[17] Taruhan

4.1K 152 1
                                    

Menurut sebagian orang, cobaan adalah tanda kasih sayang Tuhan pada hambanya. Bagaimana hamba nya itu bisa menghadapi cobaan yang diberikan nya dengan lapang dada atau justru lebih memilih lari dari cobaan itu dengan mengakhiri hidupnya.

Tuhan juga tak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan dari hambanya. Namun, bagi Rey cobaan dan masalah yang diberikan kepada nya adalah cobaan cobaan yang sulit untuk dihadapinya.

Seperti saat ini, masalah yang dulu belum terselesaikan namun sekarang datang lagi masalah baru yang membuat Rey sangat pusing.

Bagimana tidak, tiba tiba kakek dan nenek nya akan menjodohkan Rey dengan wanita pilihan mereka.

"Rey gabisa," jawab Rey dengan wajah tanpa ekspresi nyam

"Kakek mohon sama kamu, siapa tau juga ini permintaan terakhir kita, nak" mohon Erkan-kakek Rey.

"Kenapa harus Rey?"

"Karena memang wanita pilihan kita itu seumuran nya dengan kamu," alibi Leli-Nenek Rey.

"Cih!" Rey berdecih sambil menatap malas nenek kakek nya.

Rey tahu, kakek dan nenek nya menjodohkan nya karena ingin harta dari keluarga wanita yang akan dijodohkan dengan nya, matre.

"Disogok berapa?" tanya Rey sarkatis.

Erkan terpancing emosi nya, "Maksud kamu apa Rey!"

"Matre."

Sudah cukup, ucapan Rey kali ini samgat tidak sopan. "Jangan kurang ajar jadi anak kamu Rey! kita tak pernah mengajari kamu seperti itu!" bentak Erkan.

Rey memutar bola mata nya malas. "Kapan kalian merawat Rey?"

"Kurang ajar kamu Rey! Ini semua pasti gara gara pergaulan kamu, dasar anak nakal!" bahkan nenek nya pun yang tak pernah memarahi Rey, kali ini juga ikut membentak memarahi Rey.

Rey mengedikkan bahu nya, "Terserah," lalu ia melenggang pergi meninggalkan rumah kakek dan neneknya itu.

Rey muak akan semua ini. Memang, Rey itu menyayangi kakek dan neneknya. Tapi, hal yang paling Rey tidak sukai dari kakek dan neneknya adalah mereka selalu bersikap seenaknya.

Dari dulu, Rey yang selalu ditinggal oleh orang tua nya namun kakek dan neneknya tak pernah merawat Rey dan juga Fawaz.

Mereka seolah tidak tahu bahwa Rey dan Fawaz hanya hidup berdua. Entah mereka tak ingin repot ataupun tak ingin uang nya habis gara gara Rey dan Fawaz. Memang uang bisa membuat orang gelap mata.

Rey membelah jalanan kota Bandung menggunakan motor ninja nya yang berwarna merah.

Setelah hampir 45 menit bergelut di jalanan. Akhirnya, Rey sampai di suatu tempat yang sudah cukup lama Rey tidak mengunjungi nya.

Disana ada gundukan tanah yang tertera nama Mama dan Papa Rey.

Kali ini Rey ingin berkeluh kesah pada Mama dan Papa nya. Ya walaupun kedua orang tua Rey tidak mendengarnya. Namun, Rey tetap dan sangat percaya bahwa kedua orang tua nya selalu ada di dalam hati nya.

"Assalamualaikum Ma, Pa," Rey meletakan beberapa bunga di atas gundukan tanah itu.

"Mama sama Papa ga kangen sama Rey?"

"Mama sama Papa liat gimana kehidupan Rey kan? Kehidupan Rey kali ini makin hancur Ma Pa. Rey rasanya pengen ikut Mama sama Papa aja disana," Rey menarik nafas nya panjang. "Satu per satu masalah selalu datang di kehidupan Rey Ma, Pa"

"Rey kangen Mama sama Papa. Rey pengen ngerasain dicium pas Rey mau berangkat sekolah, dimarahin pas Rey pulang malem, digodain pas Rey punya cewek. Mah, Pah kalian denger apa yang Rey katain kan?" runtuh lah sudah dinding pertahanan Rey, butiran air keluar dari kelopak mata Rey.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang