Tak terasa, liburan semester sudah berakhir. Memang liburan kali ini hanya berkisar 2 minggu saja jadi ya tiba tiba sudah masuk saja.
Dan tepat hari ini, sekolah mulai berjalan kembali. Karena masih awalan, jadi pembelajaran pun tidak efektif ya masih free.
Seperti saat ini, Ayra dan sahabat sahabat nya kali ini sedang bergosip di depan kelas. Juga diselingi tawa renyah dari mereka.
"Gue bingung sama sikap si Haris tau gak!" ujar Sasa dengan nada bicara yang cukup tinggi.
"Anjir! Ya biasa aja lah gausah teriak gitu, dikira suara lo lembut apa!" sewot Vivian sambil mengusap ngusap telinga nya.
"Si Haris masa masih sering chatting sama mantan nya." Sasa mengacuhkan ucapan Vivian barusan.
"Mampus!" sinis Vivian.
"Diem deh, bocil mah kaga tau apa apa!" balas Sasa sewot.
"Orang lo yang bocah, inget umur lo lebih muda lo daripada gue."
"Emang dasar emak emak tukang marah!"
"Terus aja lo kata katain gue, giliran dikatain kaga mau."
Fara dan Ayra hanya dapat menghela nafas nya panjang. Vivian dan Sasa ini sering sekali bertengkar padahal hanya hal hal yang sepele, lalu setelah bertengkar pasti diem dieman. Muak sendiri lama lama.
"Kalian tuh kenapa sih berantem terus? Cape gue liat kalian berantem terus," gerutu Fara menatap jenggah Vivian dan Sasa.
"Noh si Sasa lah," tunjuk Vivian.
"Kok gue sih?!" tak terima Sasa.
"Diem lah! Kerjaan kalian tuh berantem terus, males gue!" Lalu Ayra bangkit dari duduk nya berjalan memasuki kelas nya.
"Lo pada sih berantem terus kerjaan nya!" cecar Fara lalu mengikuti Ayra.
Tersisalah Sasa dan Vivian. Mereka beradu pandang tajam. Sedetik kemudian mereka ikut ngacir menyusul Ayra dan Fara.
"Ngapain lo kesini?" sinis Fara kepada Vivian dan Sasa.
"Kita kan cuma ngikutin kalian berdua," nada bicara Sasa terdengar sangat menjijikan.
"Eh ralat, ngikutin si Ayra sih ya." Sasa memamerkan senyum mengejeknya.
"Emang gue peduli?" tantang Fara.
"Kita sih emang gak ngeharepin lo peduli sama kita, toh kita udah punya pacar juga," ledek Vivian.
"Udah, lo bakal kalah sama dua kutu kup-" ucapan Ayra terpotong karena bunyi bel istirahat.
Kringg kring kringggg...
Ketika Ayra hendak keluar kelas bersama sahabat sahabat nya hendak menuju ke kantin, tiba tiba saja ada seseorang yang mencekal pergelangan tangan nya.
Ayra tersentak, lalu menoleh kearah orang yang mencekal tangan nya itu. Berdirilah Rey dengan muka datar nya.
"Kenapa?" tanya Ayra.
"Ayo, bareng." Rey lalu menarik tangan Ayra lalu berjalan beriringan menuju kantin.
"GUE DULUAN YA!" teriak Ayra kepada sahabat sahabat nya.
"Emang dasar ya yang lagi kasmaran," celetuk Fara.
Ayra dan Rey berjalan beriringan menuju kantin. Entah mengapa, Ayra merasa sedikit canggung sebab kejadian kemarin meskipun sudah baikan namun rasa canggung itu tetap ada.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
Teen FictionPertemuan Dayra Aqila dan Reynand Graha selalu di bumbui dengan perdebatan dan perselisihan. Hingga akhirnya Rey terlibat dalam sebuah taruhan, yakni menaruhkan Ayra. Karena Rey merasa bertanggung jawab akan taruhan itu, Rey memutuskan untuk menjadi...