[19] Kemah 1

3.7K 145 0
                                    

Hari yang ditunggu tunggu oleh para murid XI akhirnya tiba, yaitu kegiatan kemah yang dilaksanakan di puncak.

Siswa siswi kelas XI menyambut kegiatan itu dengan suka cita, maklum lah acara ini diadakan setiap 2 tahun sekali dan kebetulan angkatan Rey kali ini berkesempatan mengikutinya.

"AYO ANAK ANAK SEGERA MENUJU KE BUS NYA MASING MASING, YANG TERTIB YA," intruksi Pak Samsul menggunakan pengeras suara nya mengintruksi siswa untuk segera menuju ke bus.

Ayra dan sahabat sahabat nya pun segera menuju ke bus nya masing masing. Mereka langsung mencari kursi yang kosong untuk ditempati nya.

"Gue sama Sasa ya, lo sendiri gapapa kan?" tanya Fara pada Ayra.

"Sante ae."

"Kan udah biasa ngejomblo dia mah, ya jadinya sendiri juga biasa," celetuk Sasa dengan cengiran nya.

Mereka kali ini hanya bertiga karena kebetulan Vivian menjadi panitia, dan Vivian disibukan dengan persiapan perjalanan menuju ke sana. Bus panitia dengan bus siswa tentunya berbeda.

Ayra segera duduk di kursi tepat di samping jendela, lalu mengeluarkan earphone nya dan mulai mendengarkan lagu yang mengalun. Lalu Ayra pun memejamkan mata nya, tidak tertidur.

Saking terbawa suasana nya dan menikmati lagu yang mengalun sampai sampai Ayra tak menyadari kehadiran seseorang di samping nya.

Tersadar ada gerakan di samping nya Ayra pun membuka mata nya dan menoleh kearah samping, dan Ayra pun terkejut ketika disebelah nya adalah Rey.

"Ngapain lo disini?" Ayra terkejut ketika melihat Rey.

"Duduk," jawab Rey singkat.

"Kan masih banyak bangku yang kosong kenapa harus disini?" kesal Ayra.

"Penuh."

Ayra pun mengelilingkan mata nya menengok ke segala arah bus dan ternyata memang benar, bus nya sudah penuh. Mungkin karena terlalu asik sendiri sampai sampai Ayra tak menyadari bus nya sudah penuh dan bahkan sudah hampir akan berangkat.

"Kok penuh ya," gumam Ayra dengan muka bloon nya.

"Kan diisi," jawab Rey seadanya.

"Udah lah gue mau tidur, jangan ganggu gue," peringat Ayra.

"Dari tadi ga ada yang ganggu lo," cibir Rey.

Ayra pun mulai memejamkan mata nya, entah lah rasanya Ayra sangat mengantuk mungkin efek semalam ia marathon drakor. Dan tak butuh waktu lama dengkuran halus yang keluar dari mulut Ayra pun mulai terdengar oleh Rey.

Rey menatap wajah Ayra intens, dan sebuah lengkungan tipis di bibir Rey pun tercipta, ya Rey tersenyum walau senyum itu tipis.

Semakin lama Rey memperhatikan wajah damai Ayra yang sedang tidur, kinerja jantung Rey pun serasa makin cepat. Seperti ada debaran aneh ketika berada di samping gadis itu.

Entahlah Rey tak ingin terlalu cepat menyimpulkan, Rey hanya perlu menikmati alurnya saja.

Dug..dug...

Suara dari samping Rey pun membuat sang empunya menoleh ke arah samping, Ayra yang masih tetap tertidur namun kepala nya yang terbentur ke dinding jendela.

Rey pun segera meletakan kepala Ayra ke bahu nya agar bisa dijadikan sebagai sandaran nya, juga agar Ayra lebih merasa nyaman.

Dan mungkin benar, Ayra merasa nyaman bersandar di bahu Rey. Ayra pun memeluk tubuh Rey dari samping tanpa sadar. Membuat sekujur tubuh Rey menegang.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang