Sejak kemarin Ayra meminta izin hendak bertemu teman nya, hingga saat ini Ayra belum juga pulang dan tentu nya hal itu membuat seisi rumah cemas, terutama Wanda yang terus menangis tersedu sedu.
Bagaimana tidak, Ayra adalah seorang gadis yang menejemen waktu nya sangat baik dan kali ini tiba-tiba saja Ayra tidak pulang. Defan pun sudah menanyakan Ayra kepada seluruh teman-teman Ayra namun tidak ada yang mengetahui nya.
Rian yang sedang ada project di luar kota pun rela-rela pulang demi ikut mencari Ayra. Berlebihan mungkin, namun jika seorang Ayra yang hilang ini wajar.
Dan sudah terhitung 3 hari Ayra hilang dan selama itu pula pencarian Ayra terus di lakukan.
Kunci dari hilang nya Ayra bisa jadi dari Vivian, karena Wanda mengatakan bahwa saat itu Ayra meminta izin ingin pergi bertemu Vivian lalu tidak kembali lagi.
Vivian kali ini bak hilang di telan bumi, berbagai opini pun bermunculan di pikiran teman-teman Ayra. Banyak yang mengatakan bahwa Ayra di culik oleh Vivian dan ada juga yang mengatakan sebalik nya.
Dan jika kalian bertanya kemana Rey? Jawaban nya adalah dia sibuk di rumah sakit mengurusi Adley yang belum juga terbangun dari koma nya, bahkan mungkin tidak perduli akan kabar hilang Ayra.
Hal itu membuat teman-teman dekat Ayra marah bukan main kepada Rey termasuk Defan dan Fino.
Ingin sekali rasanya Defan memukuli Rey hingga Rey bisa menyusul Adley yang sedang koma itu. Namun, kali ini Ayra lah yang lebih penting di banding mengurusi si brengsek itu.
Bagi Defan, Ayra lah yang kali ini menjadi prioritas utama di pikiran nya. Berbagai cara telah Defan lakukan untuk mencari Ayra bersama anggota PASKA namun belum juga ada yang berhasil.
Dan hari ini, mereka kembali mencoba mencari Ayra kembali. Harapan baru terus bermunculan di setiap hari nya agar Ayra bisa cepat ditemukan.
"Kali ini kita cari kemana lagi?" tanya Fino kepada Defan.
Ya, selama mencari Ayra, Fino juga ikut mencari Ayra. Ia pun sama khawatir nya dengan teman teman Ayra yang juga sama khawatirnya.
"Kita cari ke luar kota gimana?" usul Gino.
"Mungkin bisa dicoba," Defan menyetujui usulan Gino lalu mereka pun mulai membagi tim untuk mencari Ayra.
Sekitar 20 menit mereka menyusun rencana serta jalan yang akan di lalui setiap tim nya dan saat nya mereka bergegas.
Defan, Fino, Erlang dan Denis kali ini satu tim dan mereka akan mencari ke kota kota tetangga Bandung.
Baru saja 30 menit menempuh perjalanan, tiba-tiba Denis mengatakan ingin buang air kecil dahulu sehingga perjalanan pun berhenti sejenak.
Defan, Erlang dan Fino menunggu di motor nya sambil memperhatikan jalanan yang penuh akan kendaraan.
"Gue mau beli minum, mau nitip?" ucap Erlang berhasil membuat fokus Fino dan Defam terarah padanya.
Fino dan Defan kompak menggeleng, lalu Erlang pun segera bergegas menuju ke sebuah warung yang tak jauh dari tempat ia berhenti tadi.
"Bu, air mineral satu!" Erlang memesan kepada ibu penjaga warung itu.
Ketika sedang meleguk minuman nya, tak sengaja Erlang melihat seorang wanita yang sedang duduk di pinggir jalan dan berusaha merangkak.
Entah dorongan dari mana, Erlang langsung saja menghampiri wanita itu. Erlang tak habis pikir akan orang-orang sekitar yang tak perduli akan keadaan wanita itu, suasana siang ini ramai dan tak ada seorang pun yang membantu wanita itu.
Erlang langsung berjongkok ketika sudah berada di hadapan wanita itu. Penampilan wanita itu sangat lusuh dengan rambut yang acak-acakan menutupi wajah nya sehingga Erlang tak dapat melihat wajah nya.
"Mbak, kenapa?" tanya Erlang. Wanita itu pun mendongakkan kepala nya, seketika mata Erlang melebar terkejut.
Wanita di hadapan nya itu Ayra, ya wanita yang selama 3 hari ini dicari-cari nya.
"Erlang!" Ayra langsung menghambur kepelukan Erlang dengan sangat erat.
Dalam hati Erlang sangat bersyukur dan sangat berterima kasih kepada tuhan telah mempertemukan nya dengan Ayra.
"Lo gakpapa kan?" tanya Erlang berusaha menenangkan Ayra yang entah sejak kapan menangis tersedu-sedu seperti ini.
Bukan nya menjawab, Ayra malah bergumam bahwa dirinya takut.
Tanpa basa-basi, Erlang langsung menelepon Defan untuk segera menemui nya.
Tak berapa lama kemudian, Defan, Fino, dan Denis datang dengan terburu-buru. Terlihat raut wajah terkejut dari wajah mereka ketika melihat wanita di pelukan Erlang ini.
"Ayra!" teriak Defan dengan nada yang bergetar menahan tangis.
Ayra yang mendengar suara kembaran nya itu pun mendongak dan langsung memeluk Defan dengan erat. "Ayra takut, kak."
"Udah ada abang di sini, stt udah udah." Defan menenangkan Ayra yang tampak ketakutan ini.
"Mending kita langsung balik aja, biar Ayra lebih tenang juga," ujar Fino memberikan usul.
Mereka pun menuruti usulan dari Fino dan segera bergegas menuju ke rumah. Tak lupa, Denis mengabari teman-teman nya yang mencari Ayra agar berhenti mencari karena Ayra sudah ditemukan.
****
Kedatangan Ayra di sambut suka cita oleh Wanda dan Rian. Suara tangisan pun saling bersautan antara Wanda dan Ayra. Mereka layaknya setahun sudah tak bertemu.
Erlang pun sudah menceritakan bagaimana kronologis ia bisa bertemu dengan Ayra. Namun, Ayra belum menceritakan kenapa ia selama 3 hari ini menghilang.
Selain rumah yang penuh haru kebahagiaan, rumah juga kali ini ramai oleh anak anak PASKA yang semua nya ikut kumpul.
"Makasih ya buat kalian yang udah bantuin Defan nyariin Ayra," ujar Rian berterimakasih kepada anggota PASKA.
"Siap om!" jawab serempak anggota PASKA.
Defan menatap Ayra dengan sendu, ia tak tega melihat kembaran nya seperti ini. Setau nya Ayra bukanlah gadis yang memilki banyak masalah dengan orang.
Ayra meredakan tangis nya, lalu menatap anggota PASKA satu persatu sambil tersenyum tipis, "Makasih ya."
Ayra terus menatap anggota PASKA satu persatu berharap ada seseorang di hati nya yang juga ikut mencari nya. Namun, nihil.
"Nyari Reynand?" tanya Defan yang menyadari gelagat Ayra.
Ayra menatap sayu Defan lalu mengangguk singkat.
"Dia sibuk ngurusin tuh cewek penyakitan, bahkan buat mikirin lo yang ilang aja gak ada waktu kali." Defan mencibir dengan sinis nya bahkan anak anak PASKA yang tadinya berisik pun seketika diam.
Dada Ayra terasa bergemuruh hebat, rasa sesak itu kembali menjalar di dada nya. Namun, ia masih berusaha tersenyum akan pernyataan Defan barusan.
Mungkin keputusan nya kemarin untuk menjauhi Rey itu keputusan yang benar dan harus segera Ayra wujudkan. Terlalu bodoh jika Ayra terus berharap lebih pada Rey.
"Gak ada Rey, kan ada kita Ay," celetuk Haris dan seketika mendapatkan toyoran dari teman-teman nya yang berada di sebelah nya.
Ayra hanya membalas ucapan Haris dengan senyum tipis nya.
***
a/n: Jadi gini guys, alur cerita nya mau di percepat jadi gak ada alur cerita Ayra pas di sekap nya. But, bakal ada part pas flashback pas Ayra di sekap kok.
Author pengen cepet tamatin cerita ini jadi maaf aja kalo absurd hehe.NEXT GUYS!
HAPPY READING!
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
Fiksi RemajaPertemuan Dayra Aqila dan Reynand Graha selalu di bumbui dengan perdebatan dan perselisihan. Hingga akhirnya Rey terlibat dalam sebuah taruhan, yakni menaruhkan Ayra. Karena Rey merasa bertanggung jawab akan taruhan itu, Rey memutuskan untuk menjadi...