'Ini tidak akan begitu menyakitkan, jika wanita itu......bukan dia.'
***Pagi hari ini begitu ramai, tidak seperti biasanya yang hening dan menenangkan, bahkan di perpustakaan pun rasa hening itu seolah hilang dari peradaban, mereka semua tampak berlomba-lomba mengeluarkan kata sebanyak-banyaknya, ada apa? Sasuke sedikit penasaran tapi dia urung, ini bukan sesuatu yang harus dia pikirkan.
Hingga ia merasa darahnya sudah naik ke kepala, mereka semua terlalu berisik, dia tak bisa konsentrasi, sekali lagi tersirat satu tanya didalam hatinya, ada apa? Dia beranjak, berniat kembali ke kelas, mungkin dia akan bertemu gadis itu, tapi itu lebih baik, disini menjadi tempat yang buruk disini lebih berisik daripada sapaan Sakura di pagi hari.
"Sakura aku mohon jangan lihat," tak perlu jauh-jauh ke kelas, ternyata Sasuke sudah bisa melihat perempuan bersurai merah muda itu, dia tampak berada dalam kerumunan, ada Ino yang sedang menghalangi majalah dinding, jangan bilang.....ini tentang mereka?
"Aku sudah lihat, itu kau dan Sai 'kan?" ucapnya lemah, tampak seperti menahan tangis, wajahnya memerah, di sampingnya ada Tenten yang juga sedang berusaha untuk menenangkan tapi percuma, sedikit pun Sakura merasa tak bisa tenang lagi, foto yang dia lihat walaupun terhalang oleh lengan Ino terlalu menusuk hati, tak baik, tapi tetap saja dia tak bisa beranjak, kakinya berat, dia hanya bisa berusaha untuk bernapas dengan benar.
"Maaf," bagaimana bisa dia tak melihat, di sepanjang sudut foto itu tertempel dengan eratnya, dua sosok manusia berpakaian serba hitam memakai masker, bergandengan tangan di sebuah toko perhiasan, Sakura bahkan melihat mata Sai yang menyipit, tampak sangat bahagia.
"Aku mau ke toilet," pandangan iba terpancar di wajah setiap murid di sekitarnya yang masih mengitari dia dan Tenten, Ino sendirian di sana, masih berusaha melepaskan semua foto-foto yang tersebar dengan banyaknya, Sakura merasa itu adalah usaha yang teramat sia-sia, karena apa? Sakura sudah melihat semuanya, dan rasanya dia ingin berteriak, menyuruh Ino untuk berhenti, karena apa yang dia lakukan tak berguna.
"Tak usah temani aku, aku mau sendiri, boleh ya Ten?" ucapnya sambil tersenyum, melihat sosok yang masih berusaha terlihat baik-baik saja itu membuat Tenten tak lagi ingin menahannya terlalu lama, rasanya Tenten juga ingin meminta maaf walaupun tak bersalah, tapi memang benar Sakura membutuhkan waktu untuk sendiri.
"Hati-hati Sakura," gadis itu mengangguk dia berusaha berjalan dengan sedikit cepat karena tak mau melihat foto-foto itu lagi, sudah cukup.
Tenten begitu pula murid-murid yang masih di sana menatap setiap langkah yang Sakura buat, sebuah rasa cemas datang begitu saja pada benak Tenten, dia pikir Sakura akan menangis, marah pada Ino, atau apapun tapi dia tidak, dia diam, dia tersenyum, sungguh menyakitkan, sampai bel berbunyi, mau tak mau mereka semua memasuki kelasnya masing-masing, satu harap yang Tenten inginkan semoga Sakura tetap menjadi dia yang biasanya, selama apapun proses yang akan dia alami nantinya.
"Aku minta maaf," ucap Ino di depan sana, di kelas mereka, tepat seperti saat itu, saat Sakura mendeklarasikan bahwa jangan ada satu pun orang yang mendekati Sai.
"Jangan minta maaf pada kami, minta maaf lah pada Sakura," di kelas itu pun Sai tampak tak cerah seperti biasanya, tak menyangka akan ada kejadian yang seperti ini, laki-laki itu pun tak tega melihat Ino di seperti ini kan, walaupun dia juga tampak akan di benci tapi kesalahan ini lebih menyudutkan Ino, wajah gadis itu pun sangat suram, matanya bengkak, Ino bahkan melarang Sai untuk membantunya melepas foto-foto itu.
"Aku pasti meminta maaf pada Sakura, aku minta maaf pada kalian karena aku membuat keributan, maaf ya," gadis itu pun duduk di tempatnya, tak tahan ditatap tajam oleh seluruh mata di kelas itu, termasuk Tenten, temannya itu pasti yang paling marah di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Long!
Fanfiction"Tahun ini ayah tidak akan mengirim satu anak khusus untuk mengajariku kan? Aku ingatkan mulai sekarang, itu tak akan berhasil," © Mashashi Kishimoto