[ flat ]

2.6K 347 57
                                    




****



"Jadi sekarang sudah ingat kalau kau itu punya teman?" suasana cafe Yamanaka tampak tenang, tamu-tamu yang datang hanya diam sambil menikmati minum yang mereka pesan, malam ini juga tak sedingin kemarin-kemarin.

"Maaf deh, aku kan sibuk kuliah,"

"Kau pikir aku dan Tenten tidak?" Sakura mengangkat gelasnya, membiarkan benda bening itu menempel pada mulutnya lalu dengan lihai menghabiskan sisa minumannya hanya dengan sekali napas.

"Ya maaf deh maaf, nih aku buatkan kue, aku tau kau pasti akan marah,"

"Oke, kau tau aku akan marah dan tetap nekat datang kesini lalu menyogok dengan cara seperti ini?" Sakura tersenyum meminta keadilan, dia tak bohong kok tentang sibuk, dia capek sekali habisnya kalau kuliah, kan lebih enak tidur daripada main kesini dengan tubuh penuh keringat.

"Aku tak akan luluh melihat senyummu itu,"

"Iya tak akan, kalau makan kue ini pasti luluh deh, awet sampai seminggu," Ino awalnya enggan tapi luluh juga setelah melihat kotak kuenya lucu sekali, di tempel-tempel oleh ornamen dan pita, dia yakin itu buatan Sakura karena dulu sempat lihat pita-pita itu tercecer di dekat tempat sampah kamarnya.

"Yasudah deh, satu suap saja," Sakura mengangguk dengan semangat lalu membuka kotak itu dengan perlahan, takut rusak soalnya, dan Ino sih menunggu saja dengan sabar, dia tau kalau kue buatan Sakura rasanya pasti enak, sudah terjamin, cuma bentuknya saja semrawut, waktu buat kue ulangtahun Tenten waktu itu juga seram sekali, bentuknya sih seperti panda tapi perutnya rusak, matanya seram, tangannya besar sebelah, dan tentu saja itu bisa di bilang mirip siluman di banding panda.

"Kue babi dan beruang untuk Ino," ucapnya sambil menyodorkan kotak kue yang sudah sepenuhnya terbuka, dan reaksi Ino sekarang sungguh tak bagus, menganga nya besar sekali, untung tak ada nyamuk lewat.

"Serius ini kamu yang buat?"

"Iya dong," bentuknya bagus sekali, sungguh jauh berbeda dengan kue siluman panda tempo hari, mana kuenya kecil-kecil pasti sulit sekali membuatnya lucu begini.

"Kau pasti membeli ini di toko kue 'kan?" Sakura tersenyum menjijikan karena merasa bahagia luar biasa kue buatannya disamakan dengan kue yang di jual di toko.

"Heheh kau membuat aku terharu saja," Ino terdiam sambil terus memandangi kue yang masih tersusun rapi di kotak.

"Enak, ya ampun enak banget," dengan sigap Ino langsung menelan kue empuk itu lalu mengambil yang lainnya dengan brutal.

"Demi apapun Sakura kau harus menjual ini di cafe ku,"

"Di sini?" tanya Sakura dengan nada suara yang pelan dan langsung di balas sebuah anggukan oleh Ino.

"Tentu saja, ini 'kan cafe milikku, Yamanaka cafe, menurut mu memang ini punya siapa eh?"

"Kak Dei,"

"Idih, dia sih sibuk di laboratorium bodoh itu, mana mau buat beginian," Sakura sekali lagi menatap Ino, tatapan tak percayanya kentara sekali.

"Ah kau sih tak pernah mau kalau ku ajak jalan, banyak cerita yang kau lewatkan,"

"Apa saja tuh? Sampai sore selesai tidak kalau kau ceritakan semuanya?"

"Hm, secara garis besar saja ya," Sakura mengangguk lalu mengambil satu buah kue yang ternyata di abaikan oleh Ino atau lebih tepatnya kapasitas tangannya penuh.

"Aku membuka cafe ini bersama pacarku,"

"Sai?"

"Hah? Serius kau tidak tau kalau aku sudah selesai dengan Sai?"

So Long! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang