalan, tampak tak peduli dengan keadaan Sakura yang bahkan sudah hampir pingsan, kedua lutut sampai ujung kakinya terasa sakit semua, dan sekarang masih dipaksa untuk tetap mengikuti laki-laki itu.

"Rumahmu yang mana sih? Jauh sekali," ternyata dari stasiun mereka masih harus berjalan kaki, Sakura yang sebelumnya tak pernah berjalan sejauh ini sudah bermandikan keringat, bahkan di punggungnya sudah ada yang menetas, rambutnya basah, dia kepayahan sendiri, sementara langkah Sasuke tak mau melambat, mau tak mau wanita itu terus memaksakan diri
dengan keadaan badan kurang baik pula.

"Masih jauh," jawab laki-laki itu tanpa menoleh, Sakura hanya berusaha terus bernapas dengan benar, dia yakin bisa melewati cobaan ini.

"Kau tidak lelah berjalan kaki sejauh ini setiap hari? Aku sehari saja rasanya mau mati," di depan sana Sasuke tersenyum tipis, bagus lah mungkin besok-besok perempuan itu tak lagi berminat menguntitnya lagi.

"Pantas saja kau selalu datang paling terakhir, aku mengerti sekarang," ucapnya bangga, seolah telah berhasil mengungkapkan kasus kriminal, nada suaranya itu terlalu berlebihan untuk seukuran manusia yang telah tau bagaimana manusia lain bertahan hidup.

"Besok-besok aku bawakan kamu minum ah, pasti lelah sekali berangkat sekolah berjalan sejauh ini," kali ini jarak mereka kembali menjauh, entah Sasuke yang berjalan terlalu cepat atau Sakura yang tak bisa mengikuti ritme langkah laki-laki itu, yang jelas Sakura kembali berusaha dengan keras kali ini.

"Atau mau berangkat bersama? Aku bisa bangun lebih pagi dan menjemput kesini.....hm tapi kurasa kau pasti menolak,"

"Tentu saja," Sakura kembali tersenyum bangga, tebakannya benar lagi.

"Padahal kan kita teman," kali ini Sakura berlari untuk menyamai langkah laki-laki itu, dia menarik ujung seragam Sasuke seperti tadi, jadi dia tak akan tertinggal jauh lagi.

"Sasuke nanti dirumahmu ajari aku pelajaran yang tadi ya," laki-laki itu diam, bukan hal yang aneh, tapi tidak apa-apa, tampaknya Sakura sudah mulai terbiasa.

"Sebenarnya aku ingin kita belajar di sekolah, tapi kamu selalu sibuk, jadi aku memutuskan----"

"Kau apa? Memutuskan? Memang kau pikir kau siapa eh?"

"Pertama, aku memutuskan untuk belajar dirumahmu saja, kedua aku Haruno Sakura kalau kau lupa..... Atau mau kenalan secara resmi?" ucapnya polos tanpa terlihat takut sedikit pun, biasanya wanita lain akan langsung diam jika Sasuke berbicara seperti ini, jangankan begini hanya di tatap saja mereka akan langsung menunduk, ya benar....wanita ini bukan wanita biasa, Sasuke hampir lupa tentang satu fakta itu.

"Tidak terimakasih,"

"Hehe, aku di lahirkan dalam usia kandungan tujuh bulan, kata ibuku aku kecil sekali saat bayi, kau tau.....aku ini saat bayi bermasalah sekali,"

"Bukankah sampai sekarang masih bermasalah?" mendengar ucapan itu Sakura tertawa, dia pun kadang berpikir demikian, tapi baru kali ini ada oranglain yang berbicara seperti itu padanya secara langsung, di detik itu Sakura jadi sadar dari kecil dia selalu bersekolah ditempat ayahnya, jadi hampir semua teman-temannya tak bebas berpendapat, mereka selalu berkata baik, selalu meyakinkan bahwa Sakura oke-oke saja.

So Long! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang