[5] Gara-gara Bolos

5K 194 0
                                    

Hari ini Ayra kembali bersekolah seperti biasanya. Namun, ada yang berbeda karena ketika Ayra melewati koridor sekolah, banyak sekali yang menatap sinis kearah Ayra.

'Pengen banget gue colok tuh mata' batin Ayra.

Ayra pun berjalan dan berusaha mengiraukan nya. Namun, semakin lama bukan hanya tatapan sinis namun juga cibiran cibiran.

'So cantik najis!'

'Oh si Ayra'

'Mungkin dia pelet Rey ya, haha'

'Cewe kaya dia mah apaan'

'Apaan dah tepos gitu, haha'

Seperti itulah cibiran cibiran yang Ayra dapatkan. Sejujurnya Ayra sakit hati di kata katain seperti tadi, namun Ayra memilih diam saja, karena jika Ayra membalas mereka tidak akan ada akhirnya.

Ayra terus saja berkomat kamit agar cepat di dalam kelas. Mengapa kelas serasa sangat jauh kali ini, begitulah pikiran Ayra.

Sesampainya di kelas Ayra akhirnya bisa bernafas lega. Saat melihat ke arah para sahabatnya, mereka menatap tajam Ayra.

"Lama lama gue colok mata lo pada," sudah sepanjang jalan dipelototi oleh siswa siswi lain, kali ini sahabat nya pun malah memelototi Ayra.

"Lo hutang sama kita," tukas Fara menatap tajam Ayra.

"Perasaan gue kaga punya hutang deh ke lo pada."

"Hutang penjelasan, kambing" koreksi Sasa.

"Kemarin lo kemana?" selidik Vivian.

"Ke sekolah tapi telat" cengir Ayra.

"Lo kemarin ga masuk sekolah, Ayra" sembur Sasa.

"Iya, kemarin gue bolos diajak Rey" ucap Ayra apa adanya.

"JADI BENER?" teriak Fara, Sasa dan Vivian bersamaan. Sehingga membuat mereka diperhatikan aneh oleh murid murid lain.

"Emang kenapa?" Ayra bertanya seolah tidak ada masalah apapun.

"Eh ogeb, kabar lo bolos bareng Rey udah kesebar ke penjuru sekolah. Sampe mang Dadang tukang kebersihan tau," Penyakit bawel Fara muncul lagi kan.

"Ko bisa?"

"Lo kaya gatau si Rey aja, si Rey kan penggemar nya dimana mana bego" gemas Fara.

"Oh karena itu, tadi juga pas gue lewat di koridor banyak banget yang sinisin gue,pengen gue colok tuh mata," kekesalan Ayra ia luapkan kepada sahabat sahabat nya.

"Lain kali hati-hati kalo ngapa-ngapain sama Rey," pesan Sasa, yang menurut Ayra sangat ambigu.

Ayra tertawa terbahak bahak. "Apa sih, bahasa lo ambigu tau gak."

"Orang gue juga baru kenal sama tuh orang," lanjut Ayra ketika tawa nya sudah mereda.

"Ya bagi orang yang suka Rey mau baru kek mau lama kek yang penting bagi mereka gak boleh ada siapapun yang boleh deketin Rey, secara kan Rey gapernah mau deket-deket cewe. Nah sekarang, gak ada angin gak ada apa lo tiba-tiba deket sama Rey ya jadi mereka ngamuk ke lo!" ucap Sasa panjang lebar.

"Si Rey kan temen nya Defan ya jadi temen gue juga." Ayra terus saja membela diri membuat sahabat sahabat nya kesal.

"Bagi lo temen, tapi bagi mereka Rey kalian itu disangka punya hubungan lebih!" Fara lama lama gemas karena sedari tadi Ayra membela diri terus.

"Udah lah, bu Ginar datang tuh!" lerai Vivian.

Setelah itu pelajaran pun dimulai karena guru mata pelajaran sudah masuk. Tidak ada yang berani mengobrol karena guru kali ini dikenal killer.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang