Maaf aku kurang research tentang kemiripan Sasuke dan karakter lain, jadi utakata disini bayangin aja mukanya kek izuna, bisa kan? Harus bisa dong hehe, ya anggap aja mirip sasuke gitu yah :)
.
.
.
.
.
.
.
.
[ii] Promise---
.
.
.
.
Sakura berhenti bicara, begitu pula wanita itu, mereka haus tentu saja, tapi terlalu malas untuk sekadar memesan minum lagi, masalah ini belum selesai, jadi tidak ada acara menegak air.
"Jadi bagaimana?" tanya gadis yang masih duduk di tempat yang sama, Sakura masih berdiri, dan laki-laki itu hanya memegang kepala daritadi, pusing, tapi tak tahu cara menyelamatkan diri dengan benar, dia terperangkap, padahal sumpah demi apapun dia tak pernah mengenal wanita ini, memang lumayan cantik sih, tapi kan tetap saja dia sudah janji untuk setia, sudah tak mau lagi pusing-pusing begini, tapi kali ini ada apa? Kenapa dia dibuat pusing oleh kesalahan yang tak pernah dia buat.
"Ayo mengaku," sekali lagi dia berusaha, membuat laki-laki itu kembali memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa sakit.
"Aku bukan," jawabnya putus asa, putus harapan, jangan sampai putus hubungan juga.
"Oke biasanya ini akan manjur, bisa kau telpon Sasuke mu itu?" tanya si rambut cokelat keriting itu dengan sedikit senyum, seperti sudah terbiasa menangani masalah sejenis ini, walaupun yah tadi sempat menangis juga.
"Aku yakin kok dia ini----" jawab Sakura lagi helaan napas panjang laki-laki itu tak membuatnya pantang menyerah.
"Sudah ku bilang 'kan...aku ini bukan Sasuke-Sasuke yang kau ucap itu, kita bisa ke rumah sakit sekarang,"
"Mau apa ke rumah sakit?" Sakura pegal berdiri terus jadi dia memutuskan untuk duduk saja di bangku yang kosong, masih satu meja dengan mereka, kan ini meja untuk empat orang.
"Tes dna, tes air seni, tes kepribadian, tes darah tes apa saja, biar kau diam, pusing,"
"Sudah sudah bisa kau telpon Sasuke sekarang?" tawar wanita itu lagi, waktunya bersama laki-laki ini hanya sebentar, dia tak mau pergi ke rumah sakit, itu membuang waktu.
"Tapi percuma saja 'kan....."
"Lakukan saja dulu," Sakura mendapat tatapan tajam dari mereka berdua, dia juga sebenarnya dari awal sedikit menyadari perbedaan dari warna kulit juga tatapan, tapi kan yang seperti itu bisa di akali, Sasuke bisa saja kan mandi sambil membersihkan kulit memakai sikat cuci baju agar sedikit putih, dia juga bisa melakukan hal-hal lain seperti laki-laki brengsek yang sering Sakura tonton di drama serial.
"Yasudah," perempuan itu akhirnya menyerah, toh tak ada salahnya di coba, sekalian menyiapkan kata perpisahan yang bagus, agar dramatis, hubungan singkat seumur jagung yang menyedihkan ini, perlu kata-kata bagus untuk mengakhirinya, Sakura mengeluarkan ponsel, mencoba menelpon laki-laki yang ada di depannya, awas saja kalau ketauan, pakai pura-pura tak kenal lagi.
"Tidak diangkat," mereka berdua yang duduk di depan Sakura tampak sedikit kecewa.
"Coba lagi," dan entah mengapa perempuan berambut coklat itu malah menatap sang kekasih dengan mata menyelidik, dan setelah sadar di lihat dengan seram laki-laki itu menggeleng, tak ada raut dusta, tak ada apapun yang tampak ganjal.
![](https://img.wattpad.com/cover/194013181-288-k68651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfiction"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto