35

3.6K 465 159
                                    

Aktifitas Baru.

***

"Yang ini gini caranya," jika dulu yang berbicara seperti ini adalah Sasuke berbeda dengan sekarang, wanita berambut merah muda lah yang melakukan itu, sisa dua hari sekolah mereka membuat Uchiha Sasuke tidak bisa mengikutinya karena terperangkap di ranjang rumah sakit, karena waktu itu sempat bilang bahwa takut ketinggalan pelajaran Sakura dengan semangat membara berusaha sekuat tenaga untuk belajar dan mengajari laki-laki itu agar dia tak ketinggalan, semoga saja ini benar.

"Seperti ini?" Sasuke walaupun sedang mengalami panas tubuh yang ekstrim tetap saja menyelesaikan soal itu, Sasuke juga tau yang diajarkan Sakura ini salah, tapi dia tetap menggunakan cara yang Sakura ajarkan, tak mau membuat gadis itu kecewa.

"Loh kok hasilnya minus sih?" sekali lagi Sakura memperhatikan bukunya yang siang tadi dia catat, tiba-tiba kepalanya jadi sakit saat dia terus memaksakan mata hijaunya untuk terus menatap angka-angka itu.

"Sepertinya aku salah deh," Sakura tersenyum sambil menutup bukunya lalu menyimpannya di rak meja di dekat ranjang Sasuke.

"Kenapa ditutup?" gadis itu menggeleng, merasa kecewa pada dirinya yang tak berguna, walaupun dia sudah berusaha dengan keras tetap saja tak ada satu angka pun yang tersisa di otaknya.

"Aku mau menelpon Naruto saja, mau tanya dia," sebelum Sakura meraih ponsel di tas sekolahnya lengan dingin Sasuke yang masih dihiasi oleh selang infus menahannya.

"Jangan,"

"Kenapa? Daripada kau ketinggalan pelajaran, tak apa-apa kok walaupun dia memakai operator yang berbeda, pulsaku banyak," Sasuke tetap saja menggeleng, untuk apa bertanya pada oranglain, dia sudah mengerti kok, bahkan saat melihat pertama kali, tak ada yang sulit, dan hei sejak kapan mereka bertukar nomor ponsel?

"Lakukan hal lain saja, kurasa aku sedang tak bisa belajar," Sakura mengernyitkan halis, menatap Sasuke dalam-dalam, ada apa sih? Tadi seperti ingin sekali belajar, sekarang malah bilang tak bisa.

"Suster," tiba-tiba saja Sakura berbicara seperti itu, dan setelah Sasuke menoleh dia melihat sosok wanita berbaju putih sedang menatap mereka berdua dengan senyum.

"Sasuke, jangan duduk-duduk dulu, kau harus tidur," ucap suster itu yang sekarang mengeluarkan sebuah suntikan sungguhan, membuat Sakura bergidik, dia takut soalnya.

"Tuh dengar kata suster, kau sih aku kasih tau tetap saja bersikukuh mau belajar, aku 'kan mana bisa memaksa, kau seram habisnya," suster itu tersenyum sambil mengecek tensi darah Sasuke yang tekanannya masih saja rendah.

"Suster perutmu tambah besar," Sasuke malah ikut-ikutan memperhatikan perut suster itu, perasaan Sasuke sih sama saja seperti kemarin.

"Harusnya suster jangan berkerja, kalau sedang hamil harus istirahat yang cukup, harus mengajak adik bayi bicara di rumah sambil makan-makanan sehat, sesekali berjalan-jalan memang lebih bagus, tapi jangan berkerja," suster itu tau, Sasuke pun tau, suster hanya tersenyum mengangguk-anggukan kepala, membiarkan gadis berambut merah muda itu terus bicara, sebenarnya dia ingin sekali melakukan apa yang Sakura ucapkan, tapi tidak bisa, dia harus tetap berkerja untuk kebaikan bayinya di masa depan.

"Sakura tau banyak ya," ucap suster itu sepuluh detik setelah Sakura berhenti bicara, dia sudah melakukan tugasnya dengan benar kali ini.

"Karena aku suka membaca tentang kehamilan, aku juga sudah mencoba susu untuk ibu hamil, rasanya lumayan enak," suster itu hanya memfokuskan pandangan pada gadis itu saja, dia sampai tak bisa menyembunyikan wajah bingungnya, kalau Sasuke sih sudah cukup terbiasa dengan kelakuan dan ucapan aneh dari gadis itu, minum susu untuk ibu hamil belum seberapa dengan jawaban kakaotalknya tempo hari.

So Long! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang