[7] Panti

4.6K 199 1
                                    

"Ay berangkat ya nda, yah" pamit Ayra pada ayah dan bunda nya.

Seperti biasa nya, hari ini Ayra berangkat sekolah. Ayra berangkat sekolah bersama dengan Defan, itupun karena paksaan. Karena Ayra tidak pernah mau berangkat bersama abang nya ataupun ayah nya, Ayra pasti akan memilih naik angkot.

Setelah hampir 20 menit di perjalanan, akhirnya Ayra sampai di sekolah.

Ayra berjalan santai sepanjang koridor, sekarang tidak ada yang menatap aneh Ayra atau mencibir Ayra, entah lah Ayra pun tak mengerti mengapa mereka diam semua.

"AYRA CANTIK KEMABARAN SELENA GOMEZ DATANG," teriak Ayra ketika ia sudah berada di kelas.

"Lo kerasukan setan si Fara sama si Sasa ya?" selidik Vivian, karena tidak biasanya Ayra berteriak seperti tadi.

"Good girl, kita jadi kumpulan nak nak alay" Fara heboh sambil bertos ria.

"Lo aja kali, gue kaga mau," tak tahu efek dari mana Vivian merasa risih akan sikap teman teman nya kali ini.

"Lo tuh harus nya bersyukur punya sahabat kaya kita kita, secara kan kita bar bar dan kalo ngomong ceplas ceplos. Ga kaya temen yang diem yang alim eh tau nya nusuk dari belakang" cerocos Sasa bangga.

Vivian hanya melirik Sasa sekilas. "Bodo amat."

"Lo ko egois sih?" tanya Fara sedikit kesal.

"Egois gimana?"

"Lo kenapa gasuka liat kita ngalay ngalay gitu,?" entah apa yang merasuki Fara saat kali ini Vivian mengejek nya ia sedikit emosi.

"Gue gasuka, jijik gue liat nya," tentu nya Vivian mengatakan itu tanpa memikirkan perasaan sahabat sahabat nya yang mungkin tersinggung.

"Sikap kita udah gini Vi, kalo lo gabisa terima kita apa ada nya, ngapain lo mau sahabatan sama kita, bangsat?" Sasa pun ikut tersulut emosi akan ucapan yang keluar dari mulut Vivian.

Kali ini nafas Fara terdengar memburu. "Lo selalu ngerendahin kita kalo kita alay alay gitu oke kita terima, tapi kali ini lo bilang ke kita seakan akan kita itu manusia menjijikan."

Sedangkan Ayra hanya menatap bingung sahabat sahabat nya yang kini sedang berdebat. "Udah udah, kalian ko jadi tengkar gini sih?"

"Ayo Far, pergi" ajak Sasa, lalu menarik pergelangan tangan Fara.

Ayra pun memilih mengikuti Fara dan Vivian. "Vi lo seharusnya ga gitu,tanpa lo sadari, lo udah nyakitin perasaan kita."

"BANGSAT!" teriak Sasa marah.

Sasa, Fara dan Ayra saat ini sedang berada di rooftop sekolah. Dan mereka kali ini membolos pelajaran, alasan nya mereka sedang badmood bertemu Vivian.

"Kalo emang dia malu punya kita, gausah lah temenan sama kita, anjingg!" ucap Fara dengan nafas yang memburu.

"Udah udah, tenangin diri kalian dulu," Ayra berusaha menenangkan Fara. Memang sedari tadi Fara dan Sasa terus saja marah marah kepada Vivian.

***

Saat ini pelajaran sudah berakhir, dan siswa siswi pun sudah kembali ke rumah nya masing masing. Sedangkan Ayra masih berada di depan kelas Defan, XI IPS 1.

"Lama Ay?" tanya Defan tiba tiba.

"Buset lama banget lah, gue udah kaya nungguin penganten dandanan," cerocos Ayra greget,  karena sudah hampir 15 menit Ayra menunggu Defan.

"Lo mau ikut gue gak?" tanya Defan ketika mereka sudah jalan beriringan dikoridor.

"Kemana?" bingung Ayra.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang