[8] Cuma Kebetulan

4.5K 182 3
                                    

Setelah anak kecil itu tenang, anak kecil yang diketahui bernama Farrel. "Dokter bilang, Farrel umurnya udah gak lama," ucap Farrel mulai menceritakan nya kepada Rey.

"Loh, yang tau umur manusia itu cuma Allah. Dokter gabakal bisa mungkin nentuin kapan manusia bakal mati."

"Dokter bilang gitu, berarti Farrel harus lebih kuat lagi ngelawan penyakit Farrel. Banyakin berdoa sama Allah, gaboleh murung kaya gini," lanjut Rey menasihati.

"Iya kak, Farrel harus sembuh!" senyum Farrel terbit di wajah pucat nya.

"Kakak lagi ngapain?" tanya Farrel pada Ayra, karena sedari tadi Ayra hanya berdiri di dekat tembok sambil melihat Rey dan Farrel.

Rey yang menyadari itu pun segera melihat kearah yang Farrel tunjukan, ternyata disana ada Ayra.

Ayra yang kepergok pun gelalapan, antara ingin kabur atau menghampiri Rey. Ayra pun hanya menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Ngapain lo?" tanya Rey datar.

"Sini kak sini," ajak Farrel sambil menepuk nepuk kursi samping Rey.

"Hehe, maaf ya kakak nguping." Ayra hanya cengengesan.

"Gapapa kok kak," ujar Farrel tersenyum lebar.

"Lah, kamu kenapa gak main sama yang lain?" tanya Ayra berusaha menghindari tatapan Rey.

"Farrel pengen sendiri," jawab Farrel yang jelas jelas berbohong.

"Bohong itu dosa loh," tukas Ayra, karena jelas sekali Farrel berbohong, Ayra bisa lihat dari sorot matanya.

"Hm, Farrel gamau temen-temen Farrel tau."

"Tau apa?" potong Ayra.

"Jangan di potong!" kesal Rey.

"Next!" ucap Ayra menghiraukan ucapan Rey.

"Farrel gamau temen-temen Farrel tau kalo Farrel penyakitnya makin parah terus mereka pada sedih," Farrel menghela nafas nya panjang. "Apalagi kalo Farrel udah divonis umurnya sebentar lagi," lanjut Farrel sambil menunduk.

Ayra yang tak tega melihat Farrel, segera mendekap tubuh mungil Farrel sambil mengelus lembut punggung Farrel.

"Dokter bukan tuhan yang bisa nentuin kapan manusia bakal meninggal."

"Sutt, udah Farrel jangan nangis, tar ganteng nya ilang loh," ujar Ayra.

"Iya loh tar kalah ganteng sama kakak," sambung Rey percaya diri.

"Gantengan Farrel dong!" Farrel langsung melepas pelukan nya dari Ayra lalu tersenyum bahagia.

"Iya dong gantengan Farrel!" bela Ayra.

"Yeh, gantengan juga gue daripada lo!" dengan bangga nya Rey berkata.

"Iya lah, kan lo cowo sedangkan gue itu cewe, gimana sih!"

"Kak Ayra yang paling cantik ko!" ujar Farrel membuat Ayra senang.

"Paling cantik diantara kita bertiga!" lanjut Farrel, lalu tertawa terbahak bahak.

Seperti sudah dibuat terbang, lalu dijatuhkan lagi ke bawah. Ayra tadinya sempat kesal, namun Ayra urungkan ketika melihat Farrel yang tertawa bahagia.

Setelah itu mereka pun tertawa bersama. Saat itu, Ayra bisa melihat sikap Rey yang jauh dari kata dingin dan datar, yang ada hanyalah sikap lembut dan ceria nya.

Ternyata Rey bisa lembut banget kalo sama anak kecil, batin Ayra.

"Udah kaya keluarga kecil aja kalian," Haris tiba tiba menghampiri Rey, Ayra dan Farrel.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang