45

3.2K 427 158
                                    

Bad Things.

.

.

Berbeda dengan beberapa hari yang lalu hari ini sekolah cukup gempar setelah ada rahasia yang bocor, dengar-dengar sih pengumuman beasiswa universitas luar negeri yang diadakan satu tahun yang lalu hasilnya sudah keluar, anak-anak kelas khusus pasti sedang senam jantung, karena selama ini belum ada satu pun siswa Haruno high school lolos kesana, mengingat universitas itu adalah salah satu yang terbaik di dunia, kalau pun tak ada yang lolos pun tak masalah sih, toh memang sesulit itu mendapat beasiswa secara cuma-cuma di sana.

"Sakura sudah tau gosip terbaru belum?" wanita berambut merah muda itu datang lebih awal seperti biasa, fokusnya tiba-tiba saja ambyar melihat Ino berlarian dan duduk di sampingnya dalam satu hentakan, jangan lupakan deru napas yang tak teratur itu, dia pasti kelelahan akibat perbuatan sendiri.

"Gosip apa? Kau melihat pasangan kelas sebelah ciuman di toilet lagi?" Ino menggeleng mantap dengan pandangan serius, ini bahkan lebih penting daripada itu.

"Bukan, sebentar biarkan aku bernapas dulu," sambil menunggu Ino mengatur napasnya Sakura mengambil botol minum yang ia simpan di dekat bukunya yang terbaring lemah.

"Minum dulu,"

"Ah makasih," dengan sekali teguk air itu tak terlihat lagi di permukaan tempat minum bening itu.

"Anak kelas khusus..." Ino membuang napas sekali lagi merasa dadanya masih sesak lalu melanjutkan kembali setelah dirasa semuanya sudah membaik.

"Apa?"

"Kau ingat tidak ujian masuk universitas yang diikuti kelas khusus, waktu kita kelas sebelas itu Sak," dengan polosnya Sakura menggeleng, tidak tau, tidak mau tau, dan tidak peduli juga.

"Ah sudah ku duga, dengar-dengar sih hasilnya sudah keluar,"

"Lalu? Kurasa itu tak penting untuk hidupku deh," kini Sakura kembali membuka satu bungkus coklat yang tadi sempat terjeda karena Ino, gadis bermata aquamarine itu hanya menghela napas, serius ini tak penting?

"Sasuke kelas khusus loh, dia ikutan tes masuk itu loh, dia itu juara umum diangkatan kita loh kalau kau lupa, faktanya dia bukan hanya pacarmu saja," ucap Ino sedikit berbisik berniat membangun situasi yang menegangkan, dan dia yakin temannya ini pasti langsung pergi, pasti terkejut berat, pasti mengoceh.

"Eh tapi dia belum tentu diterima kok, selama ini perwakilan sekolah kita tak pernah ada yang lolos kesana hehe jangan berekspresi begitu ah," salah besar, yang Ino lihat bukanlah sosok Sakura yang ia duga, dia hanya diam, menatap kosong papan tulis, membuat Ino jadi menyesal, dia kan hanya bercanda, tak berniat begini.

"Sakura....."

"Kau yakin 'kan? Sasuke tak akan lolos kesana 'kan?" padahal lima menit yang lalu wajah polos nan ceria masih terpahat di sana kini bak badai yang datang tiba-tiba, ekpresi yang tadi itu hilang semua.

"Iya semoga saja, soalnya sulit sih masuk kesana," Sakura mengangguk lalu menunduk menatap sepatu putihnya yang sedikit kotor karena tadi menginjak lubang yang ada airnya di jalan.

"Aku tak mau, jangan ambil Sasuke," dan di detik berikutnya Ino berjanji tak akan mengulang becandaan sejenis ini lagi, karena Sakura sudah tak sama, dia tak akan tertawa terbahak-bahak, atau marah-marah tak jelas jika di usili, sorot matanya bahkan menyedihkan sekali.

"Maaf, aku tadi becanda,"

"Kalau soal Sasuke pergi, rasanya aku tak akan tertawa deh," Ino juga jadi diam, tak tau lagi harus melakukan apa.

So Long! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang