Hari senin, hari dimana siswa siswi SMA CENDIKA dipanaskan, upacara. Harus berpanas panasan dibawah terik matahari ditambah lagi harus mendengarkan ocehan guru yang menyampaikan amanat nya.
"Paan dah, amanat itu itu terus!" gerutu Fara pada Ayra.
Fara, adalah sahabat Ayra dari kecil. Sahabat Ayra yang lainnya ada Sasa dan Vivian. Namun sekarang Sasa dan Vivian entah berada di mana.
Karena posisi salah satu guru dekat dengan Ayra,ia pun terpaksa berbisik. "Stt... jangan berisik upil, tuh diliatin sama pak Tomo!"
"Kalian jangan berisik!" bentak pak Tomo tiba tiba berada di samping Fara.
"Setan!" umpat Fara terkaget, untungnya pak Tomo tidak mendengarnya.
Setelah 45 menit upacara berlangsung, akhirnya siswa siswi diperbolehkan menuju kelas nya masing masing.
Sepanjang jalan, Fara terus saja menyumpah serapahi kepala sekolah yang tadi berpidato panjang sekali.
"Kesel banget deh gue!" Sepanjang jalan Fara terus saja berceloteh membuat Ayra kesal.
"Ngomel nya di depan kepala sekolah aja sono jangan ke gue," semprot Ayra menatap tajam Fara.
"Gue kesel Ay sama tuh kepala sekolah." Ayra hanya acuh tak acuh mendengar ucapan Fara.
"Udah lupain aja, mending kita cepet ke kelas kan nanti ada pelajaran bu Cecil," Sedetik kemudian Ayra langsung menarik tangan Fara agar lebih cepat berjalan nya.
Saking terburu buru nya Ayra, sampai sampai ia tidak memperhatikan jalan nya. Jadilah ia menabrak seseorang.
Brukk..
"Aduh, sorry ya!" Karena tersungkur Ayra langsung menunduk sambil membersihkan rok nya yang kotor tanpan melihat orang yg ditabrak nya.
"Jalan pake mata!" Lalu lelaki itu meninggalkan Ayra yang masih menunduk.
"Gila aja, sikap si Rey udah kaya es batu" Sedari tadi Fara hanya terdiam menatap cowok yang kata nya bernama 'Rey'.
"Siapa Rey?" celetuk Ayra polos.
"Ih lo kudet banget sih lo, si Rey tuh cowo yang disukain cewek-cewek disini. Iya sih dia ganteng, tapi sikap dia kaya es batu ya jadinya gue mah kurang suka sama dia," cerocos Fara panjang lebar sambil terus memperhatikan punggung Rey yang kian lama menghilang.
"Tap-" ucapan Ayra terpotong karena teriakan dari Sasa dan Vivian yang terdengar dari belakang mereka.
"Ayra Fara!"
"Ga usah teriak-teriak lah, sakit telinga gue!" sembur Fara.
"Kalo gue ga teriak lo berdua ga bakal denger!" balas Sasa menantang Fara.
"Ya kalo teriak yang lembut kek,emang dasar toa!" Tak mau kalah Fara pun balik menantang Sasa.
Sasa dan Vivian juga adalah sahabat Ayra. Fara adalah sahabat Ayra dari SD, sedangkan Sasa dan Vivian adalah sahabat dari SMP.
"Ngapain dah lembutin lo!"
"Cape gue denger kalian debat terus!" gumam Vivian sambil menatap tajam Fara dan Sasa.
"Sana deh kalian debat aja di pengadilan!" kesal Ayra, lalu meninggalkan sahabat sahabatnya.
***
Kring..Kringg..Kringgg
Bunyi bel istirahat membuat para siswa siswi yang sedang berkutat pada pelajaran bersorak ria, akhirnya bisa terbebas dari pelajaran yang membuat otak mumet.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
Novela JuvenilPertemuan Dayra Aqila dan Reynand Graha selalu di bumbui dengan perdebatan dan perselisihan. Hingga akhirnya Rey terlibat dalam sebuah taruhan, yakni menaruhkan Ayra. Karena Rey merasa bertanggung jawab akan taruhan itu, Rey memutuskan untuk menjadi...