Di sebuah aula hotel mewah kini Ayra berada. Suasana nya sangat lah ramai oleh tamu undangan acara pertunangan Ayra dan Erlang.
Ya, hari ini adalah hari pertunangan Ayra dan Erlang. Selama seminggu kebelakang, keluarga Ayra maupun Erlang sangat riweuh apa persiapan acara pertunangan ini.
Ayra tampak cantik dengan gaun yang melekat di tubuh mungil nya. Begitu juga dengan Erlang yang tampan dengan balutan jas hitam nya yang menambah kesan wibawa nya.
Banyak teman-teman SMA nya yang datang ke acara Ayra dan Erlang ini, dan mereka pun ikut senang akan pertunangan Ayra dan Erlang ini meskipun masih ada beberapa yang menyayangkan mengapa Ayra tidak dengan Rey.
Acara akan dimulai sekitar 15 menit lagi. Keringat dingin membasahi telapak tangan Ayra. Hati nya terasa tidak enak, dan terus saja jedak-jeduk seperti ingin keluar.
Berkali kali Ayra menghembuskan nafas nya berharap agar rasa gugup dam rasa tidak enak nya menghilang, namun nihil.
Erlang yang berada di samping Ayra pun sadar akan perubahan raut wajah Ayra yang tampak tak tenang. Lalu Erlang mengajak Ayra untuk ke tempat yang lebih sepi.
"Kamu kenapa?" tanya Erlang dengan lembut.
Ayra menggelengkan kepala nya, "Aku gakpapa kok."
Erlang menggenggam tangah kekasih nya ini, "Ayo bilang, kamu kenapa?"
Dengan satu tarikan nafas, Ayra berbicara, "Perasaan aku gak enak."
"Apa yang kamu pikirin?" Sebenarnya Erlang mengetahui apa yang Ayra pikirkan namun Erlang hanya ingin mengetes Ayra apakah ia akan berkata apa yang dia pikirkan atau tidak.
Baru saja Ayra membuka mulut nya, suara panggilan dari seseorang membuat pembicaraan Erlang dan Ayra harus dihentikan.
"Gue cariin lo berdua ke penjuru aula ini ternyata ada disini! Cepet tuh di suruh siap-siap sama Bunda!" omel Defan dengan nafas yang ngos-ngosan.
Erlang dan Ayra pun menghampiri keluarga mereka. Acara seperti nya akan di mulai.
Sebelum acar dimulai, seorang pembawa acara menyampaikan beberapa susunan acara dari mulai pembukaan hingga sambutan dari keluarga Erlang.
Dan tibalah pada acara inti nya yaitu acara pertunangan Erlang dan Ayra.
Erlang dan Ayra berada di tengah-tengah kerumunan tamu undangan. Ayra dan Erlang bahkan terlihat seperti seorang pangeran dan putri.
Erlang hendak menyematkan sebuah cincin emas yang sederhana namun terlihat mewah itu di jari manis Ayra.
Belum juga Erlang menyematkan cincin pertunangan nya pada jari Ayra. Suara seseorang berhasil membuat seisi tamu undangan tak terkecuali Ayra dan Erlang menoleh ke arah nya.
"AYRA!" ucap seorang lelaki dengan suara yang lantang.
Ayra membulatkan mata nya tak percaya akan orang yang memanggil nya barusan.
Dada nya tiba-tiba bergemuruh hebat, tangan nya di dominasi oleh keringat dingin juga badan nya yang terasa lemas membuktikan bahwa Ayra benar-benar kaget akan kehadiran orang itu.
"Rey," gumam Ayra sambil menatap Rey dengan intens.
Rey berjalan mendekati Ayra tanpa rasa malu sedikitpun karena di perhatikan oleh seluruh tamu undangan.
Ketika sudah berada di hadapan Ayra, Rey menatap Ayra dengan tatapan yang sulit diartikan. Ditambah lagi dengan suasana yang sunyi, layaknya sekarang sedang ada pertunjukan drama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reynand
Novela JuvenilPertemuan Dayra Aqila dan Reynand Graha selalu di bumbui dengan perdebatan dan perselisihan. Hingga akhirnya Rey terlibat dalam sebuah taruhan, yakni menaruhkan Ayra. Karena Rey merasa bertanggung jawab akan taruhan itu, Rey memutuskan untuk menjadi...