[66] Rindu

3K 108 4
                                    

"DAYRA BANGUN!" teriakan Defan dengan suara yang seperti toa itu berhasil membuat tidur nyenyak Ayra terganggu.

Ayra menggeliat dengan mulut yang berkomat-kamit menyumpah serapahi kembaran nya itu. Bayangkan saja, pagi buta seperti ini Ayra sudah di bangunkan, menyebalkan sekali si Defan itu.

Dengan perasaan kesal Ayra bangkit dari tidur nya dan berjalan untuk menemui Defan.

"Apaan sih lo teriak-teriak begitu hah? Lo ga inget gue tuh udah selesai sekolah dan tinggal nunggu lulus berarti gue sekarang libur Fan! Gue semalem itu gadang gara-gara streaming BTS ter-" ucapan Ayra terpotong karena Defan yang menarik kepala Ayra agar menghadap ke belakang nya.

Dan Boom! Ternyata di belakang nya ada Erlang dengan pakaian rapi nya sedang menatap Ayra.

Wajah Ayra saat mengetahui ada Erlang itu benar-benar membuat tertawa Defan. Bagaimana tidak, mata nya yang membulat sempurna, mulut nya yang menganga ditambah lagi dengan penampilan acak-adul khas bangun tidur.

"Hai!" Erlang memyapa Ayra dengan melambaikan kedua tangan nya sambil tersenyum manis.

"Kok lo disini?" bisik Ayra tak percaya.

Erlang mengedikkan bahu nya, "Tadi nya mau ngajak jalan sih, tapi kayanya gak mungkin deh kalo penampilan kamu kaya gini!"

Ayra mengerucutkan bibir nya kesal, tatapan Ayra lalu mengarah pada Defan yang tak henti-henti nya tertawa.

Ayra lalu berjalan ke arah Defan dan mencubit hidung nya dengan keras hingga membuat Defan kesulitan bernafas. "PAGI PAGI YA LO UDAH BIKIN GUE DARAH TINGGI! RASAIN NIH RASAIN!"

Defan meminta ampun dengan cara menunjukan wajah paling sengsara nya dan memukul-mukul pelan tangan Ayra yang berada di hidung nya.

"Udah Ay, kasian itu si Defan!" ujar Erlabg berusaha menenangkan Ayra.

"DAHLAH MALES!" gerutu Ayra lalu berjalan dengan santai kembali ke kamar nya.

"Ini jalan nya jadi gak?" tanya Erlang yang merasa di acuhkan oleh Ayra.

Ayra menghentikan langkah nya sejenak lalu menengok kebelakang, "Tungguin aja kalo aku mau pasti turun kok!"

"Kalo gak turun?" tanya Erlang.

Dengan malas Ayra pun membalikkan kembali kepala nya kebelakang, "Itu tanda nya gak mau lah!"

Baru saja Erlang hendak kembali bertanya namun dengan cepat di poyong oleh Ayra. "Aku males ngomong, sekarang aku mau tidur dan jangan ganggu!"

Erlang kesal karena Ayra tak mau diajak jalan dan malah memarahi nya. Lalu Erlang menatap tajam Defan karena ini semua itu salah Defan.

"Lo sih ah!" tuduh Erlang pada Defan.

Defan merasa tak terima, "Kok gue sih!"

"Kalo lo gak bikin pacar gue kesel pasti gak bakal gini!"

"Kalo lo gak ngajak kembaran gue jalan pasti gak gini!" ucap Defan menirukan bicara Erlang.

"Geus lah ditu sia indit!" Defan mengusir Erlang menggunakan bahasa sunda.

"Ngomong opo koe?" balas Erlang dengan bahasa Jawa nya yang tak jelas.

"Cebong mana paham," cicit Defan dengan suara yang kecil agar tak terdengar oleh Erlang.

"Dah lah, kalo lo mau di sini terus mending lo cuciin tuh piring kotor!" Defan memberikan perintah seolah kepada seorang pembantu.

"Ogah, mending gue nonton tv di depan!" tolak Erlang mentah-mentah lalu pergi begitu saja meninggalkan Defan.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang