Semenjak kejadian Rey memergoki Ayra bersama lelaki lain. Kini Rey lebih cenderung menjauh dari Ayra, bahkan jika biasa nya Rey menjemput dan mengantar Ayra pulang kini tidak.
Ayra pun semakin lama merasa aneh akan sikap Rey namun ia berusaha tetap positive dan berusaha cuek saja.
"Rey!" panggil Ayra sedikit berteriak ketika melihat Rey sedang berjalan di koridor.
Bukan nya berhenti justru Rey terus berjalan seolah tak mendengar panggilan Ayra. Meskipun sudah di panggil berkali kali namun tetap saja Rey tidak menoleh.
"Rey tu-tunggu," Ayra menggapai tangan Rey dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
Rey hanya diam saja menunggu apa yang akan Ayra sampaikan. Bahkan Rey hanya menatap datar dan dingin Ayra tanpa memperdulikan Ayra yang sudah seperti ikan kekeringan.
"Gue mau ngomong sama lo Rey," Rey yang mengerti pun berjalan meninggalkan Ayra.
Hingga sampai lah di taman belakang sekolah, Ayra dan Rey sama sama menduduki kursi yang sama berdampingan.
Mereka sama sama terdiam, Rey yang enggan berbicara dan hanya menunggu Ayra menyampaikan maksud nya dan Ayra yang sibuk bergelut dengan pikiran nya tentang bagaimana mengatakan nya pada Rey.
"Hm, Rey" dehem Ayra memecah keheningan.
Rey hanya menoleh sekilas tanpa berkata apapun, itu membuat Ayra semakin bingung ditambah lagi dengan gugup.
"Lo se-sebenernya kenapa?," ucapan itu akhirnya terlontarkan dari mulut Ayra.
Rey hanya menganggakat alisnya menandakan ia tak mengerti.
"Lo kenapa sekarang ngejauh dari gue?," tanya Ayra dengan sekali tarikan nafas.
"Gue cuma gamau rasa sayang gue ke lo malah tambah besar ketika deket lo dan itu malah ngebebanin lo," jelas Rey menatap kosong kearah depan.
Deg.
Jantung Ayra serasa bekerja lebih cepat akan penuturan dari Rey. Apa katanya Rey mencintai nya? Bahkan sampai sekarang rasa Ayra pada Rey mungkin belum ada.
"Ga usah dipikirin," Rey lalu bangkit dari duduk nya dan berjalan meninggalkan Ayra yang masih duduk termenung di kursi taman.
"Gue harus gimana?," gumam Ayra lalu menunduk sambil menutupi wajah nya dengan kedua telepak tangan nya.
Ayra memutuskan untuk ke kamar mandi saja untuk mencuci muka nya yang mungkin sedikit acak acakan.
Ayra langsung membasuh muka nya dengan air dingin. Lalu menatap pantulan diri nya dari kaca, Ayra memperhatikan setiap lekuk wajah nya.
"Apa gue pantes dapet cinta dari lo?," gumam Ayra sangat pelan.
Setelah puas mencuci muka nya. Ayra langsung bergegas menuju kelas nya karena memang sebentar lagi jam istirahat akan habis.
Namun ketika di belokan koridor, tiba tiba Ayra tersungkur karena ada sebuah kaki yang menghadang nya hingga Ayra pun tersungkur.
Ayra meringis kesakitan karena memang Ayra terjatuh dengan keras. Hingga gelak tawa pun mulai masuk ke pendengaran Ayra.
Ketika Ayra mendongak, ia menemukan Zaskia dan para antek antek nya tengah tertawa puas sambil memperhatikan Ayra dengan tatapan meremehkan.
"Aduh, sakit ya" Zaskia berulah dengan muka super songong nya itu.
Ayra ingin berusaha berdiri namun kaki nya serasa sakit sakit hingga beberapa kali ia kembali terjatuh dan tentu nya itu membuat Zaskia dan teman teman nya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
Ficção AdolescentePertemuan Dayra Aqila dan Reynand Graha selalu di bumbui dengan perdebatan dan perselisihan. Hingga akhirnya Rey terlibat dalam sebuah taruhan, yakni menaruhkan Ayra. Karena Rey merasa bertanggung jawab akan taruhan itu, Rey memutuskan untuk menjadi...