fun fact : - waktu nulis so long chapter 0 tulisannya ke apus semua dan langsung down males nulis deh alhasil nunda bikin karya ini, tapi nyebelin idenya ngalir terus dan akhirnya bikin lagi tapi keknya bagusan chapter 0 yang ke apus deh huhu, soalnya banyak yang nanya 'kelas khusus apa sih?' dan ada penjelasan yang lengkap di chap yang ke apus, sedih akutu, tapi karena kalian-kalian yang mau sayang sama so long..... bisa sampe part 70 deh, makasih ya semuanya♥️******
"Apa kabar?"
"Aku baik-baik saja," dia berbicara masih dengan air mata yang terus turun, dia tak boleh lama menjawabnya, nanti Sasuke pergi.
"Kalau baik-baik saja tak mungkin sampai menangis begini," laki-laki itu mengambil tisu yang tergeletak lemah di meja lalu mengakhiri pendaratan tisu itu di pipi Sakura yang sudah memerah, dia melakukannya secara perlahan, sampai air-air itu tak nampak lagi.
"Maaf," walaupun sudah berhenti menangis isakannya masih jelas sekali terdengar, tatapannya pun masih sendu, anak yang ceria ini menangis sampai sedemikian rupa, menunjukannya tanpa malu dan berusaha untuk terus kuat, apa sampai ke fase terjauh Sasuke menyakitinya dan tunggu, kenapa malah dia yang meminta maaf?
"Jangan meminta maaf," ucapnya pelan dan sedikit bergetar, untungnya dia masih bisa menahan untuk tak ikut menangis, sebagai lelaki dia yang harus kuat, pundaknya harus tegap, walaupun ini sedikit menyedihkan, mungkin dia pun akan menangis, tapi tak di tempat ramai begini, walaupun hanya setetes yang harus luruh.
"Aku tak mengerti Sasuke, harusnya aku tau Sasuke berusaha dengan keras mewujudkan cita-cita, tapi aku...." Sasuke beranjak, membawa gadis itu untuk pergi, disini bukanlah tempat yang bagus untuk saling bicara.
"Mau naik bus?" suara itu selalu saja membuat senang, sudah lama sekali rasanya tak mendengar ini, satu hal yang selalu Sakura rindukan jika sedang ingat tentang Sasuke.
"Mauuuuuu," jawabnya sambil tersenyum sama seperti dulu, hanya saja kali ini mata hijau itu sedikit merah dan bengkak.
"Bicara nya nanti saja ya, ingat-ingat saja dulu," Sasuke merangkulnya sambil sesekali merapikan rambu merah muda Sakura yang tadi sedikit basah karena air mata, atau jika ada angin yang menerpa, membuat wanita itu senang, apa masih ada kesempatan? apa mereka akan seperti ini lagi? semoga saja begitu, dia benar-benar berharap sekarang.
"Aku ingat semua kok, tak perlu diingat-ingat lagi,"
"Wow, serius? tertampung semua begitu?" mereka sudah sampai ke halte, bus mereka datang setelah mereka menunggu kurang lebih tujuh menit, karena ini adalah hari libur tak banyak orang yang tampak di sana, jadi mereka bisa duduk dengan tenang dan bicara tentang beberapa hal yang di rasa tak bisa mereka ucapkan saat di cafe tadi.
"Ya, aku ingat semuanya, mau mulai dari mana? dari aku yang payah, yang terus-terusan tak mengerti keadaanmu?" Sasuke menggelengkan kepala, bukan hal seperti itu yang ingin dia dengar sekarang.
"Jangan ucapkan hal-hal yang bisa menyakitimu,"
"Tidak apa-apa itu kan kesalahanku," Sasuke menggeleng lagi, lalu menyimpan jari telunjuknya di mulut gadis itu, agar dia diam.
"Dan hal-hal yang menyakitiku," Sakura mengernyitkan halis, dia tak mengerti maksud dari ucapan Sasuke.
"Ini salahku Sakura, aku tak pernah mengajakmu bicara, aku takut kau khawatir, aku yang payah karena masih menganggap mu sama seperti saat SMA dulu, padahal kau sudah banyak berubah, tapi aku selalu menutup mata, maaf," Sakura menggelengkan kepala merasa sedih lagi saat menatap mata Sasuke yang sedikit berkaca-kaca, tak pernah dia melihat Sasuke seperti ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/194013181-288-k68651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfiction"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto