[56] Kecewa

3K 120 1
                                    

Tadi saat Ayra sedang panik panik nya meminta tolong. Untung nya, Fino melintas langsung saja Ayra meminta bantuan Fino untuk membawa Adley ke rumah sakit.

Setiba nya di rumah sakit, Adley langsung di larikan ke ICU untuk mendapatkan penanganan. Ayra syok, ia tak menyangka kejadian nya akan seperti ini.

Dan Fino, ia terus mendampingi Ayra. "Kenapa bisa kayak gini?" tanya Fino mulai membuka obrolan.

Ayra sempat menghela nafas nya panjang sebelum akhirnya ia menceritakan kejadian tadi hingga dapat menyebabkan Adley tertabrak ini.

"Itu karma buat dia," respons Fino dengan santai nya.

Ayra menatap tak suka Fino, "Lo gak boleh gitu."

"Lo baru banget pulang sekolah? Orang tua lo yang dirumah kalo nyariin gimana?" ujar Fino mengalihkan pembicaraan.

Ya ampun, benar kata Fino. Bahkan Ayra belum memberitahu orang rumah. Ayra lalu hendak menelepon bunda nya namun ternyata handphone nya mati. Sial sekali.

"Gue boleh pinjem hp lo? Hp gue mati." Fino mengangguk lalu merogoh saku nya dan meminjamkan nya pada Ayra.

Ayra menelepon Defan, ketika sambungan terhubung. Ayra langsung memberitahu keberadaan nya dimana dan menyuruh Defan ke tempat Ayra agar bisa menjelaskan apa yang telah terjadi.

Pikiran Ayra tiba-tiba tertuju pada Rey. Kekasih nya sekaligus orang yang paling dekat dengan Adley. Rey harus di beritahu tentang ini.

"Lo punya nomor Rey?" tanya Ayra berhati-hati.

Terlihat keterkejutan dari wajah Fino, "Gak ada guna nya gue save nomor dia." Baiklah, mungkin Ayra harus menungu hingga Defan datang untuk mengabari Rey.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Defan datang. Defan terlihat terkejut melihat keberadaan Fino disamping. Namun, ia berusaha masabodoh.

"Adley yang sakit kenapa lo yang repot-repot sih?" omel Defan dengan nada tak suka.

Ayra berusaha menenangkan Defan dengan cara mengusap-ngusap punggung tangannya. "Kejadian ini, ada sangkut paut nya sama gue, bang."

"Maksud nya?" bingung Defan.

Ayra pun menjelaskan kronologis kecelakaan yang dialami Adley. Defan menyimak nya dengan seksama.

"Niat dia udah jelek, jadi ini balesan nya," ucap Defan memberikan respons ketika Ayra sudah selesai berbicara.

"Sekarang, lo telepon Rey. Kasih tau dia kalo Adley masuk rumah sakit."

Defan hendak menolak permintaan Ayra namun ketika Ayra menunjukan wajah memelas nya akhirnya Defan pun mengiyakan.

Defan menelepon Rey mengabari bahwa Adley ada di rumah sakit. Percakapan nya pun sangat singkat, Defan hanya berkata Adley ada di rumah sakit dan lokasi rumah sakit nya. Lalu mematikan sambunga nya tanpa memperdulikan Rey yang masih berbicara.

"Lo masih segitu kesel nya sama Rey?" tanya Ayra berhati-hati. Defan hanya menoleh sekilas kearah Ayra lalu mengangguk.

"Fin, lo yang nganterin Ayra kesini?" tanya Defan pada Fino.

Fino mengangguk, "Akhirnya lo mau ngomong sama gue."

"Orang gue cuma mau nanya gitu doang," balas Defan cuek, perkataan Defan itu langsung dihadiahi cubitan oleh Ayra.

"Boleh gue cerita?" Fino meminta izin terlebih dahulu sebelum ia berbicara.

"Sure," ujar Ayra antusias.

"Eh bentar sebelum lo cerita, gue lupa ngecek kondisi Ayra." Defan berbicara mendahului Fino yang sudah membuka mulut nya hendak melontarkan ucapan nya.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang