"Setelah itu, papah sama mamah meninggal di tempat kejadian," lanjut Rey dengan nada yang lirih.
Ayra pun tersentuh akan cerita kelam masa lalu Rey. Ayra tak pernah menyangka hidup Rey begitu menyakitkan. Ayra mengusap-ngusap punggung Rey lembut.
"Udah ya, kita berdoa buat mamah sama papah," ujar Ayra lalu diangguki oleh Rey.
Setelah selesai berdoa, Ayra dan Rey memutuskan untuk pulang ke rumah karena hari pun sudah mulai sore.
Dalam perjalanan, Ayra banyak bercerita tentang kehidupan nya terutama tentang kakak-kakak nya. Dan Rey pun sesekali terkekeh mendengar cerita kekasih nya itu.
Tiba-tiba saja, ponsel Rey bergetar dan ketika dilihat ada panggilan masuk. Ayra tak melihat nya dan mungkin itu dari teman nya, pikir Ayra.
Rey menepikan sejanak mobil nya untuk mengangkat telepon yang masuk itu.
"Halo?"
"..."
"Iya tante, Rey langsung ke sana."
"..."
Panggilan diputuskan oleh Rey. Lalu Rey menatap tak tega ke Ayra. Dan Ayra pun bingung akan perubahan sikap Rey yang tiba tiba berubah ini.
"Kenapa?" tanya Ayra.
Rey menghela nafas nya berat, "Gue harus ke rumah nya Adley, penyakit dia kambuh lagi."
Ayra mengangguk, "Terus gimana?"
"Lo pulang sendiri ya, soal nya ini darurat banget," ucap Rey berhati-hati.
Ayra mengerutkan kening nya, maksud nya Rey mengusirnya agar keluar dari mobil nya begitu? Lalu Ayra harus pulang sendirian di jalan yang sepi ini? Gila sih.
"Atau lo mau ikut gue aja ke rumah Adley?" Rey menawarkan pilihan kedua.
Tidak tidak, Ayra ikut ke rumah Adley? Yang ada nanti di sana Ayra malah jadi kambing conge lagi. Makan hati.
"Enggak deh, gue turun di sini aja tar gue minta jemput abang gue." Ayra masih memaksakan agar tersenyum.
Jujur saja lah, hati Ayra layaknya di sobek-sobek oleh Rey. Rey bahkan lebih memprioritas kan sahabat kecil nya itu dibandingkan pacar nya sendiri.
Ayra keluar dari mobil Rey, lalu beberapa detik kemudian Rey melajukan mobil nya meninggalkan Ayra sendirian.
Ayra mendongakan kepala nya berharap agar air mata nya tak turun. Ia malas jika harus menangis gara gara suatu masalah, terkesan cengeng.
Tes. Setetes air hujan jatuh menerpa wajah Ayra. Dan benar saja, setetes demi setetes hujan itu turun menjadi sebuah hujan yang lumayan deras.
Hujan yang turun kali ini, layaknya mewakili perasaan Ayra yang kembali di buat patah oleh Rey.
Senyum Ayra merekah, entahlah tersimpan makna apa dibalik senyum itu. Tangan Ayra ia angkat ke atas lalu ia berteriak sekencang kencang nya.
Rasanya Ayra ingin melepaskan senua beban yang ia tanggung kali ini. Bahkan Rey, lelaki yang seharusnya menjadi sandaran nya kini malah memilih wanita lain. Semenjak kehadiran Adley, sekarang Ayra merasa tersisihkan dari hati Rey.
Ayra benci semua nya. Seharusnya Ayra bisa lebih mengontrol perasaan nya akan lawan jenis nya. Cukup Ezra saja yang dulu telah mengobrak abrik hati nya.
Dan Ayra pun seharusnya bisa menerima resiko yang akan terjadi jika ia membuka hati nya kembali. Ia kembali terluka.
Resiko itu sudah Ayra rasakan sekarang. Hati nya kembali patah akan seorang lelaki. Akibat rasa nya yang terlalu besar, sehingga rasa sakit nya pun terasa sangat pedih kali ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/198871393-288-k471866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
Roman pour AdolescentsPertemuan Dayra Aqila dan Reynand Graha selalu di bumbui dengan perdebatan dan perselisihan. Hingga akhirnya Rey terlibat dalam sebuah taruhan, yakni menaruhkan Ayra. Karena Rey merasa bertanggung jawab akan taruhan itu, Rey memutuskan untuk menjadi...