[40] Pecel Lele

2.9K 128 0
                                    

Pelan namun pasti Ayra berusaha melupakan Ezra, menghapus semua luka yang di hati nya serta menghapus perasaan nya pada Ezra.

Kini ia enggan membahas apapun itu tentang Ezra, walaupun teman teman nya terkadang membahas Ezra.

Flashback off.

Rey menjadi pendengar yang baik sepanjang Ayra bercerita, dan dapat disimpulkan cinta Ayra saat itu tulus pada Ezra. Dan memang dasar nya Ezra brengsek, cewek sebaik Ayra saja masih di buang.

"Kak Ezra itu bisa dibilang cinta pertama gue, dan wajarlah saat itu gue masih umur 13 tahun masih bocah. Dan gue ngerasain cinta ya pas gue ketemu dia."

Rey mangut mangut atas ucapan Ayra. "Apa sekarang hati lo udah bener bener tertutup buat Ezra itu?"

"Maksud lo gue masih cinta sama dia?" tanya balik Ayra dan mendapatkan anggukkan dari Rey.

"Setelah apa yang dia perbuat ke gue, rasanya engga, dia terlalu brengsek."

Setelah itu mereka sama sama terdiam, Ayra yang menunggu pertanyaan pertanyaan yang akan dilontarkan oleh Rey. Sedangkan Rey yang sedang bergelut dengan pikiran nya.

"Ayra," panggil Rey.

"Kenapa?"

"Lo ada perasaan sama gue?"

Ayra mengedikkan bahu nya, "Biarin ini semua berjalan sesuai alurnya, yang jelas hati gue udah kebuka buat lo." Ayra tersenyum tulus.

Rey pun balik membalas senyuman Ayra, setidaknya Rey tidak mencintai Ayra secara sepihak. Ini semua hanya perlu waktu, itu saja.

"Yuk ke kelas," ajak Rey lalu diangguki oleh Ayra.

Mereka berjalan beriringan menuju ke kelas, kali ini sepanjang jalan mereka terus berbincang sambil sesekali tertawa kecil, padahal biasanya tidak bahkan Rey pun seolah melupakan sikap dingin nya.

"Belajar yang bener." Rey mengacak ngacak pucuk kepala Ayra.

Ketika Rey hendak pergi, Ayra memanggil nya. "Rey."

Rey berbalik dengan sebelah alis nya yang naik seolah bertanya 'ada apa?'

Ayra mendekat kearah Rey, lalu punggung tangan Ayra diletakan nya kepada jidat Rey. "Lo sehat kan?"

Rey semakin dibuat bingung, "Apaan sih lo?"

"Lo aneh banget hari ini, kemasukan setan apa sih lo?" tanya Ayra dengan muka heran nya.

Rey semakin dibuat bingung. "Ngomong apaan sih lo?"

"Biasanya lo sehari paling ngomong cuma 50 kata, lah hari ini lo banyak ngomong tau ga."

"Dasar netizen," ketus Rey.

"Lah kok gue di bilang netizen sih." Ayra tak terima.

"Iya lah, diem di omongin banyak omong juga di omongin," cibir Rey.

"Uluh uluh sejak kapan Rey jadi kaya bocah gini." Ayra berjinjit sambil mengelus ngelus kepala Rey namun makin lama kepala Rey malah seperti dipukul pukul oleh Ayra.

"Sakit, woi," ketus Rey.

"Udah ah, sana lo belajar biar pinter ya nak." Ayra berujar layaknya emak kepada anak nya.

Ayra masuk ke dalam kelas, dan apakah kalian tau keadaan kelas bagaimana?

Anak anak kelas XI IPA 1 sedang nangkring di dekat jendela bahkan tanpa terkecuali, mereka layaknya melihat artis korea dan berebut ingin melihat nya atau pun seperti emak emak yang antri sembako gratis. Seperti nya mereka baru saja mengintip interaksi Ayra dan Rey barusan. Huh dasar kepo.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang