[49] Masa Lalu Rey

2.8K 111 1
                                    

Bel pulang telah menggema seantero sekolah. Siswa siswi pun langsung berhamburan menuju ke rumah nya masing masing.

Rey berjalan santai ke kelas Ayra. Kali ini Rey ingin membawa Ayra ke suatu tempat yang menurut Rey adalah tempat yang menenangkan.

Ketika Rey sampai di depan kelas Ayra, ia melihat Ayra sedang memasukkan buku buku nya ke dalam tas nya. Rey menunggu Ayra hingga ia selesai melakukan aktifitas nya itu.

Selang beberapa menit kemudian, Ayra menoleh kearah pintu dan menemukan Rey yang sedang berdiri disana. Senyum Ayra merekah ketika melihat Rey tersenyum tipis pada nya.

Lalu, mereka pun berjalan beriringan menuju parkiran. Kebetulan kelas XI IPA 2 letaknya tak jauh dari parkiran. Mereka berjalan beriringan tanpa ada pembicaraan ataupun lainnya.

Kali ini Rey membawa mobil nya karena kali ini cuaca sangat panas jadi ia malas jika harus berpanas panasan dengan motor.

Rey langsung menjalankan mobil nya menuju tempat yang di tuju oleh Rey. Sedangkan Ayra hanya diam dengan seribu pertanyaan di otak nya.

"Hm, kita mau kemana sih Rey?" tanya Ayra memecah keheningan.

"Ke tempat orang tua gue," jawab Rey sekenanya.

Deg. Apa katanya tadi? Ayra akan di kenalkan kepada kedua orang tua Rey? Oh tidak.

Debaran jantung Ayra berpacu cepat. Kini ia gugup, bagaimana tidak ia akan dikenal kan kepada calon mertua nya, eh.

Hingga tibalah di tempat tujuan mereka. Ayra menyeringitkan dahi nya bingung. Tempat pemakaman umum. Maksud nya apa?

Rey dan Ayra keluar dari mobil. Dalam pikiran Ayra sudah berkecamuk banyak pertanyaan. Namun, jika ditanyakan kepada Rey pasti jawaban nya tidak akan memuaskan.

Rey dan Ayra menyusuri gundukkan-gundukkan tanah yang tersusun rapi dan batu nisan yang terpajang di sana.

Hingga tibalah di dua buah makam yang bernama kan. 'Seno Adiputra Darmawan' dan samping nya 'Desilia Darmawan.'

Rey berjongkok di depan kedua makam tersebut dan Ayra ngikut saja.

"Assalamualaikum, mah, pah," ucap Rey sambil mengusap-ngusap nisan kedua orang tua nya bergiliran.

Dapat Ayra simpulkan, bahwa orang tua Rey itu sudah meninggal. Jujur saja, Ayra baru tahu soal ini, meskipun kedua kakak nya bersahabat baik dengan Rey dan kakak nya Rey. Namun, Ayra tak pernah tahu soal ini.

"Mah, Pah, kenalin ini Ayra. Dia cewek yang berhasil melelehkan es di hati Rey." Ayra tersipu malu ketika mendengar penuturan Rey barusan.

"Dan Ayra, gak perlu gue jelasin lagi kan orang tua gue ada dimana dan nama nya pun lo udah tau," ucap Rey dengan senyuman nya,senyum yang amat tulus.

"Kenapa kedua orang tua lo bisa meninggal? Dan waktu nya pun sama," tanya Ayra berhati hati.

Flashback on.

8 tahun yang lalu.

Pada hari itu, rumah Rey sedang sibuk sibuk nya persiapan untuk ulang tahun Rey yang ke 9 tahun yang akan di rayakan besok.

Rey bahkan mendekor rumah nya ini hanya bertiga dengan Fawaz dan seorang asisten rumah tangga nya. Kedua orang tua nya yang selalu sibuk membuat mereka tak pumya waktu untuk kedua anak nya.

"Kak, balon nya udah di pasang semua?" tanya Rey kepada Fawaz.

Fawaz mengangguk antusias. "Udah dong!"

"Wah, bagus ya kak," takjub Rey dengan senyuman lebar nya.

"Iya dong, kan kakak yang ngerjain nya," ujar Fawaz bangga.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang