[53] Pesta

2.6K 111 15
                                    

Harap tidak meniru adegan di bawah ini!

Gino yang melihat Rey sedang melamun pun melemparkan sebuah bantal sofa dan tepat mengenai wajah nya.

Rey menatap marah Gino. Ia paling tidak suka jika ketenangan nya diganggu.

"Hehe, maaf bos," cengir Gino ketika melihat raut wajah Rey yang tak bersahabat.

"Lo kenapa?" tanya Erlang lalu duduk di sebelah Rey.

"Masalah rumah tangga," celetuk Defan yang baru saja sampai di basecamp. "Udah lah, gak usah kepo kalian."

"Kita tuh gak kepo, kita cuma nanya," bantah Haris.

"Haris, lo nanya karena apa?" tanya Defan layaknya bertanya pada anak kecil.

"Bukan gue sih yang nanya, tapi si Lalang." Haris menunjuk Erlang. "Tapi pasti nya karena penasaran sih."

"Nah gak bakal ada penasaran kalo gak kepo," kesal Defan. Dan Haris hanya menunjukkan reaksi dengan menaikkan sebelah alis nya.

"Garing amat lo, Fan." Gino menoyor kepala Defan.

Sedang asik bercanda, tiba-tiba handphone Rey berdering dan membuat suasana hening seketika.

Rey sedikit menjauh dari teman-teman nya untuk mengangkat telepon yang masuk. Adley, dia melepon nya.

"Hallo?" tanya Rey ketika panggilan sudah tersambung.

"Rey kamu kesini ya temenin aku, aku sendirian."

"Tap-" belum juga Rey melanjutkan ucapan nya, Adley sudah memotong nya.

"Please Rey, aku gak berani kalo sendirian di rumah."

"Okee."

Seringai Adley muncul saat mendengar Rey ingin menuruti kemauan nya.

Sedangkan Rey, ia kembali ke teman-teman nya terlebih dahulu untuk pamitan sebelum pergi.

"Gue cabut ya." Rey lalu menyambar jaket nya yang terletak di atas sofa.

"Mau kemana lo? Baru juga dateng." Gino mencibir.

"Ada urusan," jawab Rey lalu melenggang pergi.

Selepas kepergian Rey, Gino kembali dari dapur. Entah mengapa, Gino langsung merapat ke arah teman-teman nya.

"Ngapa sih lo, mepet-mepet kek gitu?" heran Haris.

Gino celingak-celinguk ke samping nya. "Tadi gue sempet nguping pembicaraan si-" Gino belum selesai akan ucapan nya, Patra sudah memotong nya. "Wah parah lo, nguping-nguping."

"Dengerin dulu, bego!" kesal Gino, lalu ia pun meneruskan ucapan nya. "Nah gue denger nya tuh si Rey di suruh ke rumah si penelepon nya. Dan yang gue denger penelepon nya itu cewek."

Erlang berkata, "Palingan si Ayra."

"Gak mungkin, mereka lagi ada masalah," bantah Defan.

"Gak ada  yang gak mungkin, Defan." Jeje cowok berambut kriting itu menyambar.

"Ya, pokonya itu pasti bukan si Ayra," keukeuh Defan.

Gino tampak berpikir, "Gue hapal suara si Ayra, dan tadi meskipun samar-samar tapi itu kayanya bukan suara Ayra."

"Terus siapa? Masa si Rey selingkuh." Denis berbicara dengan nada pura-pura terkejut.

Haris yang berada di samping nya pun menabok mulut Denis, "Lebay banget lo, gue aja yang suka selingkuh biasa aja!"

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang