Note : ini bukan lanjutan 'so long' cuma iseng bikin oneshoot hehe, kalau oranglain kan suka promoin cerita barunya di karya dia nah kalau aku mah masukin one shoot aja, masih sasusaku, kalau suka oneshoot monggo dibaca kalau engga juga gapapa (ga maksa aku maaa) cerita ini tercipta grgr tadi pagi aku ampir kena bola basket sm anak-anak komplek yg lagi maen, untung aja aku bisa menghindar kalau kaga alamat kliyengan ni kepala.Dan btw so long aku udah ngetik chap baru dan mau aku copy eh bukannya ngeklik copy malah ngeklik paste jadilah tulisan aku ilang semua sedih kalau yg ngetik di catatan iphone pasti paham deh sm penderitaan aku, jadi stuck tau gara-gara cerita aku yang 2300 kata itu ilang :( :( kesel bangat, harus diulang dr awal feelnya pasti jadi beda huhu.
Pokoknya cerita ini tak ada hubungannya dengan so long?! Bye.
Farewell To You.
Semua ini terjadi gara-gara bola basket sialan itu.
****
Jam istirahat adalah primadona, jam paling dinantikan, ditunggu dan diharapkan kehadirannya karena jika saat itu tiba, perut kosongmu tak akan meronta lagi.
"Sasuke ke kantin bersama yuk?" tawar si rambut merah muda tepat setelah bunyi lonceng berakhir, sudah dua tahun semenjak hari pertama Sasuke menginjakan kaki di sekolah ini dan gadis itu tetap bersikukuh saja.
"Tidak mau," sebenarnya gadis itu lumayan, dia cantik cukup pintar juga, karena yah dia berada satu tingkat di bawah Sasuke dalam perolehan rangking, hanya saja niat Sasuke bersekolah bukan untuk menjalin hubungan yang tidak jelas, dia tak tertarik dengan kisah cinta di masa remaja, dia akan melakukan hal sejenis itu tapi nanti, saat dia sudah siap secara mental, umur dan fisik
"Hari ini ulang tahunku, sekali ini saja ya, ayo ke kantin bersama," biasanya gadis itu akan langsung pergi jika sudah mendengar kalimat penolakan dari Sasuke tapi kali ini tidak, dengan alasan ulang tahun hm? Memangnya dia pikir sebaik apa hati Sasuke itu?
"Pergi saja sana sendiri, aku tidak peduli juga dengan hari-harimu," Sakura mengangguk lalu melangkahkan kakinya menjauh, matanya memanas tapi dia berusaha kembali tersenyum, tidak apa-apa... Sasuke memang seperti itu 'kan? Tidak apa-apa... Salahnya sendiri mencintai laki-laki sejenis Sasuke 'kan?
Aku tak akan menyerah sampai kau 'mau' tidak semudah itu meruntuhkan tekadku, Uchiha.
"Gagal lagi?" tanya Ino setelah melihat temannya itu keluar sendirian dari kelas.
"Tentu saja, tapi tenang sebelum kita lulus, aku sudah bisa membawa dia ke kantin," suara tawa renyah Ino membunuh sepi, bisa-bisanya Sakura kesulitan hanya untuk pergi ke kantin berdua saja.
"Menyerah saja, aku saja setelah menyerah pada Sasuke mendapatkan laki-laki kw super yang sedikit mirip dia, itu juga tidak terlalu buruk,"
"Aku tak akan menyerah, pegang ucapanku ya," Ino hanya menaikan kedua bahunya lalu berderap pergi mengikuti langkah Sakura yang tiba-tiba saja jadi lebih cepat.
***
Sasuke berjalan sendirian menuju kantin, dirasanya dia benar-benar suka rasa sepi, dia hidup hanya untuk merasakan ketenangan, jadi beginilah dia sekarang melewati lapangan tanpa rasa takut sedikit pun, padahal tanpa bisa diduga olehnya bahkan oleh oranglain di sekitar sana ada bola basket lepas landas dari lapangan menuju kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Фанфик"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto