[69] Terungkap

3.2K 118 8
                                    

Sinar matahari menerobos memasuki celah-celah jendela kamar Rey. Membuat Rey harus terbangun dari tidur nyenyak nya.

Sejak kejadian dimana Adley yang ketahuan telah mabuk oleh Rey seminggu lalu, Adley menjadi lebih pendiam dan tidak terlalu posessif pada Rey. Tentu Rey senang bukan main.

Rey keluar dari kamar nya menuju ke dapur untuk mengambil minum karena tenggorokan nya terasa kering.

Setelah minum, Rey hendak menuju ke ruang tamu karena seperti nya ada Keenan dan Adley di sana.

Dan benar saja, ada Adley di ruang tamu yang sedang duduk sambil menyandarkan kepala nya pada bahu Keenan. Mereka tampak sedang bersantai sambil berbincang-bincang.

Tak berapa lama kemudian, ucapan yang keluar dari mulut Keenan berhasil membuat Rey menghentikan langkah nya.

"Kita balik ke Indonesia aja terus tar kamu rawat grandma di Jakarta." Nada bicara Keenan terdengar serius.

Rey pun memilih menghentikan langkah nya dan mendengarkan sejenak apa yang dibicarakan mereka.

"Ish kakak, terus Rey nanti gimana?" rajuk Adley.

Keenan mengedikkan bahu nya, "Kamu udah gak ketergantungan sama Rey kan? Jadi gak masalah dong."

"Iya sih udah gak ketergantungan lagi, tapi aku gak mau Rey sama cewek lain, apalagi sama si Ayra itu. Aku tuh udah cape-cape misahin mereka sampe-sampe aku ketabrak loh kak!" ujar Adley menggebu-gebu.

Ucapan Adley barusan berhasil membuat emosi Rey memuncak. Jadi selama ini Adley itu sudah sembuh, dan dia datang kembali hanya untuk merebut Rey dari Ayra? Keterlaluan.

Tangan Rey mengepal, gelas yang sedang ia pegang pun terjatuh hingga membuat suara dentingan yang membuat Keenan maupun Adley kompak menoleh.

Adley terlihat kaget melihat Rey yang sedang berdiri di belakang nya dengan raut wajah yang merah seperti orang emosi ditambah lagi dengan tangan nya yang mengepal semakin menguatkan bahwa Rey mendengar apa yang tadi ia bicarakan.

Adley tak mampun berkata apa-apa lagi ketika Rey mulai berjalan kearah nya dengan mata yang terus menyorot marah.

Nafas Rey memburu, "Jadi ini akal busuk lo?" tandas Rey.

"Gue bisa jelasin, bro!" Keenan berusaha menahan emosi Rey.

Rey menghempaskan tangan Keenan yang hendak menyentuh dada nya, "Semua nya udah jelas, apa yang perlu di jelasin?" Nada bicara Rey terdengar santai namun sangat menusuk bagi siapapun yang mendengar nya.

"Rey ucapan aku tadi bohongan, sumpah deh!" Adley berusaha mendekat dan memeluk Rey namun dengan cepat Rey menghempaskan Adley hingga membuat Adley hampir terjatuh.

"Bohongan, kaya hidup lo yang dipenuhi kebohongan!" Setelah mengucapkan itu, Rey pergi menuju ke kamar nya untuk mengemasi barang-barang nya.

Adley mengikuti Rey yang menuju ke kamar nya sambil terus memohon dan meminta maaf. Namun, Rey tetaplah Rey yang keras kepala dan teguh akan pendirian nya.

Hingga ketika Rey hendak keluar dari apartemen pun Adely tetap mengikuti sambil terus memohon-mohon.

"Kelakuan lo fatal! Gak pantes dapet maaf gue!" ucap Rey sarkatis dan langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan lagi Adley maupun Keenan.

Sepergi nya Rey, Adley menangis sejadi-jadi nya. Adley pun terus berusaha berlari mengejar Rey, namun ditahan oleh Keenan.

"KAK LEPASIN! ADLEY GAK MAU KEHILANGAN REY!" teriak Adley seperti orang kerasukan.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang