Flashback on.
Saat Ayra membuka mata nya, yang ia lihat hanya sebuah ruangan yang gelap serta ia yang duduk sambil diikat kaki, tangan serta mulut nya oleh lakban.
Seingat nya, kemarin ia pergi ke taman lampion untuk menemui Vivian, lalu tiba-tiba ia dihantam oleh sebuah balok besar hingga membuat ia pingsan dan kelanjutan nya ia tak tahu apa-apa.
Ayra ingin sekali berteriak sekencang-kencang nya untuk meminta bantuan. Tetapi, hal itu tidak mungkin karena mulut nya yang di lakban membuat nya tak dapat berkata apa-apa.
Ayra menangis dalam diam saat itu. Ayra takut, dada nya berdegup dengan kencang saking takut nya.
Tak lama, terdengar suara langkah kaki seseorang. Semakin lama langkah kaki itu semakin terdengar jelas, tanda nya orang itu mendekat kearah Ayra.
Ayra merasa waa-was saat itu, sangat. Pikiran Ayra sudah dipenuhi oleh pikiran pikiran negatif saja.
"Akhirnya kamu bangun, sudah lama saya menunggu kamu bangun!" ucap seseorang yang masih terlihat samar samar di mata Ayra.
Ayra menggeleng-geleng kan kepala nya, jangan sampai orang yang suara nya terdengar seorang lelaki itu melakukan hal yang aneh-aneh pada dirinya.
Ketika lelaki itu semakin dekat dengan Ayra akhirnya Ayra dapat melihat siapa wajah lelaki itu.
Wajah lelaki itu terlihat sangat menyeramkan, bekas sayatan di pipi nya yang lumayan besar menambah kesan menyeramkan lelaki itu. Tidak di pungkiri, lelaki itu mempunyai paras yang tampan namun sisi seram nya lebih menyorot.
Mata Ayra membulat ketika lelaki itu menyentuh dagu Ayra lalu membelai pipi Ayra juga yang dipenuhi bekas-bekas air mata.
"Don't cry baby!" bisik lelaki itu tepat di telinga Ayra hingga membuat bulu kuduk Ayra meremang.
Ayra berusaha melepaskan tengan lelaki itu yang berada di pipi nya dengan cara menggelengkan kepala nya keras-keras.
Merasa ada pemberontakan dari Ayra, lelaki itu mengerang kesal. Lalu menarik paksa lakban yang berada di mulut Ayra hingga membuat Ayra meringis kesakitan.
"Lepasin!" kata Ayra dengan suara yang sendu akibat menangis.
"HAH? LEPASIN? LO UDAH BIKIN ADEK GUE MENDERITA DAN LO JUGA HARUS NGERASAIN MENDERITA NYA GIMANA!" bentak si lelaki itu tepat di depan wajah Ayra.
"Maksud lo apa?" tanya Ayra kebingungan.
"Lo yang bikin adek gue masuk rumah sakit! Dan seharusnya lo juga ikut ngerasain gimana sakit nya adek gue!"
Penuturan dari lelaki itu cukup membuat Ayra terkejut. Pikiran Ayra langsung tertuju pada Adley yang sedang di rawat di rumah sakit, ya pasti Adley.
"ADLEY MASUK RUMAH SAKIT GARA-GARA LO!" lelaki itu terus membentak Ayra dengan kasar.
Plakkk!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi sebelah kanan Ayra. Rasa panas akibat tamparan itu menjalar sampai ke kepala nya hingga membuat kepala Ayra pusing.
Ingin melawan pun rasa nya mustahil. Dengan tangan dan kaki yang diikat ini membuat Ayra semakin merasa pasrah akan apa yang ingin di lakukan lelaki di hadapan nya.
Plakkk!
Kini pipi sebelah kiri Ayra yang mendapat bagian tamparan. Tamparan kali ini terasa lebih keras hingga membuat wajah Ayra terhuyung kearah kanan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
Fiksi RemajaPertemuan Dayra Aqila dan Reynand Graha selalu di bumbui dengan perdebatan dan perselisihan. Hingga akhirnya Rey terlibat dalam sebuah taruhan, yakni menaruhkan Ayra. Karena Rey merasa bertanggung jawab akan taruhan itu, Rey memutuskan untuk menjadi...