Selepas perdebatan nya dengan Rey, Ayra memilih untuk langsung pulang bersama Defan dan Fino.
Dan sekarang hari sudah pagi, Ayra berangkat kembali ke sekolah. Gara-gara kejadian kemarin, sekarang pulang sekolah Ayra harus selalu bersama Defan, catat HARUS dan itu pun atas perintah bunda nya.
Ayra berjalan di koridor sekolah nya dengan pandangan nya yang kosong. Pikiran nya kalut, ia bingung akan keterusan hubungan nya dengan Rey.
"Hei!" Seseorang menepuk pundak Ayra hingga membuat Ayra terlonjak. Ternyata Al yang menganget kan nya, Ayra menatap datar Al saking kesal nya.
"Kenapa?" tanya Ayra dengan jutek.
Al hanya menggeleng menjawab pertanyaan Ayra, ia sendiri pun tak tahu apa maksud nya menyapa Ayra.
Bunyi ponsel Ayra membuat ia berhenti berjalan untuk mengecek ponsel nya itu begitu juga dengan Al yang ikut berhenti.
Panggilan masuk dari nomor yang tak dikenal? Ayra mengerutkan kening nya heran, namun ketika ia teringat akan orang yang selalu meneror nya tiba-tiba nafas nya terdengar memburu. Inilah kebiasaan Ayra jika ia sedang gugup, takut atau khawatir.
Al yang menyadari perubahan Ayra pun bertanya. "Lo kenapa?"
"Ini." Entah dengan spontan Ayra menyerahkan ponsel nya ke Al, dan langsung Al terima dan mengangkat telepon yang masuk itu tanpa basa-basi.
Saat diangkat, tidak ada suara yang keluar dari si penelepon itu. Dan tentu nya membuat Al kebingungan.
Tak lama terdengar suara tawa yang terdengar mengerikan, layaknya suara seorang psikopat yang haus darah.
"Hallo ini siapa?" tanya Al kebingungan.
Tidak ada respons apapun, tiba-tiba sambungan nya terputus secara sepihak.
"Gue mau ganti nomor aja," tutur Ayra dengan nada sedikit ketakutan.
Al tahu, Ayra sedikit tertekan akan terror ini. Sering bersama kakak nya yang memang psikolog, Al jadi sedikit mengetahui tentang kejiwaan seseorang dari raut wajah nya.
Lalu mereka pun memilih untuk segera ke kelas.
Ketika Ayra memasuki kelas nya, Ayra merasakan sedikit aneh akan kelas nya. Biasanya kelas itu selalu ramai, namun kali ini cenderung sepi bahkan tatapan seluruh siswa kelas jatuh kepada Ayra.
Ayra berusaha tidak memperdulikan dan terus berjalan menuju ke meja nya. Tidak berbeda dengan yang lain nya, sahabat-sahabat nya pun menatap Ayra dengan tatapan yang sama dengan anak-anak sekelas.
'Ada apa sih ini?' batin Ayra bertanya.
"Lo kenapa?" tanya Ayra pada Fara.
Tanpa berkata apapun, Fara langsung menarik tangan Ayra menuju keluar kelas. Jelas lah Ayra heran, bingung, penasaran.
"Fara kita mau kemana? Ini sebentar lagi masuk." Ayra menahan tangan Fara namun Fara kembali menarik nya lagi, "Lo liat aja." Fara menjawab seadanya dengan nada yang terdengar gusar.
Dan tibalah Ayra di depan mading yang di penuhi oleh siswa-siswi yang berkumpul di sana untuk membaca sesuatu yang terpajang di sana.
Ayra dan Fara menerobos kerumunan itu.
BOOM! Disana terpampang foto Rey yang sedang menemani Adley yang lemah terbaring di kasur rumah sakit. Juga di sebelah nya ada foto Ayra yang dicoret oleh spidol merah.
Dan yang menyayat hati Ayra adalah kata-kata yang terdapat di bawah foto itu.
'AYRA ITU PELAKOR HUBUNGAN REY DAN ADLEY! MURAHAN BANGET TUH CEWEK! PERCUMA CANTIK TAPI DIPAKE BUAT NGEGODA COWOK ORANG!'

KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
Teen FictionPertemuan Dayra Aqila dan Reynand Graha selalu di bumbui dengan perdebatan dan perselisihan. Hingga akhirnya Rey terlibat dalam sebuah taruhan, yakni menaruhkan Ayra. Karena Rey merasa bertanggung jawab akan taruhan itu, Rey memutuskan untuk menjadi...