[52] Bimbang

2.7K 123 2
                                    

Siswa siswi berhamburan keluar kelas karena memang pelajaran sekolah sudah berakhir.

Ayra berjalan dengan cepat menuju gerbang, namun ternyata Rey sudah lebih cepat. Bahkan Rey sudah ada di depan gerbang dan sudah menatap Ayra, jadi tidak ada kesempatan Ayra untuk kabur kali ini.

Ayra berusaha membuang muka ketika melewati Rey. Namun, tiba-tiba sebuah tangan mencekal nya. Itu Rey.

"Ayra!" panggil Rey dengan nada yang dingin.

Ayra menghembuskan nafas nya perlahan, ia berusaha mengontrol emosi nya kali ini.

Tanpa aba-aba, Rey langsung menarik Ayra menuju ke dalam mobil nya. Menurut Rey ini privasi, ini masalah hubungan nya dengan Ayra, berdua.

"Lepas!" Ayra menghempaskan tangan Rey ketika mereka sudah berda di dalam mobil.

"Lo itu kenapa sebenernya?" tanya Rey berusaha melembut.

Ayra menaikan sebelah alisnya, "Kalo gue jawab gue gakpapa, lo percaya?"

"Jelaslah enggak, lo ngehindarin gue selama seminggu ini Ayra."

"Coba deh lo pikirin apa kesalahan lo, males gue jelasin nya." Sikap Ayra kali ini terlihat sangat judes dan dingin. Padahal sebelum nya Ayra tak pernah bersikap seperti ini.

Rey menghembuskan nafas nya kasar, "Lo tinggal ngomong Ayra masalah nya apa, gue bakal minta maaf atas kesalahan itu. Jangan buat masalah ini tambah rumit."

Ayra terkekeh, "Lebih rumit mana? Perasaan lo yang gak jelas itu atau masalah ini? Eh, kan masalah ini timbul karena opsi yang pertama itu ya."

Rey tampak bingung, "Maksud lo apa Ayra?"

"Ternyata otak lo pinter dalam hal pelajaran aja ya, dalam hal kaya gini lo masih di bawah KKM," tandas Ayra.

"LO JELASIN MASALAH NYA APA! JANGAN BERBELIT BELIT SEPERTI INI!" bentak Rey. Cukup sudah kesabaran Rey menghadapi sikap Ayra ini.

Ayra memejamkan mata nya mendengar bentakan Rey. Mata nya sudah panas ingin mengeluarkan cairan bening kembali namun masih Ayra tahan.

"Lo pikir gue gakpapa saat lo bermesraan sama Adley di hadapan gue? Lo pikir gue baik-baik aja saat lo lebih mentingin Adley daripada gue? Lo pikir gue rela saat lo turunin gue di pinggir jalan demi Adley? ENGGAK REY! Hati gue gak sekuat apa yang lo kira." Ayra mengeluarkan semua uneg-uneg nya dengan suara yang meninggi.

Nafas Ayra memburu, air mata yang Ayra tahan agar tidak jatuh kembali pun sekarang bertumpahan di pipi Ayra.

Rey tersentak mendengar ucapan Ayra. Rey kira selama ini Ayra akan baik-baik saja ketika ia bersama Adley, karena memang Adley itu sahabat nya.

"Gue kira lo bakal paham akan perasaan gue Rey! Tapi nyatanya enggak!" bentak Ayra terisak-isak.

Lagi, Rey membuat kekasih nya ini menangis. Rey langsung menarik tubuh mungil Ayra kedalam pelukan nya. Ayra sempat memberontak meminta dilepaskan, namun Rey bersikeras enggan melepaskan nya.

Lama kelamaan pun Ayra melemas, mungkin tenaga nya habis akan menangis tadi juga sekarang. Ayra memukul-mukul dada bidang Rey sambil berucap bahwa Rey itu jahat.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang