Sasuke, aku juga membutuhkanmu.***
Pagi ini Sakura menemukan Tenten sedang duduk ditempat duduk Sasuke, wajah penasarannya begitu kentara, pasti akan bertanya tentang yang kemarin.
"Sakura, akhirnya kau datang juga," gadis berambut merah muda itu pun duduk di bangkunya, menyimpan tas, menyimpan headphone, menyimpan botol minum, dan cemilan, sudah bukan rahasia lagi, dari dulu Sakura memang dijuluki kantong Doraemon karena selalu membawa barang banyak kemana pun, apalagi cemilan.
"Aku penasaran tentang laki-laki yang kau ceritakan kemarin, siapa sih? Tak mungkin laki-laki yang duduk di sini 'kan?" tanya Tenten yang membuat Sakura malah tersenyum, memang kenapa kalau laki-laki yang dimaksud Sakura itu adalah dia? Dan tiba-tiba saja tatapan Tenten mengeras melihat seseorang yang menarik bangku untuk ikut ngobrol dengan mereka berdua.
"Ino? Ada apa?" tanya Tenten dingin, tak suka melihat gadis itu berperilaku seolah kejadian heboh tempo hari itu tak pernah terjadi.
"Tidak apa-apa Ten, aku sudah tak marah lagi pada Ino, dan yah tentang yang kemarin itu dugaanmu benar, dia Sasuke,"
"Hah?" ucap mereka kompak, Ino yang baru datang saja ternyata paham maksud senyum dari gadis ini, apa dugaannya benar kalau Tenten dan Sakura sedang membahas laki-laki yang Sakura suka? Dan laki-laki itu Sasuke?
"Kau tidak sedang bercanda kan? Maksudku Sasuke kan anak kelas khusus," ucap Tenten lagi, memang tak baik menilai laki-laki dari materi tapi tetap saja kan, materi itu diperlukan.
"Bukannya bagus kalau dia anak kelas khusus? Apa maksudmu karena aku tak pantas untuk dia? Apa karena aku bodoh?" Tenten langsung menggeleng, tentu saja hal seperti itu tak terpikirkan olehnya, dan benar Tenten lupa tentang satu hal, dia sedang bicara dengan Haruno Sakura.
"Tapi Sasuke menyukai gadis lain, dan sekarang gadis itu tampak memberi harapan pada Sasuke, aku harus bagaimana?" Tenten hanya diam, tidak tau harus memberi saran apa, karena sejujurnya dia tak pernah memiliki pacar.
"Selagi belum pacaran kau masih memiliki kesempatan kok, biarkan Sasuke memilih," saran Ino membuat Sakura dan Tenten mengalihkan pandangan hanya pada dia, dari dulu kalau masalah laki-laki gadis ini saja yang akan memberi saran dan kritik, sungguh dia tak cocok jadi model dia lebih cocok jadi agen biro jodoh.
"Memilih bagaimana?" tanya Sakura dengan raut wajah serius membuat Ino jadi agak terkejut, sejak kapan dia jadi begini? Apa dia semalam terbentur sesuatu?
"Maksudku berusaha saja yang keras, dan jika dia tetap tak memilihmu kau harus siap ya, itu hukum alam," Sakura mengangguk lalu menatap Tenten dan Ino secara bergantian.
"Tapi aku juga belum yakin tentang perasaanku, yang jelas hatiku sakit sekali saat dia akan menemui Karin," dua temannya itu mengernyitkan halis, tidak tau siapa nama itu.
"Karin itu nama gadis yang Sasuke suka,"
"Aaah," mereka berdua pun menggangguk paham.
"Begini Sakura jika hatimu sakit berarti kau memang menyukainya dengan tulus," ucap Ino lagi sampai mereka semua panik saat melihat Sasuke memasuki kelas, untung saja di saat bergosip pun mereka masih memasang mata.
"Semangat," Ino menepuk bahunya lalu menaruh bangku yang tadi dia tarik untuk dikembalikan ke tempat asal, dan bel pun berbunyi nyaring, sudah waktunya belajar.

KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfiction"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto