"DAY DAY!" teriak Defan memanggil Ayra.
"Ayra woi Ayra!" omel Ayra sambil berkacak pinggang, Ayra tidak suka jika nama nya di panggil 'Day' saja.
"Oh Day!" Bukan nya membenarkan Defan sengaja menyalahkan nya.
"Lama lama gue tabok tuh mulut!" Ayra melayangkan tangan nya.
"Mau dwongsss."
"Bacot bang bacot."
"Ay, temenin gue kuy!" ajak Defan.
"Ogah lah gue jalan sama kodok papua kaya lo!" Ayra menolak ajakan Defan.
Defan menunjukan wajah kesal nya. "Cepetan lah Ay, mau ya?"
Ayra memutar bola mata nya malas. "Kaga mau lah, ajak aja sono pacar lo."
"Gue kan jomblo, badak!" kesal Defan.
"Mau kemana sih Fan? MAU KEMANA?" Ayra berteriak saat kata kata terakhir.
"Beli bakso."
"Najis lo ya, beli bakso doang harus dianter." Ayra tak habis pikir akan kembaran nya ini.
"Cepetan elah," desak Defan tak sabaran dan langsung menarik tangan Ayra.
"Heh kambing, ini gue masih pake celana pendek." Ayra berusaha melepaskan cekalan Defan.
"Udah gapapa, lo cantik kok."
Setelah itu pun Ayra memilih pasrah saja daripada harus berdebat dengan kembaran nya ini. Ayra dan Defan memang memiliki sifat yang sama yaitu blak blakan jika ngomong.
"Bang, bakso nya satu dibungkus" Defan langsung memesan ketika mereka sudah sampai di kedai bakso.
"Kutu, gue juga mau," protes Ayra.
"Yaudah beli."
"Pake uang lo, oke," Ayra menatap Defan dengan senang. "Satu lagi ya bang."
Setelah menunggu 10 menit, akhinya pesanan mereka sudah selesai lalu Defan membayar bakso itu dan segera menuju ke rumah kembali.
Saat di perjalanan menuju ke rumah, Ayra dan Defan tertawa bersama karena lelucon dari mereka. Defan dan Ayra memang membeli bakso dengan berjalan kaki karena memang jarak nya dekat.
Hingga mereka terkaget karena mendengar teriakan dari seseorang, Ayra dan Defan pun langsung menengok ke arah belakang.
Ternyata di belakang Ayra dan Defan ada oarng gila, dengan pakaian lusuh, rambut acak acakan dan sambil membawa spatula.
Ayra dan Defan sempat melongo ketika melihat orang gila itu. Namun, saat menyadari bahwa prang gila itu melihat mereka dan orang gila itu berlalri kearah mereka, mereka langsung berlari terbirit birit.
"WEH JAMA GELO TONG NGUBER AING!" teriak Defan menggunakan bahasa sunda nya.
"BUNDA AYAH HUAAA!" histeris Ayra sambil terus berlari, sampai sampai Ayra tak memperdulikan bagaimana nasib bakso nya karena terombang ambing.
"Heii tungguu!" orang gila itu terus saja mengejar Defan dan Ayra.
"Buset, makin deket!" Ayra segera mempercepat kekuatan berlari nya.
Hingga akhirnya, Defan dan Ayra sampai di rumah nya setelah aksi kejar kejaran tadi.
"Astagfirullah, kalian ini kenapa?" tanya Wanda kaget, karena melihat penampilan Ayra dan Defan acak acakan.
"Kita cape bun, abis dikejar-kejar orang gila" nafas Defan terdengar ngos-ngosan.
"Aduh, bi Yuniiii!" panggil Ayra.
![](https://img.wattpad.com/cover/198871393-288-k471866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
Fiksi RemajaPertemuan Dayra Aqila dan Reynand Graha selalu di bumbui dengan perdebatan dan perselisihan. Hingga akhirnya Rey terlibat dalam sebuah taruhan, yakni menaruhkan Ayra. Karena Rey merasa bertanggung jawab akan taruhan itu, Rey memutuskan untuk menjadi...