16

4.2K 505 176
                                    



"Halo Sasuke bisa kerumahku sebentar?"

"Tidak bisa Karin, aku sedang sibuk sekarang,"

"Oh oke," sambungan itu terputus begitu saja, tatapan Sasuke kali ini hanya terfokus pada satu gadis yang sedang mengambil ikan memakai saringan, senyumnya tak terlihat karena dia tampak sangat hati-hati sekali, sudah berkali-kali mencoba tetap saja tak dapat, saringannya sobek terus, sejenak Sasuke menghembuskan napas, sebenarnya dia tidak sibuk sekarang, apa yang barusan bisa disebut dengan kebohongan?

"Sasuke yakin tak mau coba? Kalau kau yang menyaringnya ku yakin pasti dapat," ucap gadis itu sambil mengelap peluh di dahinya, ternyata melakukan hal seperti ini pun bisa membuat badannya panas.

"Tidak,"

"Ikan-ikannya pasti takut, pasti langsung menyerahkan diri kalau melihat wajahmu," tapi ucapannya tak direspon, laki-laki itu malah menatap satu titik dengan tatapan yang kosong.

"Sasuke aku dapat ikan," dan sekarang Sakura merasa bahwa hari ini Sasuke melamun terus.

"Sasuke, ikannya lepas,"

"Yeay dapat lagi,"

"Yah lepas lagi, Sasuke kau tak kasihan padaku? Aku belum dapat ikan tapi uangku mau habis," dan percuma saja, Sasuke tampak lebih peduli pada pohon-pohon dibanding dirinya yang malang.

***

Sudah pukul sebelas tepat, gadis itu pun sudah masuk ke kamarnya, sudah makan sudah cuci kaki cuci tangan cuci ketiak dan sikat gigi, hari ini Sasuke menepati janji untuk mau diajak jalan-jalan, tapi Sakura merasa ada yang berbeda, iya memang dari dulu Sasuke jarang berbicara tapi dia memiliki tatapan mata yang tegas dan garang, Sasuke yang hari ini tampak kosong, tampak lelah, apa mungkin dia sedang diet?

Tak bisa tidur, gadis itu pun memilih untuk bangun saja, daripada memaksakan mata untuk menutup kasihan nanti malah pegal, berakhirlah Sakura pada akuarium tanpa air itu, sapu tangan berwarna merah muda masih ada di sana, tampak cantik dan seirama dengan boneka-boneka kecil yang Sakura koleksi, tapi entah kenapa tak ada hasrat sedikit pun untuk membuangnya, walaupun sekarang Sakura tau laki-laki yang memberi sapu tangan itu sudah tak lagi sendiri, dan yah besok Sakura akan berbicara dengan Ino, tiga hari sudah berlalu begitu cepat, tapi sayang sekali besok itu minggu, jadi masa kesal Sakura harus bertambah satu hari.

"Tapi lebih baik ku buang saja deh, habis malah memilih Ino, dia tidak tau kan kalau sapu tangannya saja ku perlakukan dengan sangat baik, apalagi jika dia yang menawarkan diri, tak akan ku simpan di akuarium tentu saja, tapi dihatiku yang paling dalam, dalam sekali pokoknya paling dasar, Ino mana mau melakukan hal seperti ini,"

Sakura langsung saja mengambil sapu tangan itu tanpa memikirkan kerapihan, dia tidak peduli boneka-bonekanya terjungkal kesana-kemari, yang terpenting sekarang buang benda kecil menyebalkan ini dulu.

"Dengar yah sapu tangan, tolong sampaikan pada Sai jika kau sempat, dia itu bodoh sekali malah memilih Ino, dia nanti pasti akan merasakan betapa kesalnya saat sedang jalan-jalan Ino ditelpon dan disuruh pemotretan dadakan, dan Ino juga lebih bodoh daripada aku, aku mendapat peringkat ke tiga puluh empat dan Ino ke tiga puluh lima, walaupun hanya berbeda dua poin tapi tetap saja aku lebih besar, dan satu lagi Ino jarang masuk sekolah karena sibuk, pokonya Sai pasti menyesal, kalau menyesal awas saja mendekati aku, aku tidak mau lagi titik,"

Dan tung dia hanya menjatuhkan kain lembut itu ke lantai, tidak ke tong sampah, tidak keluar rumah, mana bisa sampai ke Sai coba?

"Sakura?" panggil ibunya di luar sana sambil mengetuk pintu.

So Long! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang