***
Berbeda dari sebelumnya, jika kemarin-kemarin Sakura akan diam saja dikelas saat jam istirahat kali ini dia malah memutuskan untuk mengikuti Sasuke, diam-diam wanita itu penasaran kemana perginya dia, karena Sakura tak pernah menemui laki-laki itu, dikantin, dilapangan, diperpustakaan, dimana saja tak ada, sungguh aneh, Sasuke bukan sejenis hantu 'kan?
"Oh jadi kau selama ini kesini?" dengan seenaknya Sakura duduk didekatnya, menatap pemandangan yang disuguhkan, Sasuke ternyata memilih untuk pergi ke atap ruangan kelas yang sudah tak terpakai, jika dipikir-pikir seleranya sungguh sangat buruk, kenapa? Karena disini kotor, tak ada kehidupan, juga agak seram kalau jatuh.
"Ada apalagi? Di jam istirahat kau tak perlu bantuanku 'kan?" Sakura menggeleng, dia hanya ingin tau saja, kemana hilangnya anak laki-laki ini, dan sekarang Sakura yakin bahwa Sasuke seratus persen manusia.
"Biarkan aku istirahat, aku-----" dengan gerakan cepat Sakura mengambil sesuatu disakunya, dan tentu saja Sasuke tau apa itu.
"Tidak mau," mendengar itu Sakura langsung memasukan satu buah coklat kecil itu, kembali ke sakunya.
"Aku tidak akan berbicara kok, anggap saja aku tak ada," ucap Sakura menyadari gelagat Sasuke yang tak mau diganggu, perempuan itu menatap hamparan luas sekolahnya, begitu menyenangkan melihat dari sini.
"Tapi tetap saja kau ada,"
"Sekali-kali ditemani tak apa-apa 'kan?' Sasuke menaikan kedua bahunya, tak berminat lagi memperpanjang obrolan ini, tapi entah mengapa dia tak berpikir untuk mencari tempat yang baru, yasudahlah.
"Benar kan, kalau aku tak ada, semua wanita dekat-dekat Sai," kata Sakura tanpa amarah berlebih, tak ingin juga lompat dari sini untuk mengusir mereka seperti biasanya, dia hanya ingin disini saja.
"Kau boleh pergi kalau begitu, tampaknya Sai sedang membutuhkan jasa usirmu," suara tawa khas Sakura tak membuat lelaki itu tertarik untuk menoleh.
"Sayangnya aku tak bisa," jawabnya lemah seperti lupa bahwa barusan dia tertawa keras sekali.
"Kenapa?"
"Karena aku tak bisa turun," untuk dapat naik kesini Sakura membutuhkan banyak waktu, disini tak ada tangga, tak ada apapun untuk memijakan kaki, Sakura mungkin bisa naik kesini tapi untuk turun rasanya seram, tinggi sekali.
"Oh bagus, aku tak akan melihatmu dikelas kalau begitu,"
"Jadi kau akan meninggalkanku disini?" tanya Sakura tak percaya, laki-laki itu sedang bercanda kan? Dia tak mungkin setega itu kan?
"Tentu saja, tak ada alasan untukku membantumu turun dari sini," dan yah laki-laki itu tak berbohong, saat bel berbunyi dia pergi tanpa mau menolong Sakura, merasa kesal sekaligus senang juga karena sedang tak ingin belajar wanita itu diam saja, dan sungguh menyebalkan, dia lupa membawa ponsel.
***
Pelajaran dimulai, semua tampak normal-normal saja, hanya satu yang tampak berbeda, tidak ada wanita itu di sampingnya, boleh kah Sasuke merasa tenang sekarang? Tentang wanita itu biarlah, dia memiliki mulut, memiliki ponsel, pasti mudah untuk turun dari sana, tunggu saja beberapa menit lagi.
"Ino...." bisik Tenten dari bangku belakang, menyadari sosok temannya tak ada di kelas.
"Apa?" Ino berbalik sambil melihat keadaan, yang sedang mengajar di depan adalah guru paling seram, pasti ada sesuatu yang salah sampai-sampai Tenten berani sekali memanggilnya.
"Sakura mana?" Ino refleks menoleh ke bangku yang hanya menampakan sosok Sasuke, seingat Ino sih tadi saat Sakura diajak untuk pergi ke kantin dia menolak dan memilih pergi ke toilet sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
أدب الهواة"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto